My Princess [✔]

24

Di sisi lain, Taehyung dan Jennie tengah duduk berdampingan di bawah pohon rindang. Mendongakkan kepala mereka menghadap langit, ulasan senyuman terbentuk saat mereka melihat jutaan bintang bertebaran di langit. Di bawah sang dewi rembulan, mereka berdua mengobrol layaknya sebuah teman. Kadang mereka membuat lelucon, dan kadang mereka menceritakan hal yang serius.

Suasana terasa hangat karena adanya obrolan di antara mereka, apalagi di tambah dengan teh hangat dan biskuit menemani mereka. Hati Jennie tak hentinya berdesir saat melihat senyuman Taehyung. Mencintainya dalam diam memang membebani hidupnya, terlebih lagi saat Jennie mengetahui kalau Taehyung mencintai sahabatnya sendiri. Rasa cinta yang Jennie rasakan saat ini bisa di bilang cukup rumit, karena baru pertama kali dalam hidupnya Jennie jatuh cinta kepada seseorang.

Setiap kali bertemu Taehyung, Jennie sering menyesal karena baru sekarang ia mencintai Taehyung. Andai saja dia mencintai Taehyung dari dulu, pasti sekarang Jennie sudah memiliki Taehyung sepenuhnya. Jennie tidak bisa melakukan apa pun sekarang, yang ia lakukan hanyalah menjalani dan menerima takdirnya. Meskipun begitu, ia masih terus berharap agar Taehyung mengetahui isi hatinya.

Di balik senyuman manisnya, tersimpan rasa sedih yang menyelimuti hatinya. Orang itu adalah Kim Taehyung. Meskipun kini ia tampak bahagia di luar, namun di dalam ia menangis. Beberapa hari ini, entah kenapa Taehyung merasa kesepian. Walaupun ada teman dan keluarga di sisinya. Setiap kali Taehyung berjalan, rasa kesepian itu semakin bertambah. Ia kadang cemburu saat melihat sepasang kekasih yang tengah berjalan – jalan di pasar, dan kadang ia merasa gelisah setiap kali berada di dekat gerombolan orang. Hatinya terasa kosong, ia butuh seseorang untuk mengisi  hatinya itu. Taehyung sangat butuh perhatian dan kasih sayang akhir – akhir ini. Tapi keinginan itu sampai sekarang belum tercapai.

Karena kegelisahan yang ia hadapi, Taehyung sampai nekat meminta tolong kepada Raja agar dia segera di jodohkan. Sayangnya, permintaan Taehyung di tolak mentah – mentah oleh Raja. Karena Raja masih belum yakin kalau Taehyung akan menanggung kehidupan pernikahannya kelak nanti, Taehyung masih perlu waktu untuk membiasakan kehidupannya. Mendengar pernyataan itu, hati Taehyung terasa semakin sakit.

Pahit. Hanya itu yang sekarang ada di hatinya. Tapi Taehyung tidak menyerah begitu saja, dia terus berjuang untuk mencari kekasih untuk dirinya. Dia pergi mengelilingi desa untuk mencari gadis perawan, tapi kebanyakan menolak lamaran Taehyung. Karena alasannya satu, yaitu penampilan Taehyung. Kok bisa? Iya karena selama ini Taehyung mencari jodohnya mengenakan pakaian lusuh layaknya seorang fakir. Alasan Taehyung berpenampilan seperti itu karena dia ingin mencari seorang gadis yang mau menerimanya apa pun dirinya, tidak peduli dia miskin atau keluarga bangsawan.

Tapi kenyataannya, kebanyakan dari gadis yang ia temui berhidung belang, yang artinya mereka melihat Taehyung hanya melalui penampilan. Bukan melalui perasaan, tanpa rasa belas kasih gadis – gadis itu menebas semua perasaan Taehyung.

“ Taehyung-ah, apa kamu masih sedih? ... “ Tanya Jennie, saat ia melihat raut muka Taehyung yang tadinya senang menjadi suram.

Lamunan Taehyung terhenti saat Jennie memanggilnya. Dalam sekejap Taehyung menghilangkan semua rasa sedihnya dan tersenyum kepada Jennie, “ Ti-tidak “

Senyuman itu, Jennie sangat membencinya. Senyuman yang penuh dengan kepalsuan, yang penuh dengan rasa paksa di hati. Jennie mendekatkan dirinya ke Taehyung, menatap senyuman Taehyung dengan intens. Jari telunjuk Jennie bergerak menyentuh kedua ujung bibir Taehyung, “ Berhentilah tersenyum seperti itu Taehyung-ah. Aku tahu apa yang tengah kamu alami saat ini “

Usai mendengarkan ucapan Jennie, perlahan senyuman Taehyung menghilang. Ia hanya tersenyum tipis dengan kedua mata yang berkaca – kaca. Jennie merasa senang saat melihat Taehyung seperti ini. Bukan karena ia suka Taehyung bersedih, namun ia suka saat Taehyung tidak memalsukan senyumannya dan menunjukkan ekspresinya yang sebenarnya.