27

437 44 2
                                    


Di sunyinya malam, hati Jieun di temani oleh rasa kalang kabut. Rasa benci dan amarah yang ia pendam sedari tadi tak kunjung sirna-terus menggiang di pikirannya. Malam yang biasanya ia habiskan bersama Jungkook, membuatnya merasa kesepihan saat ini. Kursi yang biasanya tempat mereka bersarang bersama, kini terasa dingin.

Kenangan indah yang mereka buat di depan latar ini terus tersirat di pikiran Jieun. Rindu dan amarah kian bergelut di hati Jieun. ingin ia memaafkan kesalahan Jungkook tadi, tapi berat. Karena apa yang ia perbuat tadi sudah keterlaluan.

" Jieun-ah!! " Suara panggilan Jimin membuyarkan lamunan Jieun.

Tak jauh dari JIeun berada, Jimin tampak lari kepadanya dengan sekeranjang berisi makanan dan senyuman hangat di wajah, " Ayo ikut aku " ujar Jimin dengan nafas tersengal - sengal.

" Kemana? " Belum selesai bertanya, dengan secepat kilat Jimin menggenggam tangan Jieun dan membawanya pergi dari kerajaan.

Indahnya sinar rembulan, di tambah dengan ribuan kunang - kunang bertebaran di langit layaknya sebuah bintang di langit. Menghiasi taman bunga yang sering mereka berdua kunjungi. Mata Jieun berbinar karena pemandangan indah yang ia lihat saat ini. Taman yang biasanya tampak indah di matanya saat siang hari, dalam sekejap merubah pandangannya. Ternyata tanpa sepengetahuan Jieun, taman ini tampak seratus kali lebh indah saat malam.

Jimin melepaskan genggaman tangannya dari Jieun, menaruh keranjang yang berisikan makanan dan duduk di sampingnya. Ulasan senyuman tak kunjung lepas dari wajah Jimin saat ia melihat wajah takjub Jieun, " Ayo duduk. Sini di sebelahku "

" Indah sekali taman ini saat malam. Kenapa baru sekarang kamu memberitahuku ini? " Geram Jieun, seraya duduk di sebelah Jimin. Jimin hanya terkekeh kecil melihat kegeraman Jieun.

" Sebenarnya aku tidak ingin membagi pemandangan ini dengan siapa - siapa. Tapi karena hari ini hari yang spesial, aku ingin mengajak orang yang spesial di hatiku untuk ke mari. Menemaniku menyaksikan indahnya pemandangan ini " Jelas Jimin.

Entah bisikan atau mantra apa yang tiba - tiba merasuki hati Jieun. Hatinya terasa tenang saat melihat wajah Jimin. Hidungnya yang mancung, kulitnya yang mulus, di tambah dengan lirikan matanya yang menggoda. Membuat hati Jieun tak hentinya berdesir. Di tambah lalgi dengan suaranya yang manis.

"Memangnya, kenapa hari ini bisa jadi hari yang spesial? Bukannya hari ini kamu terluka karena serangan itu?! "

" Yang kamu ucapkan itu benar Ji. Hari ini aku memang kurang beruntung, tapi hal itu tidak bisa menghentikan tekadku malam ini "Jimin meraih tangan Jieun, mengecupnya perlahan lalu mengelusnya.

Sentuhan halus Jimin berikan di jari manis Jieun, ia menatap lekat jari itu dengan senyuman manis di wajah, " Ji, tolong ingat ucapanku ini "

" Apa itu? "

" Kelak nanti, pasti aku akan memasangkan cincin emas di jari manis ini " Dunia seakan berhenti dalam sekejap. Ucapan yang Jimin lontarkan membuat Jieun terdiam dengan rasa sesak di dada, " Kamu mengijinkanku kan Ji? "

" Jimin-ah ... "

Dengan jarak yang sedekat ini, Jieun dapat melihat jelas mata Jimin yang berkaca - kaca. Begitu juga dengan Jimin, tatapan mata Jieun yang sayu, wajahnya yang cantik, hidung mancung, dan terakhir bibir mungilnya yang menggoda. Setiap kali Jimin menatap wajah itu, ia tak dapat berhenti mengagumi kuasa tuhan ini.

Tatapan mereka semakin lama semakin memabukkan. Menimbulkan benih - benih cinta di hati merka. Layaknya sebuah bunga, benih yang sebelumnya kecil, lama kelamaan akan tumbuh menjadi besar. Layaknya rasa cinta yang ada di hat mereka.

My Princess [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang