20

609 51 3
                                    


Dentingan pedang terdengar di malam hari yang kelam ini. Obor api menyala menerangi ruangan yang di kelilingi oleh kayu. Dengan tenaga yang masih melimpah, Jimin dan Jennie menjalani malam yang kelam ini dengan berlatih. Peluh keringat menghujani tubuh mereka yang sedari tadi terus berlatih tanpa istirahat. Puluhan senjata untuk perang tergeletak, berserakan di lantai. Suara nafas mereka tersengal – sengal, sekujur tubuh mereka terasa lemas hingga akhirnya mereka duduk istirahat setelah sekian lamanya berlatih.

Mereka istirahat hanya dengan meminum seguci air putih, tanpa makanan pendamping lainnya. Jennie menatap wajah Jimin yang sedari tadi melamun, seketika sesuatu muncul di benaknya. Jennie tahu kalau Jimin tengah ada masalah, “ Jimin-ah, ada apa denganmu? “

Jimin mengusap berkali – kali wajahnya, menghentikan lamunan yang sedari tadi menghampirinya. Embusan nafas kasar lolos dari mulutnya, “ Aku baik – baik saja “

“ Bohong, aku tahu kamu lagi ada masalah “ Jennie menepuk pundak Jimin berkali – kali, mencoba menghilangkan semua beban yang ada di hatinya.

“ Kenapa cinta itu sulit untuk digapai Jen? “ Hati Jennie tersontak terkejut saat mendengarkan pertanyaan Jimin. Ia tidak menyangka kalau orang sekeras Jimin ini tengah merasakan cinta, dan ia tahu persis siapa orang yang berhasil mendapatkan hati Jimin.

“ Jieun ... “ Batin Jennie. Gadis yang muncul di benak Jennie adalah Jieun, mungkin sembilan puluh sembilan persen benar. Karena siapa lagi perempuan yang ada di kerajaan ini yang berhasil mendapatkan hati para Pangeran.

“ Jimin-ah, aku tahu apa yang tengah kamu rasakan. Karena aku pernah mengalaminya, cinta bertepuk sebelah tangan “ Jennie seketika teringat dengan Taehyung. Lelaki idamannya yang susah untuk ia raih.

Jimin menepuk pundak Jennie sambil tersenyum, “ Kita berdua memiliki nasib yang sama “ Jennie tertawa mendengarkan ucapan Jimin, begitu juga dengan Jimin. Karena ia berpikir kalau ucapannya itu agak lucu.

Ketika takdir menurunkan hal yang pahit kepada mereka. Di saat itu pun Jimin dan Jennie terus berjuang untuk menghapusnya, akan tetapi ketika takdir cinta menimpa mereka. Tidak ada yang bisa mereka lakukan, mereka hanya pasrah menerima semuanya. Cinta yang selalu mereka dambakan selama ini, tak kunjung datang. Di saat semua orang tengah menikmati bagaimana rasanya untuk di cintai, hanya mereka yang tidak. Bertahun – tahun berjuang dan berlatih di medan perang, membuat mereka melupakan masa – masa remaja mereka. Masa yang seharusnya di buat untuk bersenang - senang, mereka siakan demi kerajaan.

Banyak orang mencintai mereka karena perjuangan, tapi bukan karena cinta atau kasih sayang yang sesungguhnya. Ribuan permintaan untuk perjodohan, mereka tolak mentah – mentah dengan keras. Karena mereka ingin mencari cinta sejati mereka sendiri, bukan dengan bantuan orang lain. Tetapi, ketika mereka sudah menemukan orang yang mereka cintai. Giliran cara mendapatkan hatinyalah yang susah dan perlu banyak perjuangan.

“ Aku harus istirahat yang banyak “ Jimin memijat leher dan lengannya yang kaku akibat terlalu banyak latihan.

Usai perbincangan yang singkat tadi, Jimin dan Jennie memutuskan untuk istirahat dan melanjutkan latihannya besok pagi. Dalam perjalanan menuju kamar, Jimin tidak sengaja melihat Jungkook dan Jieun yang tampak tengah bermesraan sambil makan bersama. Jimin menghembuskan kasar nafasnya, ia tidak terima saat melihat Jieun dekat dengan Jungkook. Meskipun Jungkook adalah orang yang menyelamatkan nyawa Jieun, tapi tetap saja bagi Jimin, Jungkook harus menghindar dari Jieun.

Jimin mendengus kesal seraya berjalan menuju kamarnya, ia membanting kasar pintu kamarnya dan merebahkan tubuhnya di ranjang. Kepalanya seketika pusing saat memikirkan kedekatan Jungkook dengan Jieun. Jimin memijat pelan kedua pelipisnya sambil mengatur nafasnya. Suara ketukan pintu mengganggu ketenangan hati Jimin, ia segera bergegas membukakan pintu kamarnya dan ternyata yang satang adalah Namjoon, “ Hyungnim, kenapa kamu kemari? “

My Princess [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang