Di sebuah tenda kecil itu, dua orang tengah tertidur begitu lelap. Saling mendekap tubuh satu sama lain untuk terhindar dari udara dingin pegunungan.
Salah satunya menggeliat, semakin mempererat rengkuhannya agar mendapatkan kehangatan. Wajahnya yang lebih rendah itu begitu menikmati setiap hembus napas hangat hingga bibirnya tersenyum menandakan kesenangan.
Perlahan matanya itu terbuka, menatap wajah yang masih terlelap begitu dekat dengannya. Wajahnya sedikit mundur untuk melihat wajah di depannya lebih jelas. Lalu setelahnya ia berteriak begitu kencang.
"Ya!" Nara mendorong kuat tubuh pria itu lalu tanpa sengaja menendangnya karena terkejut.
"Aw ... ya! Kau ... argh ....."
Yoongi mengerang kuat saat aset dirinya ditendang begitu kuat hingga seluruh tubuhnya merasa ngilu.
"Kau membuatku kaget!"
"Ya! Bisa kau meminta maaf? Kau sudah menendang barang berhargaku. Jangan sampai bibit penerusku musnah gara-gara kau menendangnya."
Masih dengan wajah terkejutnya, Nara duduk di ujung tenda seraya mengeratkan jaket tebalnya.
"Kenapa tatapanmu seperti itu? Aku tidak memperkosamu."
"Aku tidur bersama Yoora semalam. Kenapa kau tiba-tiba ada di sini?"
Perlahan Yoongi mengangkat tubuhnya, duduk dengan mengelus aset berharganya yang masih terasa sakit.
"Sudah dua hari aku tidur di mobil. Kemarin aku ikut lomba mendayung perahu. Badanku sakit semua jika harus tidur di mobil lagi. Jadi, malam aku pergi kemari. Tapi aku tidur di sisi Yoora tidak tidur di dekatmu." Jelas Yoongi tak mau membuat Nara berpikiran negatif terhadapnya.
"Lalu di mana Yoora sekarang?"
"Aku di sini," ucap gadis kecil di pintu tenda. Membuat atensi Yoongi juga Nara beralih kepadanya.
Nara buru-buru beringsut dari tenda, segera keluar untuk menemui anaknya. Yoongi pun tak mau berlama-lama di dalam jadi ia pun ikut keluar.
Saat Nara dan Yoongi sudah di luar tenda. Mereka di kejutkan dengan Yoora yang sudah menyiapkan sebuah meja kecil lengkap dengan peralatan makan seperti piring, gelas juga sebuah bunga mawar di tengah-tengah meja.
"Selamat pagi, silahkan duduk!" ujar Yoora begitu riang mempersembahkan hasil kerja kerasnya mendekorasi meja kayu layaknya meja ala restoran.
"Untuk Ibu?"
"Untuk Ibu dan Paman. Ayo, silahkan~"
Yoora mendorong tubuh Nara juga Yoongi untuk segera duduk saling berhadapan.
"Mau pesan apa? Ini menunya." Yoora memberikan masing-masing satu lembar kertas berwarna merah muda pada Yoongi juga Nara.
Nara dan Yoongi mengernyit lalu saling lempar pandang saat melihat menu di kertas tersebut.
"Hanya ada roti isi dan air putih saja? Untuk apa lelah-lelah membuat menu?" ujar Nara membuat raut wajah Yoora menjadi kesal.
"Yoora susah buatnya, Bu." Gadis kecil itu buru-buru meraih paksa kertas dari tangan Nara.
"Berusahalah sedikit menghargai usaha anakmu." Yoongi berbisik geram.
"Kalau begitu, Paman pesan roti isi dan air putih. Boleh?"
Yoora mengambil sebuah kertas kecil dan pensil warna lalu menulis pesanan Yoongi dengan rasa gembira.
"Ibu juga mau itu." Nara tak mau kalah.
Yoora pun kembali menulis pesanan layaknya pelayan restoran.
"Baiklah, tunggu sebentar. Pesanannya akan datang." Yoora pergi menuju sisi tenda lalu mengambil kertas lain yang ia buat seperti topi chef dan memakainya.
Yoongi tersenyum simpul, merasa gemas dengan tingkah Yoora yang selalu membuat hatinya menghangat.
"Apa dia selalu seperti itu?"
"Yoora biasanya membawa pulang stik ice cream bekas untuk membuat kerajinan di rumah, dia juga senang menggambar bangunan dan yang paling dia suka adalah mengganggu Jungkook saat membuat roti."
Yoongi menyungging kecil, kembali menatap Yoora yang kini tengah membuat roti isi. Yoongi lagi-lagi merasa iri pada Jungkook. Ia tak pernah merasa kesulitan saat membuat sketsa karena tak pernah ada yang menggangunya saat ini. Mungkin Saeron bisa saja bertingkah seperti Yoora, tapi sayangnya ia sedang jauh dengan dirinya.
"Pesanan datang!" Yoora membawa nampan yang terbuat dari dus bekas, membawa dua buah roti isi dan air putih dalam botol. Ia menatanya begitu rapi di atas meja sebelum akhirnya mempersilahkan Nara dan Yoongi untuk mencicipinya.
Yoongi dan Nara mulai mengambil roti tersebut lalu memakannya dengan lahap.
"Wah~ siapa yang membuat roti ini? Ini enak sekali. Paman suka."
"Benarkah? Aku yang buat."
"Yoora belajar dari mana?"
"Dari ayah,"
Yoongi kembali tersenyum tapi kali ini senyumannya sedikit kecut karena merasa iri.
Tengah memakan roti isi yang Yoora buat, tiba-tiba Nara mengernyit seperti ada sesuatu di dalam mulutnya yang terasa keras. Ia pun memasukan jarinya ke mulut lalu mengambil benda tersebut dan mengeluarkannya.
Nara membulatkan mata saat dirinya menemukan cincin perak di dalam mulutnya.
"Kenapa ada cincin?"
Atensi Yoongi dan Yoora pun beralih pada Nara yang masih kebingungan dengan adanya cincin di dalam roti isinya.
Yoongi menatap lamat cincin tersebut lalu memeriksa jemari di tangannya.
"Itu cincinku. Kenapa bisa ada padamu?"
Yoongi buru-buru mengambil alih cincin perak tersebut lalu membersihkannya sejenak dan memakainya kembali, membuat Nara tertegun lama.
"Yoora mengambil cincin Paman saat tidur?"
Yoora terkekeh, "habis, cincin Paman bagus. Jadi Yoora pinjam saja dulu terus Yoora simpan di dalam roti agar Paman terkejut. Tapi Yoora malah salah memberikan rotinya pada Ibu."
Yoongi membuang napas malas, "jangan lakukan itu lagi. Bagaimana jika cincinnya hilang? Ini barang berharga, mengerti?"
Yoora mengangguk, lalu meminta maaf pada Yoongi.
Setelah menghabiskan roti isinya, Yoongi dan Yoora pun pergi saat mendengar suara dari ketua kemah karena lomba menggambar akan segera di mulai.
Sedangkan Nara hanya bisa menatap sisa roti isinya yang belum habis tanpa mau memakannya. Pikirannya terus melayang pada cincin perak tadi.
"Jadi kau sudah menikah ya?"
.
.
.
.
.
.Double update, seneng dooong ... coz dua part hari ini pendek-pendek. tapi part selanjutnya bakal lama lagi nih. Sabarin aja yah, aku emang suka gitu.
Sampai jumpa di part selanjutnyaaa ❤️❤️
💕💕💕
J_Ra
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Swag Couple : YoonRa [BTS Fanfiction]
FanficKisah cinta antara Yoongi dan Nara, pasangan berzodiak lambang ikan. Berawal dari insiden, hingga tinggal bersama lalu dipisahkan. Apa mereka bisa kembali? Bagaimana mereka menjalani lika-liku kisah percintaannya? © - J_Ra