Pukul 7 pagi di ruang tengah apartemen milik Min Yoongi, terlihat begitu berantakan penuh dengan lembaran-lembaran sketsa gambar. Pensil, jangka, penghapus juga beberapa alat tulis pun ikut berserakan di mana-mana.
Yoongi, pria berusia 26 tahun itu masih saja sibuk dengan pekerjaannya yang belum bisa ia selesaikan. Padahal tubuhnya sudah lelah, tangannya sudah merasa pegal, juga matanya yang kini sudah merasa kantuk.
Tapi semua itu tak menghalangi jiwa pekerja kerasnya, ditambah lagi deadline lain yang juga ikut menumpuk.
Akhir-akhir ini Yoongi memang super duper sibuk. Ia mendapat banyak job dari beberapa bembisnis retail untuk mendisain bangunan minimarket. Belum lagi tugas-tugas kuliahnya yang sering ia abaikan hanya demi menyelesaikan sketsa yang bisa menghasilkan pundi-pundi uang.
Ia rela menerima banyak job seperti itu bukan tanpa alasan. Tapi karena pengeluaran uang yang akhir-akhir ini terasa boros akibat kenaikan uang sewa apartemen, lalu tagihan listrik dan air yang juga ikut bertambah. Belum dengan uang makan, uang bensin, bayar uang semester, dan tagihan mobil yang belum lunas.
Ditambah lagi dia hidup bersama gadis pemalas yang sudah bekerja tapi tak tahu hasil kerjanya kemana.
Jadi dia mau tak mau, rela tak rela. Harus membiayai juga kehidupan gadis tersebut. Ya, walaupun gadis itu selalu bilang akan membayar semua uang yang sudah Yoongi keluarkan tapi sampai sekarang belum ada sepeser pun uang yang diterima oleh Yoongi darinya.
Tapi untungnya Yoongi tak pernah membahas soal itu. Asalkan gadis tersebut menuruti apa kemauan juga perkataannya. Yoongi tak akan mempermasalahkan itu semua.
Maka dari itu Nara selalu patuh dan tunduk pada Yoongi agar ia tidak diusir dari kehidupan pria yang selama ini menampungnya.
Seperti semalam saat Yoongi menyuruhnya pulang lebih awal hanya untuk menemani Yoongi membeli buku sketsa juga peralatan tulis lainnya. Hingga ia rela dimaki-maki sang atasan juga gajinya yang sedikit itu dipotong 50%.
Tapi Nara tak peduli, yang terpenting dia tidak dikeluarkan dari pekerjaannya juga masih bisa bernaung diapartemen mewah Yoongi, itu saja sudah cukup baginya.
Oh tidak, satu lagi. Yaitu masih bisa traveling sesuka hatinya.
Katuk!
Suara dari pesan kakaoutalk itu teredam oleh selimut yang membungkus tubuh Nara di atas ranjang.
Rupanya gadis itu diam-diam sudah terbangun. Tapi ia enggan turun hanya sekedar untuk menyapa sang pemilik apartemen yang masih berkutat dengan alat-alat tulisnya.
------------------
Travel Squad
-Joon-a | 'Bagaimana? Sudah siap nanti sore?'
Njung-i |'Aku sedang mengemasi barang-barangku.'
Chim-chim | 'Aku tinggal berangkat!'
Jeong-a | 'Aku masih bingung harus membawa bikini yang mana?'
Sunny | 'Selamat bersenang-senang guys, aku dan Injung menunggu oleh-oleh dari kalian semua!'
Njung-i | 'Uangku pas-pasan, jadi tidak mungkin beli oleh-oleh untukmu. Minta saja pada Nara. Eh ... ngomong-ngomong kemana dia? Kenapa tidak muncul dari kemarin?
Chim-chim | 'Jangan khawatirkan dia. Paling dia sedang melayani suami batunya itu agar bisa mendapat jatah uang 🤣'
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Swag Couple : YoonRa [BTS Fanfiction]
Hayran KurguKisah cinta antara Yoongi dan Nara, pasangan berzodiak lambang ikan. Berawal dari insiden, hingga tinggal bersama lalu dipisahkan. Apa mereka bisa kembali? Bagaimana mereka menjalani lika-liku kisah percintaannya? © - J_Ra