05. Transfer

2.6K 267 16
                                    

Malam sabtu ini Seoul di guyur hujan. Tak lebat, tapi cukup membuat setiap orang merasa kedinginan.

Seperti Yoongi yang kini tengah berkutat dengan tugas kuliahnya.

Di dalam kamar, ia mengenakan pajamas kotak-kotak lengkap dengan hoodie tebal juga kaus kaki. Duduk di tengah-tengah ranjang, fokus dengan laptop dan berkas-berkas yang sudah memenuhi seluruh kasurnya.

Ia sudah menyalakan penghangat ruangan, tapi tubuhnya masih merasa dingin dan linu. Mungkin karena kondisi tubuhnya yang juga sedang tidak baik, jadi penghangat ruangan dan pakaian hangat tidak terlalu berpengaruh.

Akhir-akhir ini kondisi cuaca memang sedang tidak menentu. Kadang panas, kadang juga hujan. Jadi tak heran, jika banyak orang yang terserang penyakit. Seperti Yoongi yang kini terserang flu.

Demam, batuk, pusing, hingga hidung mampet sudah ia rasakan selama empat hari ini. Tapi ia tetap enggan untuk pergi ke dokter. Yoongi pikir, dengan banyak istirahat dan minum air putih saja bisa membuat penyakitnya itu pergi dengan sendirinya.

Saat dirinya tengah sibuk dengan laptopnya. Suara dari kunci digital password tertangkap oleh indera pendengarannya. Tapi Yoongi sepertinya tidak terganggu, terlihat jelas dari muka datar dan tak pedulinya.

"Yoongi!"

Suara dari seorang gadis kini memenuhi ruangan apartemen dengan jenis convertible tersebut.

"Yoongi!"

"Aku disini, kau tidak perlu berteriak seperti itu. Kau membuat kepalaku tambah sakit!"

Nara, gadis itu menyembulkan kepalanya dibalik pintu memberikan cengiran kudanya, malu.

"Kau masih demam?" Gadis yang masih setia memakai seragam kafe itu menaiki ranjang, menyibak rambut Yoongi yang menutupi keningnya.

Telapak tangannya ia bolak balikkan, merasakan suhu tubuh Yoongi dengan teliti.

"Badanmu masih panas. Kita ke dokter saja, ya?"

"Tidak perlu, aku tidak apa-apa."

"Tidak apa-apa bagaimana? Badanmu panas, suaramu serak, terus tadi kau bilang kepalamu sakit. Ini sudah hampir satu minggu, Yoon. Dan sekarang kau bilang tidak apa-apa?"

Yoongi membuang napasnya kasar, menyimpan laptop yang sedari tadi ada dipangkuannya dan beralih memandang Nara yang kini menatapnya kesal.

"Kau bisa tidak, jangan cerewet? Kupingku sakit terus menerus mendengar ocehanmu."

"Nah! Sekarang kau bilang kupingmu juga sakit. Jadi, ayo ... kita ke dokter."

Nara menarik manja lengan hoodie abu-abu milik Yoongi. Bersi keras membujuk pria tersebut untuk pergi ke dokter.

"Demi Tuhan, Nara. Aku tidak apa-apa. Daripada kau disini dan menggangguku, lebih baik kau buatkan aku sesuatu. Minuman atau apalah yang bisa membuatku sedikit bertenaga."

Nara pun mengangguk lemas, menyerah. Yoongi itu, jika apa yang ia katakannya begitu ya begitu. Keras kepala, tidak bisa diganggu gugat.

Gadis itu pergi meninggalkan Yoongi yang kembali fokus pada tugas-tugasnya.

Nara pergi menuju dapur, membuka kabinet atas yang biasa menjadi tempat penyimpanan bahan makanan kering. Tapi tak ada apa-apa. Hanya ada beberapa cup ramyun, satu toples berisi kopi dan beberapa stock teh celup.

Dia baru ingat, jika Yoongi sudah hampir seminggu sakit. Dan Yoongi sudah 4 hari tidak keluar rumah, itu artinya stock bahan-bahan makanan belum sempat Yoongi belanjakan.

✔️ Swag Couple : YoonRa [BTS Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang