Maaf telat memperbarui. Padahal harusnya masih on going revisi.. Kelupaan😢
Happy reading...
.
.
."Senior Lee-Jun mengalami kecelakaan dan dilarikan kerumah sakit!"
"Kau menyukai seseorang yang lebih tua darimu?"
"Aku hanya menghargai senior Lee dan aku tidak memiliki perasaan yang lebih dengannya. Senior Min, maafkan aku."
Hwa-Eun membuka mata ketika serpihan mimpi masa lalunya kembali menghampiri. Ilusi yang terasa nyata, ingin dihindari namun semuanya sudah kepalang terjadi.
"Aku tidak sengaja membangunkanmu nak, tidurlah lagi. Maaf ya" ucap nenek Kang penuh kelembutan disaat Hwa-Eun terbangun karena usapan lembut di kepalanya.
"Tidak nek, tidak apa. Hwa-Eun hanya terbangun saja." Alihnya. Hwa-Eun sedikit mengabaikan mimpinya, ternyata mengingat masa lalu bisa berpengaruh pada bunga mimpinya. Apa kabar Senior Lee-Jun ya? Kuharap senior baik-baik saja.
Nenek Kang tersenyum lembut. Mata tuanya menatap Hwa-Eun dengan penuh perhatian. "Apa ini milikmu? Kalung yang indah.. Apa anak Nyonya Ryu yang memberikan padamu?" tanya Nenek Kang saat mendapati sebuah kotak beludru di atas nakas.
Hwa-Eun menatap kotak yang di bawa sang nenek. Matanya menatap jemarinya yang sedikit gusar. "Tadi perawat datang membawa makanan untuk nenek, akan aku panaskan lagi jika nenek ingin" alibi Hwa-Eun yang berusaha menghindari pertanyaan sang nenek dengan membawa baki makanan itu untuk dipanaskan kembali.
"Nak, jangan seolah kau menghindari pertanyaan nenek."
Hwa-Eun terdiam kini dirinya melangkah mendekat, seolah bersalah atas apa yang baru saja dia lakukan. "Maafkan aku nek, bukan maksud Hwa-Eun ingin menghindari pertanyaan nenek tentang kalung itu. Sebenarnya memang benar itu dari Ji-Min-ssi putra nyonya Ryu Da-Hye"
Nenek Kang tersenyum terlihat dari raut muka keriputnya yang kini menjadi sumringah, kemudian meraih telapak tangan Hwa-Eun untuk di genggam. "Nenek itu sudah tua, untung kau memiliki aku setelah orang tuamu meninggalkan kita semua. Setidaknya sayang, kau perlu untuk mencari seseorang untuk menemanimu. Nenek ini sudah tua, nenek bisa saja meninggalkanmu dalam waktu dekat"
"Nek.. Jangan katakan seperti itu lagi" sahut Hwa-Eun sedih saat mendengarkan ucapan sang nenek barusan. Hwa-Eun hanya tidak ingin ditinggal keluarganya lagi setelah kedua orang tuanya mengalami kecelakaan maut empat tahun lalu.
Nenek Kang kembali tersenyum, "Aku sudah mengatakan padamu kapan lalu. Sekarang berjanjilah pada nenek, sayang. Pikirkan baik-baik tentang ini." kata nenek Kang hati-hati. Hwa-Eun menatap nenek Kang dengan mata berkaca-kaca, memeluk sang nenek dengan hangat.
"Hwa-Eun akan cari jawaban yang tepat nek, Hwa-Eun janji."
***
Ji-Min menatap arloji miliknya. Menatap detik yang berjalan memutar ke kanan. Dia tahu waktu akan terus berlalu. Sejak dua hari lalu dia selalu menanti jawaban dari wanita yang dia cintai, itu adalah hari yang mendebarkan baginya setiap hari.
Terkadang dirinya merasa takut jika jawaban yang diberikan Hwa-Eun tidak sesuai dengan ekspektasinya saat ini, tapi Ji-Min mengerti atas semua itu, Hwa-Eun memiliki kehendak atas menentukan kehidupannya. Entah itu menerimanya atau menolaknya. Ji-Min hanya bisa menanti jawaban itu dan pasrah saja jika Hwa-Eun benar-benar menolaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi, Hwa ; Serendipity. [on revisi]✔️
FanficAwalnya Hwa-Eun bersama Yoon-ki, namun kehidupan rumah tangga mereka retak dan memulai berpisah secara baik-baik. Hwa-Eun memilih tinggal di Busan dan bertemu dengan Ji-Min. *** Song Hwa-Eun adalah wanita yang tangguh setelah bercerai dengan suamin...