"Selamat sore, selamat datang di kafe kami."
Sunny, gadis dengan rambut sebahu itu terlihat membungkukkan tubuhnya, menyebarkan senyum cantiknya menyapa setiap pengunjung yang datang.
Gadis itu tak pernah melunturkan senyumannya, walaupun terkadang beberapa pengunjung yang datang membawa wajah kecut atau tak menggubris sapaannya.
Seperti wanita paruh baya yang masih terlihat modis dan cantik ini. Ia datang dengan didampingi seorang pria yang lebih muda darinya. Memakai pakaian glamor layaknya wanita tajir yang sulit untuk ditandingi.
Cara berjalannya yang terlihat menawan membuat Sunny terpana hingga lupa memberi sapaan.
Wanita itu membuka kaca mata hitamnya, menarik name tag milik Sunny dan membacanya.
Sunny tentu terlihat gugup, pandangan ketus wanita tersebut membuat nyalinya menciut.
Sedangkan pria yang sedari tadi setia mendampingi nampak berbisik, membuat wanita tersebut akhirnya melepas name tage milik Sunny dan berjalan memasuki kafe dengan angkuh.
Nara, gadis masih dengan cepol kudanya itu diam-diam melirik wanita yang kini duduk di spot kiri kafe. Ia menatap cukup lama bahkan saat wanita itu sedang menyebutkan pesanannya pada Sujeong.
Nara seperti familiar dengan wajah cantik wanita tersebut. Ia merasa sering bertemu bahkan setiap hari melihatnya. Tapi anehnya Nara tidak mengingat sama sekali, di mana atau nama dari wanita yang kini tengah dibisiki oleh pria di sampingnya.
Tengah asik memandangi, wanita tersebut tiba-tiba melirik pada Nara hingga pandangan mereka bertemu. Sontak Nara terkesiap, sampai salah tingkah karena terpergok mengamatinya.
Namjoon datang dari arah dapur, memberikan Nara nampan berisi satu gelas hazelnut coffe dan satu potong choco cake untuk di hidangkan di meja 21. Dan sialnya, meja itu adalah meja yang diduduki oleh wanita kaya raya tersebut.
Nara menerimanya, ia pun keluar dari bar table. Membawa pesanan dengan sedikit rasa gugup.
Di tengah-tengah perjalanannya, tiba-tiba sekelibat bayangan wajah wanita tersebut menghantam kepalanya. Tapi wajah wanita itu terlihat lebih muda dan berdiri bersama seorang pria juga anak kecil di tengahnya.
Nara baru ingat sekarang di mana ia melihat wajah wanita tersebut. Ya, di sebuah bingkai foto yang sengaja Yoongi simpan di dekat tv.
Wanita tempo hari yang juga datang ke apartemennya.
Ralat ... apartemen anaknya, Min Yoongi.
Nara membeku sejenak di tempatnya, otaknya bekerja layaknya komedi putar. Jika dipikir kembali, untuk apa Nara takut? Toh, mereka belum pernah bertatap muka sebelumnya. Jadi apa yang harus Nara khawatirkan?
Jadi Nara memutuskan untuk melanjutkan langkah kakinya yang sempat terhenti tadi sesudah ia menghirup napas panjang.
"Selamat sore," suara Nara serak karena tenggorokan yang sempat kering.
"Satu hazelnut coffe dan satu choco cake?" Nara menyimpan satu persatu hidangan dengan gemetar.
"Selamat menikmati," ucapnya hampir tak terdengar.
Setelah ia membungkuk memberi tanda hormat. Nara pun berbalik dan melangkah menjauh.
Tapi baru ia melangkahkan satu kakinya. Suara dari wanita itu menginterupsi.
"Bisa kau temani aku duduk di sini?"
Nara pun sontak membalikkan tubuhnya, "maaf?"
"Aku ingin kau duduk di sini dan menemaniku."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔️ Swag Couple : YoonRa [BTS Fanfiction]
FanfictionKisah cinta antara Yoongi dan Nara, pasangan berzodiak lambang ikan. Berawal dari insiden, hingga tinggal bersama lalu dipisahkan. Apa mereka bisa kembali? Bagaimana mereka menjalani lika-liku kisah percintaannya? © - J_Ra