Nara melenggangkan langkahnya menuju sekolah dasar sore ini. Menjemput Yoora menjadi aktifitas baru untuk Nara. Karena Jungkook yang kini sedang sibuk dengan persiapan pernikahan yang akan di adakan dua bulan depan. Jadi, kegiatan yang biasanya Jungkook lakukan kini menjadi tanggung jawabnya.
Tapi Nara tak mengeluh, lagi pula Yoora adalah anaknya jadi wajar jika ia sendiri yang mengurus keperluan rumah dan sekolah Yoora, termasuk mengantar jemput anaknya.
Selagi ia melewati lorong sekolah, netranya menangkap sosok gadis kecil yang ia yakini adalah Yoora.
Yoora terlihat berjalan dengan gadis kecil juga dua orang dewasa di belakangnya. Mereka terlihat gembira, begitu pun Yoora yang kini bergandengan tangan bersama gadis kecil yang sempat ia anggap sebagai putri dari Yoongi.
"Ibu!" Yoora, gadis itu berlari kecil menghampiri Nara. Memeluk sang ibu sebelum akhirnya mengenalkan gadis kecil yang masih saja bergandengan tangan dengannya.
"Kita makan bersama dulu," ajak Seokjin sesampainya di depan Nara.
Nara tersenyum kilat, menggeleng sejenak. "Tidak perlu, kami makan di rumah saja."
"Bu, Paman Seokjin bilang mau traktir Yoora makan donat. Yoora mau donat." rengek Yoora, mempoutkan bibir karena tak mau traktiran Seokjin ditolak.
"Yoora benar, Seokjin dan aku sudah berjanji padanya. Jadi kumohon, jangan menolaknya." Bujuk Solbin seraya mengelus pucuk rambut Yoora dan Saeron bergantian.
Nara tersenyum kecut, antara malu dan segan karena sempat menuduh wanita di depannya berselingkuh saat malam di mana mereka sedang di taman bermain kemarin malam. Walau awalnya ragu, tapi akhirnya Nara menerima tawaran Seokjin dan Solbin untuk makan bersama.
.
.
."Sudah lama yah rasanya," Seokjin mengedarkan pandangan ke luar jendela kafe di sisi jalan tak jauh dengan sekolah Yoora. Dengan mengeratkan mantel hitam, tangannya meraih cangkir kopi yang sempat ia pesan beberapa menit lalu, kemudian menyeruput kopi tersebut dengan begitu nikmat. Duduk berdua bersama Nara yang masih saja mengaduk minumannya tanpa niatan untuk mencicipi.
Memang sudah lama ia tak pernah duduk berdua dengan mantan atasannya itu. Pertama dan terakhir mereka duduk berdua seperti ini saat Seokjin datang dari Jerman. Lalu bercerita tentang bagimana kisah hidup Yoongi dulu.
"Aku yakin, dalam hatimu. Kau ingin aku bercerita kembali tentang kehidupan Yoongi selama tujuh tahun ini jauh darimu 'kan?"
Seperti tahu isi hati Nara. Seokjin menebak dengan tepat hingga membuat wanita itu mengalihkan atensi menuju wajah tampan bak pangeran negeri dongeng itu.
Seokjin yang ditatap itu hanya tersenyum kecil, menoleh ke arah lain di kafe tersebut. Melihat Solbin yang kini tengah bermain lego bersama Yoora dan Saeron.
"Selama kau pergi, kehidupan Yoongi sudah pasti hancur. Bahkan hancurnya melebihi saat dia ditinggalkan oleh Chae Young dulu ...," ia kembali melirik pada Nara sebelum melanjutkan kalimatnya.
"Awalnya aku tak tahu apa-apa. Aku pikir Yoongi menemukanmu saat kau kabur darinya. Lalu hidup bersama lagi tanpa ada masalah. Tapi ternyata aku salah. Aku tahu sebulan setelah kau menghilang. Itu pun karena Yoongi sudah benar-benar frustasi karena tak bisa menemukanmu. Jadi aku pulang dari Jerman, menunda kuliahku hingga dua tahun lamanya ...." Seokjin kembali menyeruput kopi miliknya, lalu menyuapkan satu sendok crepe cake coklat yang jadi favoritnya akhir-akhir ini.
"Selama dua tahun itu. Kami berdua masih berusaha mencarimu. Bahkan kami sudah meminta bantuan pada polisi dan beberapa orang suruhan yang Yoongi perintahkan khusus untuk mencarimu ke berbagai daerah di Korea. Tapi semuanya nihil. Dan kau harus tahu sesuatu, selama itu juga Yoongi tinggal di apartemenku. Ia sudah tak menganggap Bibi Sun-ye sebagai ibunya lagi. Ia benar-benar tak punya tempat tinggal. Lagi pula jika aku meninggalkannya di apartemennya sendiri, itu sama saja aku memberi peluang orang depresi sepertinya untuk melakukan hal yang seharusnya tak ia lakukan ....,"
"Selama itu, kondisi mental Yoongi semakin memburuk. Dan akhirnya aku membawa Yoongi menuju psikiater. Memintanya untuk berobat dan sedikit menenangkan pikirannya. Dan aku tak menyangka, jika aku akan bertemu jodohku di sana," Seokjin tersipu malu, membuat Nara juga tak sadar menyunggingkan senyumannya.
"Aku bertemu Solbin. Dia asisten dokter yang menangani Yoongi. Tak butuh waktu lama, aku bisa memenangkan hatinya. Lalu mengajaknya menikah empat bulan kemudian. Dan tak butuh waktu lama juga, Tuhan memberikan kami malaikat kecil. Kim Saeron lahir, dan tak di sangka bayi kecilku itu bisa menjadi obat untuk Yoongi ...,"
"Saat Saeron lahir. Yoongi seakan-akan lupa dengan hilangnya dirimu. Walaupun aku yakin, dia tak benar-benar melupakanmu. Saat itu, Solbin kembali menyuruhku untuk melanjutkan studi S2-ku yang sempat tertunda. Aku bingung, aku tak bisa meninggalkan Yoongi sendiri. Tapi istriku terus memaksa yang akhirnya aku pun memutuskan untuk kembali ke Jerman. Awalnya aku akan pergi sendiri, meninggalkan Saeron dan Solbin bersama Yoongi. Sempat ada kekhawatiran, takut jika Solbin dan Yoongi memiliki rasa saat kutinggalkan, apalagi mereka diam di satu atap. Ya, walaupun kamarnya berpisah. Tapi bukankah wajar jika aku memiliki rasa takut?"
Nara mengangguk, menyetujui tanpa mau mengeluarkan suara sepatah kata pun.
"Jadi keputusan final untuk pergi ke Jerman aku undur setidaknya sampai Saeron sudah tak lagi membutuhkan ASI dari Solbin. Dan gilanya, Saeron tak mau menerima ASI setelah umurnya delapan bulan. Karena Saeron sudah bisa ditinggal, akhirnya aku pergi bersama Solbin ke Jerman lalu meninggalkan Saeron dengan Yoongi. Solbin tak lama di Jerman, dia hanya menemaniku satu tahun. Karena kupikir Saeron juga membutuhkan kasih sayang dari ibunya sendiri. Saeron di urus oleh Yoongi selama hampir empat tahun lamanya. Bahkan Saeron sering sekali salah memanggil ayahnya. Ia sempat memanggilku dengan sebutan paman. Bukankah itu menyakitkan?"
Nata terkekeh geli mendengar cerita Seokjin. Di tambah melihat wajah aneh dan tingkahlaku Seokjin yang benar-benar tak pernah berubah.
"Lalu, setelah empat tahun setengah setelah Saeron lahir. Yoongi memutuskan untuk kembali aktif di dunia arsiteknya. Mungkin karena aku sering bilang padanya untuk kembali hidup mandiri. Tak enak sebenarnya berkata seperti itu pada sahabatku. Tapi Yoongi harus bisa melanjutkan hidupnya, apalagi aku sudah berkeluarga. Aku tak bisa terus menampungnya ...,"
"... aku bersyukur, di proyek keduanya ini justru ia menemukan orang yang selama ini ia cari. Tujuh tahun, akhirnya Tuhan kembali mempertemukan kalian berdua. Bukankah kalian memang di takdirkan untuk bersama?"
Nara bergeming, kemudian menyeruput minumannya dengan rasa gugup. Ia tak tahu harus senang atau bagaimana mendengar semua cerita dari Seokjin. Hatinya senang karena kenyataan bahwa Yoongi berusaha mencarinya selama ini. Tapi di sisi lain, ia takut jika ia akan kembali tersakiti.
"Nara, percaya padaku. Yoongi sangat mencintaimu. Hingga detik ini." Bersamaan dengan kalimat terakhirnya tersebut. Pintu kafe terbuka, menampakkan sosok pria yang sedari tadi jadi bahan perbincangan. Dengan kemeja putihnya, ia berdiri di depan pintu dengan tatapan terkejut karena tak tahu jika Seokjin tengah bersama Nara.
Nara yang melihatnya pun tiba-tiba salah tingkah. Ia memanggil Yoora, mengambil tas gadis kecilnya itu sebelum akhirnya berpamitan dan berterimakasih pada Seokjin dan Solbin atas ajakan makan malam.
Ia dan Yoora berjalan menuju pintu kafe yang dimana Yoongi masih tak bergerak dari pintu tersebut. Hingga tatapan mereka berdua bertemu, tak ada satu pun yang saling bertegur sapa. Yoongi yang merasa dirinya menghalangi pun menggeser tubuhnya. Membiarkan Nara dan Yoora melewatinya begitu saja.
.
.
.
.
.Aku gantung lagi gak papa yaaa.. yang penting sekarang kalian tau cerita Yoongi selama tujuh tahun ini.
Sebenernya mager banget nulis naskah. Tapi aku harus bisa nyelesaiin cerita ini. Insya Allah 2 part lagi beres yaaa... jadi stay teruuuss...
Oh iya, selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menjalankan. Mohon maaf kalo selama ini aku sering banyak salah sama para readersku. Semoga kita yang menjalani puasa tahun ini selalu di beri kesehatan. Aamiin...
Oke see yaa di dua part terakhir, love yaa 😘
💕💕💕
J_Ra
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Swag Couple : YoonRa [BTS Fanfiction]
FanfictionKisah cinta antara Yoongi dan Nara, pasangan berzodiak lambang ikan. Berawal dari insiden, hingga tinggal bersama lalu dipisahkan. Apa mereka bisa kembali? Bagaimana mereka menjalani lika-liku kisah percintaannya? © - J_Ra