XII

486 58 1
                                    



Mobil milik Jinyoung tampak melaju bak kesetanan menyusuri jalan-jalan dipinggir kota seoul tak peduli dengan kecelakaan yg kemungkinan besar akan terjadi karna cara berkendaraanya yg begitu barbar.

Didalam mobil nampak jinyoung begitu kesal, terbukti dengan urat-urat tabal menyembul diahi dengan rahangnya yg mengeras.

Pikirannya hanya mengarah pada satu hal yakni untuk bertemu dengan sehun secepat mungkin ditempat persembunyiannya. Mobil dengan harga selangit itupun ia pacung dengan kecepatan tinggi tidak peduli dengan dua mobil polisi yg berusaha menghentikannya.

Setengah jam kemudian berkendara bak kesetanan dan berhasil lepas dari kejaran dua mobil polisi, jinyoung sampai disebuah bangunan paviliun pribadi miliknya dipinggir kota yg menjadi markas sekaligus tempat sehun bersembunyi.

dengan urat-urat yg masih menyembul didahinya, jinyoung masuk kedalam Ruang tengah paviliunnya yg nampak dipehuni berbagai jenis dan ukuran manusia yg merupakan teman-temannya yg nampaknya sangat kelelahan setelah berusaha menyelesaikan rencana kelompok mereka selama berminggu-minggu.

Dengan kesal jinyoung menedang meja kecil ditengah ruangan yg dipenuhi berbagai jenis minuman dan makanan dengan keras hingga meja itu terpental memecahkan kaca yg menjadi pembatas antara dapur dengan ruangan tengah.

Mendengar suara yg begitu keras sontak menbuat teman-temannya yg tertidur nyenyak itu terbangun, bahkan sehun yg nampaknya barus saja hendak beristirahat dengan duduk disofa didekat perapian menjadi berdiri kembali.

Mereka semua berkumpul diruangan tengah dengan wajah yg nampak kelelahan. Mereka semua merasa ingin sekali memukuli jinyoung namun apa daya mereka sudah tidak memiliki sisa tenaga lagi setelah sebelumnya bergelut dalam mencari informasi guna menpercepat perselesaian rencana.

"Ada apa lagi jin?" Tanya salah satu dari mereka yg duduk didekat jendela.

Jinyoung nampak menarik nafas dalam. Lalu menghembuskannya dengan begitu berat.

"Rencana kita harus segera selesai satu bulan sebelum penikahan adiku"

Jinyoung menatap wajah lelah temannya satu persatu, ada sedikit rasa tidak enak karna telah menbuat wajah temannya yg bisanya sangat terawat menjadi begitu lusuh. Namun, kali ini ia ingin egois bukan untuknya tapi untuk kebaikan adiknya.

Jinyoung tahu betul jika rencana mereka belum sepenuhnya selesai. Tapi apa boleh buat, waktu mereka semakin sedikit dan bahkan hampir habis. Karna itu ia ingin egois dengan tidak menperdulikan keadaan teman-temannya yg sudah hampir pada batasnya dan merendahkan harga dirinya dihadapanya mereka semua.

Untuk pertama kalinya jinyoung berlutu dihadapan orang lain selain kedua orangtuannya dan memohon begitu tulus. Dengan urat didahi yg sudah menghilang tergantikan dengan pipi yg berliangan air mata, jinyoung menundukan kepalanya memohon untuk segera menpercepat rencananya, ia tidak ingin melihat adiknya menderita.

Melihat hal itu teman-temannya hanya saling memadang satu sama lainnya, mereka sudah cukup lelah dan rasanya ingin berhenti saja. tapi, melihat jinyoung yg seperti itu untuk pertama kalinya menbuat mereka akhirnya mengiyakan perkatannya.

Malam itu mereka pun berusaha semaksimal mungkin untuk segera menyelesaikan rencana mereka.







Pukul 12 malam, tepat tengah malam.

Sehun telihat berjalan gontai, melangkah tanpa tujuan setelah mendengar alasan pernikahan kyungsoo dipercepat karna ia sudah hamil. Sehun menguatkan hatinya yg semakin terluka sambil menutup rahangnya kuat-kuat. Tanpa disadari, ia telah menghapus ekspresi sedih dan sakit yg menghinggapi wajahnya selama berminggu-minggu itu.

Berjarak tidak jauh dari paviliun milik jinyoung, sehun melihat sebuah bangunan dengan puncak yg begitu tinggi. Ia menengadah memandangi punca atap bangunan itu lalu masuk.

Tidak ada siapa-siapa didalam sana. Cahaya menembus melalui kaca jendela transparan untuk menyinari sehun, ia terus berjalan gontai dengan pikiran kosong menaiki sebuah tangga yg sudah tua didalam sana.

Langkhanya sampai dipucak dari anak tangga yg ia naiki yg ternyata langsung terhubung dengan sebuah ruangan. Langkahnya terhenti dan jantungnya berdetak keras dengan isi kepala yg tidak percaya dengan apa yg ia lihat setelah sampai disana.

Sebuah peti mati terbuat dari kaca ditembok dengan berisi tubuh seorang lelaki berbalut seragam SMA yg dipenuhi darah dengan sudut bibir seolah-olah menyunggingkan senyuman tipis yg mencurigakan dan mata yg terbuka lebar menatap lurus kedepan menbutanya tampak sangat menakutkan.

Itu tubuh Park Bo-Gum yg sudah tidak bernyawa.

Namun bukan itu yg menbuat sehun menatap tidak percaya, melainkan benang-benang merah yg menjalar ditembok dengan berbagai fotoKyungsoo dan Jinyoung.

Krikkk........

Brak................

Peti mati kaca itu tiba-tiba saja jatuh menbuta kacanya pecah dan jasad didalamnya jatuh kelantai. Sehun tersadar dari pikiran kosongnya. Ia menatap ngeri pada jasad yg jatuh diantara kaca itu.

Namun, tatapannya itu terjadi hanya beberapa menit sebelum akhirnya sehun melihat sesuatu yg tertempel ditembok bangunan.

Sebuah foto keluarga.





























MIAN.................!!!!!

Aku lagi Bad Mood akhir-akhir ini jadi ceritanya jelek dan makin gaje, jadi MIAN...............!!!!!!!!!!!!!!!!!

Beautiful Pain (Gs) FinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang