Di rumah sederhana itu. Jungkook dan Nara tengah sibuk berkutat dengan plastik bening juga roti-roti buatan Jungkook.
Sudah hampir 4 jam lebih, mereka berdua mengemasi 1500 roti isi cream almond untuk catering yang dipesan oleh salah satu perusahaan travel.
Mereka berdua begitu tekun mengerjakan usaha kecil-kecilan tersebut. Pasalnya hanya dari roti-roti itulah mereka bisa bertahan hidup.
Walaupun tubuh sudah lelah, mata kabur karena mengantuk, kepala pusing ingin segera beristirahat. Mereka tetap berusaha menyelesaikan pesanan itu tanpa mengeluh sedikit pun.
"Aah ... akhirnya selesai juga~" ujar Nara menjatuhkan tubuhnya di lantai untuk meluruskan sedikit otot bagian belakang.
Sedangkan Jungkook mengambil beberapa lembar keresek besar sebagai wadah untuk roti-roti yang sudah di kemas.
Nara bergeming, tubuhnya masih tergeletak dengan pikiran yang kosong. Ia melirik jam pada dinding rumah. Sudah petang dan mereka menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu. Tapi bukan hal itu yang menggangu pikirannya. Seperti ada yang hilang di rumah itu. Pekerjaan cepat selesai, itu artinya tak ada yang mengganggu pekerjaan mereka. Aneh, biasanya ada sosok orang yang sering mengganggu dirinya jika sedang membantu Jungkook. Tapi kali ini berbeda.
"Yoora," gumamnya, mengingat siapa orang yang selalu mengganggunya.
"Yoora!" Kembali, Nara menyebut nama tersebut tapi kali ini lebih lantang dan membuat tubuhnya kembali terduduk.
Jungkook yang baru kembali membawa keresek-keresek besar itu hanya bisa menatap bingung wajah Nara yang kini begitu kalut.
"Jeon-a, Yoora ... dia masih di sekolah?" tanya Nara gelisah saat ingat anaknya itu masih belum pulang.
"Oh, itu ... tadi Yoora memberi pesan padaku. Yoora bilang dia mau main ke karnaval besama paman arsiteknya." jawab Jungkook terlewat santai tanpa ia sadar wajah Nara berubah memerah.
"Jadi kau membiarkan dia pergi dengan orang asing?"
"Dia bukan orang asing. Aku sudah bertemu dengannya dua kali."
Amarah Nara memuncak saat melihat Jungkook begitu santainya mengetahui Yoora pergi bersama orang yang baru ia temui beberapa hari ini.
"Ya! Kau membiarkan Yoora yang baru berumur tujuh tahun pergi dengan pria dewasa?! Kau ini sudah gila ya?! Bagaimana jika orang itu hanya berpura-pura baik lalu menculik Yoora?!" Nara naik pitam, ia tak henti melepari Jungkook dengan roti-roti yang sudah dikemasi tersebut.
"Nara! Hentikan, nanti rotinya rusak!"
Nara tak peduli dengan teriakan Jungkook yang semakin menjadi. Ia justru menghampiri kelinci berotot itu lalu memukulinya dengan bringas.
"Jadi kau lebih mengkhawatirkan roti-roti ini dari pada anakmu sendiri! Dasar gila!"
Jungkook menunduk, memeluk keresek besar tersebut takut jika wanita setengah harimau ini merusak semua roti pesanannya. Ia terus meringis kesakitan tanpa mau membalas. Tapi lama kelamaan pukulan itu semakin sakit dan entah mengapa rasanya bukan hanya Nara yang memukulinya.
"Dasar bodoh! Bagaimana jika pria itu seorang pedofil? Dasar bodoh! Bodoh!"
"Iya ... ish ... Ayah bodoh!"
Nara seketika berhenti memukuli Jungkook, ia termangu melihat sosok anak kecil yang sedari tadi ia khawatirkan kini tengah membanjiri Jungkook dengan pukulan-pukulan kecilnya.
"Yoora?"
Gadis itu pun menoleh, menunjukkan cengiran khas yang membuat gigi rapinya terekspos.
"Kenapa kau memukuli Ayah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Swag Couple : YoonRa [BTS Fanfiction]
Fiksi PenggemarKisah cinta antara Yoongi dan Nara, pasangan berzodiak lambang ikan. Berawal dari insiden, hingga tinggal bersama lalu dipisahkan. Apa mereka bisa kembali? Bagaimana mereka menjalani lika-liku kisah percintaannya? © - J_Ra