11

841 92 1
                                    


Keenam Pangeran di tambah Jennie, dan Irene kini tengah di kalutkan dengan perasaan khawatir. Karena semenjak tadi siang, mereka tidak melihat sosok Jieun sama sekali. Padahal sebentar lagi pesta rembulan akan segera di mulai. Puluhan tempat sudah mereka periksa, dan masih tidak menemukan Jieun. Bahkan Jennie bertekad untuk menyuruh prajuritnya mencari Jieun di seluruh kerajaan, baik itu di desa maupun di dalam kerajaan.

Hoseok mendobrak satu per satu ruangan yang ada di kerajaan, kekhawatirannya semakin kalut saat ia tidak bisa menemukan sedikit pun bayangan Jieun. Tubuhnya terasa di padang tandus, ia tidak tahu harus melakukan apa, dia hanya jatuh pasrah. Dengan secepat mungkin Hoseok lari menuju danau, berharap Jieun ada di sana. Namun setiba di sana, dia tidak menemukan siapa – siapa. Deru nafas Hoseok memberat saat ia gagal menemukan Jieun.

Dewi rembulan perlahan mulai menampakkan dirinya di malam hari yang sunyi ini. Ribuan lampion beterbangan untuk menyambut kedatangan dewi rembulan. Suara alunan alat musik teradisional mengundang para warga untuk datang ke kerajaan, merayakan hari kedatangan dewi rembulan. Ribuan kelompok orang berbondong – bondong masuk ke dalam istana. Melihat rakyatnya datang, raja mengutus pengawalnya untuk memanggil ketujuh putranya, dan satu putrinya.

Dengan tangan kosong Hoseok kembali ke kerajaan, begitu juga dengan Pangeran lainnya. Mereka gagal menemukan Jieun. Yeri dengan anggunnya duduk di sebelah kursi Jungkook, mengaplikasikan bedak untuk mempercantik dirinya. Hati Yeri melonjak senang saat melihat kakak – kakaknya datang, satu per satu dari mereka mulai mengambil kursi mereka masing – masing, dan hanya kursi Jungkook saja yang kosong.

“ Jimin Oppa, aku mau tanya keberadaan Jungkook Oppa. Apa dia tidak datang? “ Tanya Yeri, yang bertepatan duduk di sebelah kanan Jimin. Mata Jimin terbelalak saat mendengar pertanyaan Yeri, dia dengan sigap melirik ke arah kursi Jungkook. Kosong. Yeri menatap wajah Jimin dengan tatapan bingung.

“ Ayolah Oppa jawab “ Rengek Yeri, mengguncangkan lengan Jimin. Jimin melepaskan lengannya dari Yeri, lalu berjalan menuju kursi Yoongi. Perlahan ia membisikkan sesuatu kepada Yoongi, hal yang berkaitan dengan tidak adanya Jungkook. Hati Yoongi tertegun saat mendengarkan ucapan Jimin, dia sekilas melirik ke arah kursi Jungkook, dan ternyata benar. Jungkook tidak ada di sana.

“ Bagaimana ini Hyung? Apa kita harus memberitahukan kepada yang lainnya? “ Bisik Jimin, Yoongi menganggukkan kepalanya untuk membalas pertanyaan Jimin. Mereka berdua pelan – pelan meninggalkan kursi mereka, lalu menuju kursi Pangeran lainnya. Satu per satu mereka berdua membisikkan sesuatu kepada mereka. Usai mendengar bisikan dari Yoongi dan Jimin, Pangeran lainnya segera meninggalkan kursi mereka dan pergi ke belakang.

“ Hyung benarkan, apa mungkin Jungkook membawa Jieun pergi lagi? “ Tanya Jimin dengan penuh antusias.

“ Mungkin, karena kejadian kemarin juga seperti itu. Jieun menghilang di saat Jungkook menghilang juga, dan di saat itu Jungkook membawa Jieun bersamanya. Apa mungkin kali ini Jungkook membawa kabur Jieun? “ Ucapan Taehyung membuat geger semua Pangeran. Tetapi, mungkin saja apa yang di ucapkan Taehyung itu benar. Jungkook mungkin alasan dari hilangnya Jieun.

Usai berdiskusi, mereka berenam segera pergi mengambil kuda mereka untuk mencari Jieun. Mereka menjelajahi hutan untuk mencari Jieun, bahkan mereka menyempatkan diri untuk mendaki gunung demi mencari Jieun. Pantai, sungai, danau, hutan, gunung semua sudah mereka lewati. Namun mereka tak kunjung menemukan keberadaan Jieun. Namun, bukan hanya para Pangeran saja yang kini tengah mencari Jieun. Jennie dan Irene pun ikut turun tangan membantu mereka. Hanya saja mereka di tempat yang berbeda.

Pencarian mereka perlahan mulai terhenti karena waktu sudah larut. Satu per satu dari mereka mulai pulang kembali ke Kerajaan, meninggalkan Jimin dan Hoseok. Api semangat mereka untuk mencari Jieun masih membara, meskipun mereka kelelahan. Jimin menebaskan pedangnya, memotong semak – semak yang menghalangi jalan mereka. Ia melampiaskan semua amarahnya kepada semak – semak yang tidak bersalah itu, ia potong, dan ia injak dengan kasar. Perjalanan mereka terhenti karena suhu malam yang semakin lama semakin dingin. Dengan tenaga yang masih sisa, mereka berdua berusaha mengumpulkan beberapa kayu bakar untuk membuat api unggun.

My Princess [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang