02

2.2K 183 5
                                    



Seusai belanja, Jimin dan Jieun segera kembali ke Kerajaan. Setibanya di kerajaan mereka berdua di sambut oleh Pangeran Kedua dan juga Ketiga.

" Hyung! " Sapa Jimin. Menyapa kedua kakaknya, sementara Jieun membungkuk kepada mereka.

" Kalian barusan dari mana? " Tanya Pangeran pertama. Lalu ia mendapati ada sebuah keranjang penuh dengan bumbu – bumbu di tangan Jieun.

" Kita baru saja dari pasar " Ujar Jieun, menghampiri mereka.

" Kalian sendiri mau ke mana? " Tanya Jieun, saat melihat kuda kedua pangeran ini keluar dari kandangnya.

" Kita mau ke Jooseon untuk menghadiri pertemuan, doa kan lancar ya " Ujar Pangeran ketiga sambil tersenyum kepada Jieun. Jieun menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Kedua pangeran itu menunggangi kuda mereka. Lalu pergi meninggalkan kerajaan.

" Namjoon Hyung dan Yoongi Hyung benar – benar hebat " Ujar Jimin, melihat kepergian kakak nya.
" Memangnya kamu sendiri tidak? " Tanya Jieun, menyenggolkan lengannya ke lengan Jimin.

" Tentu saja aku hebat. Aku bisa berkelahi, mereka tidak bisa " Jimin membanggakan dirinya sendiri. Jieun tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, meninggalkan Jimin yang membangga – banggakan dirinya sendiri.

" Jieun-ah, tunggu aku " Jimin lari mengejar Jieun.

Kedua pangeran itu tadi bernama Kim Namjoon dan Min Yoongi. Kim Namjoon adalah pangeran kedua, dia terkenal dengan otaknya yang cerdas. Sementara Min Yoongi adalah pangeran ketiga.

Aroma Melati dan Jasmine bertebaran di dapur kerajaan, kini para dayang tengah sibuk membuat teh untuk para pangeran dan juga sang Raja. Puluhan dayang membuntuti Jieun di belakang, sambil membawa nampan berisi gelas dan teko berisikan teh.

" Saya mau bertemu Pangeran Hoseok " Ujar Jieun kepada penjaga pintu kamar pangeran Hoseok. Mereka membukakan pintu kamarnya untuk Jieun. Jieun mengambil salah satu nampan dari dayangnya, membawanya masuk ke dalam. Perlahan pintu tertutup seusai Jieun masuk ke dalam.

" Selamat siang .. " Jieun membungkuk kepada pangeran Hoseok yang tengah sibuk membaca selembar puisi. Hoseok tersenyum saat mendapati Jieun ada di ruangannya.

Jung Hoseok, pangeran keempat di Goryeo. Dia suka sekali dengan sastra, banyak sekali karya sastra yang sudah ia buat dan ia jilid. Hoseok juga mempunyai seorang adik perempuan. Adiknya adalah salah satu putri di sini, dia bernama Kim Yeri.

" Terima kasih " Ujar Hoseok, seusai Jieun menyajikan teh untuknya. Hoseok meneguk habis teh itu, lalu tersenyum kepada Jieun.

" Apa kamu memakai Melati lebih? " Tebak Hoseok, Jieun tersenyum saat dia tertangkap basah Hoseok.

" Benar sekali " Jieun tersenyum kepada Hoseok.

Hoseok menaruh cangkirnya, melangkah kakinya menuju meja belajarnya. Hoseok menyiapkan selembar kertas di mejanya.

" Jieun-ah, tolong bantu aku untuk menyiapkan tinta " Ujar Hoseok. Jieun berjalan mendekati Hoseok, membantunya menyiapkan tinta.

Hoseok mengambil kuasnya, mencelupkannya ke tinta yang Jieun buat. Lalu menuliskan sebuah puisi ke kertas itu. Jieun membaca tulisan itu, hatinya tergoyah membaca puisi buatan Hoseok. Dia tidak pernah gagal membuat Jieun terpesona.

" Indah sekali " Puji Jieun.

" Ini untukmu " Hoseok melipat kertas itu, memberikannya kepada Jieun.

" Ucapan terima kasih dariku, karena sudah membuat teh yang sangat nikmat ini "
Jieun tersenyum melihat selembar kertas itu. Jieun membungkuk kepada Hoseok, lalu pergi meninggalkan ruangan Hoseok.

Setiap kali meninggalkan ruangan Hoseok, hati Jieun selalu saja terasa berat. Ingin sekali rasanya tetap diam di dalam ruangan nya. Aroma Mawar, dan suasana hangat di dalam ruangan Hoseok membuat setiap orang yang masuk ke dalamnya terasa hangat dan nyaman.

Selanjutnya, Jieun pergi menuju ruangan Pangeran pertama, atau bisa di panggil Pangeran mahkota. Saat masuk ke dalam ruangan Pangeran mahkota, Jieun di sapa hangat dengan suara vokal dari Pangeran itu sendiri.

" O? Jieun-ah, akhirnya kamu datang juga "

" Ini pesanan mu " Jieun menyajikan teh itu di meja kecil yang tak jauh dari ranjang Pangeran. Pangeran itu tersenyum dan tertawa kecil saat Jieun tidak memanggil namanya.

" Kenapa kamu tidak memanggil namaku? Apa kamu takut kena marah? " Goda Pangeran itu.

" Kamu ingatkan kalau aku sudah menganggap mu layaknya adikku sendiri " Pangeran itu duduk di bibir ranjang nya, sambil menatap Jieun yang tengah sibuk menyajikan teh miliknya.

" Baiklah aku akan memanggil namamu " Jieun menatap wajah Pangeran.

" Kim Seok ... Jin-sshi "

Namanya Kim Seok Jin, sang putra mahkota. Yang sebentar lagi akan di wariskan kerajaan Goryeo oleh ayahnya. Jin adalah orang yang humoris dan dia memiliki suara yang merdu. Keahlian nya dalam bidang seni sudah tidak dapat di ragu kan lagi, sama seperti Hoseok.

" Terima kasih sudah memanggil namaku " Jin tertawa kecil. 

" Kalau begitu, silahkan dinikmati. Aku mau pergi dulu "

" Jieun-ah, nanti kamu bisa kan menemani aku "

" Ke mana ? "

" Aku nanti mau membahas sesuatu dengan yang mulia, kamu mau kan menemani ku? " Tanya Jin.

Jieun tersenyum " Tentu "

" Bagus lah, nanti aku jemput " Mereka berdua saling membungkuk satu sama lain, dan tidak lama kemudian Jieun pergi meninggalkan ruangan Jin.

My Princess [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang