Season 2 (1)

469 52 4
                                    


" Kejar mereka!! " 

Tubuh Jimin seketika gegabah menarik tangan Jieun, untuk keluar dari ruangan. Di buntuti oleh Jin dan Taehyung. Keberadaan Raja dan Ratu sudah terjaga aman, begitu juga dengan warga lainnya, bergegas untuk segera di evakuasi. Tapi tidak untuk keempat orang ini, tak ada satu penjaga pun yang melindungi mereka. 

Mereka berempat lari semakin jauh, keluar dari kerajaan, dan semakin masuk ke dalam hutan. Karena perajurit Yoongi yang sudah mengepung memenuhi satu kerajaan, alhasil Jimin, Jin, dan Taehyung tak punya kesempatan untuk mengambil pedang dan baju perang mereka. 

Nafas mereka terseggal - senggal. Jieun sedikit merintih kesakitan karena tarikan tangan Jimin, membuat pergelangannya linu dan membuat bekas merah di sana. 

" Jimin-ah, lepaskan tangan Jieun. Dia kesakitan  nanti ", pinta Jin. Saat melihat raut muka Jieun yang kesakitan. 

" Maafkan aku Ji ". Jimin melepaskan genggamannya dari Jieun, ia cukup sontak terkejut melihat pergelangan Jieun memerah. " Ji, kamu baik - baik saja kan? " 

Jieun menjawab pertanyaan Jimin dengan anggukan kecil. 

" Hyung, gimana nasib kita sekarang? ", tanya Taehyung. 

Karena sibuk untuk melarikan diri, mereka berempat baru saja sadar kalau mereka semakin masuk ke dalam hutan. Entah dimana? dan tidak tahu harus berbuat apa? Mereka hanya berdiri melihat pohon - pohon yang menjulang tinggi. 

" Di mana sisa para Pangeran? Apa kalian ada yang tahu? ". Jin kembali bertanya. Dan tak ada jawaban keluar dari mulut mereka. 

" Apa mungkin mereka di tangkap Yoongi Hyung? ", tanya Taehyung. 

" Mungkin. Tapi aku tidak paham. Kenapa Yoongi Hyung melakukan hal seperti ini? Apa yang dia inginkan? ", cetus Jimin. 

Entah datang darimana, Jieun tiba - tiba teringat dengan ucapan Hoseok tadi pagi. " Aku akan mendapatkanmu, bagaimana pun caranya" . Ucapan itu terus menghantu - hantui Jieun. 

Raut muka Jieun terlihat risau, dan Jin dapat merasakannya. " Ji, ada apa? Apa yang kamu pikirkan? " 

" Aku khawatir, Hoseok juga menjadi dalang masalah ini ", risau Jieun, seraya menggigiti kuku jarinya. 

Jimin menarik tubuh Jieun dari samping, mengelus pundaknya pelan. Berusaha menghilangkan kerisauan di hati Jieun. Hati Taehyung seakan tercabik melihat pemandangan yang ada di depannya ini. Sebuah pemandangan yang pahit saat saudaranya memeluk gadis yang ia cintai. Cemburu. 

" Tae, kita harus segera mencari tempat berlindung. Kasihan Jieun ", ucap Jimin. Masih memeluk tubuh Jieun dari samping.

" Yang di ucapkan Jimin benar Tae, kita harus segera mencari tempat berlindung " 

Jin memimpin mereka untuk mencari tempat berlindung. Mereka terus berjalan menyusuri hutan, dan sampai sekarang. Tidak ada tempat yang cocok untuk mereka berteduh. Hati Jin semakin risau saat melihat tubuh Jieun yang lemah karena kelelahan, apalagi sedari tadi pagi, mereka belum makan sebiji nasi pun. 

Hari yang seharusnya menjadi hari spesial bagi Jimin dan Jieun, malah berbanding sebaliknya. Berubah menjadi bencana bagi mereka berdua. Rasa bersalah yang sedari tadi Jimin bendung, semakin lama semakin berat. Tapi dia menahannya agar tidak bocornya, takutnya rasa bersalahnya ini membuat masalah lebih besar. 

Mereka terus berjalan, hingga menemukan sebuah gua yang besar. Ulasan senyuman terukir di wajah mereka, kecuali Jieun. Karena ia sadar, kalau gua ini dulunya meruapakan tempat dia tidur di dalam pelukan Jungkook. 

Tak ambil lama, mereka segera masuk ke dalam gua. Bagaikan Deja Vu, Jieun masih ingat jelas kenangannya di sini bersama Jungkook. Bekas api unggun yang mereka buat masih membekas di tanah. Batu tempat Jungkook bersandar agar ia bisa menompangnya, masih berdiri di situ. Tak ada yang berubah. 

" Ji, kamu tunggu di sini ya. Aku dan yang lainnya mau mencari kayu bakar dulu ", ujar Jimin. 

Jieun hanya mengangguk paham, dengan senyum tipis menghiasi wajahnya. Ketiga Pangeran itu pun pergi meninggalkan Jieun untuk mencari kayu bakar. 

Sebulir air mata jatuh membasahi pipi Jieun, saat ia teringat akan kenangannya bersama Jungkook. Rindu. Hanya itu kata yang bisa mendeskripsikan rasa Jieun saat ini. Tidak ada yang lain. Hampir setiap hari, Jieun merindukan sosok pria itu. 

Pria yang dulunya menjengkelkan,  perlahan berubah menjadi merindukan. Jieun rindu dengan lelucon receh Jungkook, kata - kata manisnya, senyumannya, wajahnya yang tampan, suaranya yang menghangatkan. Jieun rindu dengan semua itu. Apalagi pelukannya yang selalu berhasil membuat hati Jieun merinding. 

" Jeon Jungkook .. ". Suara bisikan Jieun, beriringan dengan hembusan angin malam. 

Berjam jam Jieun menunggu ketiga Pangeran itu kembali. Gua yang tadinya hangat perlahan terasa dingin seiring berjalannya waktu. Untuk meredam dingin yang menusuk pori - pori kulit, Jieun memeluk dirinya dengan erat, sambil menyandarkan tubuhnya di dinding gua. 

Suara gemerisik ranting menarik perhatian Jieun, ia bangkit dari tanah untuk menyambut teman - temannya. Betapa terkejutnya Jieun saat melihat Jimin, Jin, dan Taehyung kembali dengan mengenakan baju perang, dengan kayu bakar dan pedang di tangannya. 

" Kemana saja kalian? Kenapa lama sekali? dan, bagaimana bisa kalian membawa pulang semua ini? ", ucapan yang Jieun lontarkan bagaikan protes dan juga pertanyaan bergabung menjadi satu. 

" Kita baru saja kembali ke kerajaan untuk mengambil ini semua. Maaf kalau sudah membuatmu khawatir ", ujar Jimin. 

" Ji, kita juga membawakanmu ini untuk jaga - jaga ". Jin menyerahkan gaun Hanbok, baju perisai Jennie, dan juga pedang yang baru saja mereka asah. 

Jieun terkejut saat melihat baju perisai Jennie ada di tangan Jin, kalau tidak salah seingatnya. Jennie paling tidak suka ada orang yang menyentuh atau bermain - main dengan baju perangnya, karena menurut Jennie. Baju perang miliknya merupakan sebuah simbol kehormaan keluarganya. 

" Jin, bukannya ini milik Jennie? Dimana dia sekarang? ", tanya Jieun, seraya menompang baju perang Jennie. 

" Tadi saat kita kembali ke kerajaan, kita tidak sengaja bertemu Jennie tengah bersembunyi di gudang. Tampaknya ia menghindari perajurit - perajurit Yoongi. Saat itu kita ingin membantu Jennie keluar bersama. Tapi sayangnya, kita ketahuan. Jennie menyerahkan dirinya kepada perajurit - perajurit Yoongi, agar kita bisa lolos ", ujar Jin. 

" Saat dia di tangkap, Jennie menyuruh kita untuk mengambil baju perang dan pedangnya untukmu Ji, agar kamu bisa menjaga diri nanti ", tambah Taehyung. 

Perasaan risau kian kalut menghampiri hati Jieun, saat ia mendengarkan cerita Jin dan Taehyung. " Dia akan baik - baik saja kan? Apa kalian tidak melihat sisa dari Pangeran lainnya? "

" Tidak. Mereka semuanya sepertinya bersembunyi, entah di mana. Atau mungkin mereka dari dulu sudah tahu dengan rencana Yoongi, jadi mereka kabur menyelamatkan diri duluan ", cetus Jin. Di balas anggukan adik - adiknya. 

" Apa memangnya masalah mereka? " 



My Princess [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang