07

465 55 3
                                    







Minggu pagi.

Jisung, anak lelaki yg dititipkan pada sehun oleh baekhyun dan suaminya kai tampak sedang menggambar dibuku gambar baru hadian dari lucas anak dari kris dengan alat tulisnya juga pemberian darinya.

Sementara sehun, lelaki rupawan yg diberikan tanggung jawab untuk mengasuh jisung selama kedua sahabatnya itu pergi tampak tengah asik menonton berita ditelevisi disamping jisung yg tengah menggambar dengan posisi berbaring.

Keduanya sama-sama tidak mengeluarka suara sama sekali. Hanya suara dari televise dan suara goresan alat tulis jisung dikertas gambar yg terdengar. Keduannya sudah seperti itu sejak selesainya sarapan.

Tiba-tiba ditengah keheningan keduannya diruang tengah apartemen itu suara seseorang mengetuk dan menekan bel apartemen mengema diruangan. Menbuat sehun mau tidak mau harus bangkit dari posisi nyamannya.

Sehun langsung memasang tampang datar andalannya sepetti biasa ketika menbuka pintu dan mendapati sosok wanita manis berdiri dihadapannya dengan sebuah senyuman yg begitu manis.

"Hunie~"

Luhan, sepupuh Tao istri kris yg berasal dari china langsung merih tubuh lelaki yg masih memasang tampang datar dihadapannya itu ketika ia telah selesai menunjukan senyuman manisnya.

"Lu—luhan"

Sehun sulit bernafas karna wanita sepupuh tao itu memeluknya begitu erat. luhan yg sadar jika sehun kesulitan bernafas karna dirinya yg memeluknya terlalu erat pun melepaskan pelukannya.

"Oo, hunie lulu kangen"

Luhan berkata seraya meriah tangan kanan sehun dan menggengamnya erat. sehun yg melihatnya masih memasang tampang datar.

"Karna aku disini mari kita jalan-jalan sekarang!"

Luhan berkata begitu sangat senang dengan binar mata yg berharap jika lelaki yg masih ia sukai dari dulu hingga sekarang itu akan mengambulkannya karna sejak sehun kehilangan ingatannya luhan berkata jika ia adalah kekesaihnya walaupun Cuma sepihak.

Namun, binar matanya langsung saja menghilang ketika matanya mengangkap sosok anak lelaki dibalik tubuh sehun. Sosok yg sudah ia ketahui siapa sebenarnya anak itu karna dokter yg merawat kyungsoo ditempat jinyoung menyembunyikannya adalah pamannya sendiri.

Luhan syok. Sedangkan sehun yg sadar jika luhan sudah melihat jisung langsung membawanya masuk kedalam apartemen dan mendudukinya disofa dengan jisung yg juga duduk hadapannya, sehun pun ikut mendudukkan dirinya disamping jisung.

Suasana menjadi tidak damai. Luhan merasa tengah berada dalam sebuah sidang yg menperebutkan hak seseorang.

Luhan mendengus kesal setelah mendengar penjelasan sehun tentang jisung jika ia hanya dititipkan hingga urusan kai dan baekhyun selesai.

"Pulanglah! Aku akan kerumahmu nanti"

Luhan yg sudah mulai naik darah dan perasaan bersalah karna mengaku-aku sebagai kekasih sehun tiba-tiba menyelimuti hati ketika kedua matanya tanpa sengaja bertemu dengan mata jisung yg sangat mirip dengan kyungsoo.

Sehun yg merasakan jika luhan sudah naik darah langsung meraih tangan luhan, membawanya menjauh dari jisung.

Dan didepan pintu masuk mereka berdua bertengkar hingga terdengar ketempat jisung berada. Jisung yg mendengarnya hanya menundukkan kepala sambil memegang hasil gambarnya. Gambar dua orang wanita dengan dua lelaki. Gambar mendiang ayahnya, ibunya, baekhyun, juga pamannya.

Yg mungkin salah satu diantara kai, sehun dan kris.

"APA MASALAHMU?"

"Sehun, kau membentakku"

Jisung memeluk buku gambarnya. Wajahnya terlihat murung dan kedua matanya berkaca-kaca, ia tidak suka dengan sikap luhan yg menentang kehadirannya diapartemen sehun seolah dirinya adalah sebuah hama yg sangat merugikan. Namu ia juga senang karna pamannya sehun membelanya. Ternyata paman kakunya itu sangat menjaganya.

Tanpa memberikan sepath katapun sebagai penutup, luhan lantas pergi setelah bertengkar dengan sehun.

Sementar sehun, ia mengusap wajahnya dengan kedua tangan dengan kasar. Dia tahu jika dialah yg salah pada luhan, karna sebelumnya sehun sudah berkata iya waktu itu. saat luhan meminta dirinya dan sehun untuk pergi jalan-jalan berdua sekaligus kencan mereka saat luhan tiba diseoul.

Lelaki yg tadinya memasang tampang datar itu terlihat menarik nafasnya dalam-dalam. Lalu duduk ditempatnya semula.

Jisung tidak berani menatap sehun ketika ia duduk disebelahnya.

"Maaf ya telah membuatmu terganggu"

Jisung hanya menganggukan kepalannya. Sehun pun melirik buku gambarnya yg terus dipeluknya.

"Gambar apa? Boleh paman lihat"

Jisung terlihat ragu pun menunjukkan hasil gambarnya malu-malu pada sehun.

Terharu.

Hal itu yg dirasakan sehun ketika melihat hasil gambar jisung dan mengetahui gambar apa yg ia buat. Jisung, anak itu selalu punya cara sendiri untuk membuat dada seorang sehun berdegup dan terasa sesak diwaktu yg bersamaan.

"ini ayah, dan ibumu juga bibi baekhyun. Lalu yg disebelah ibumu siapa?"

"Paman"

"Paman kai"

"Bukan"

"Paman kris"

"Bukan. Ini paman Oh Sehun"

Deg.

Jawaban jisung menelusuk cepat tepat di dalam relung hati sehun yg terasa kosong dan kehilangan. Dan sebuah bayangan buram berputar didalam kepalannya diikuti dengan rasa sakit yg ikut muncul.

Sepertinya sehun secara perlahan-lahan mulai kembali mengingta kenangannya yg hilang.











Sesuai dengan apa yg dikata sehun ketika sebelum mereka bertengkar jika ia akan bertemu dengan luhan dirumahnya. Dan sinilah dirinya sekarang berdiri didepan pagar rumah luhan dan sang empunya berdiri tepat dihadapannya dengan wajah murung, sedangkan jisung ia tinggalkan dimobil miliknya yg terparkir tidak jauh.

"Jangan marah"

Sehun memohon dengan wajah datarnya sambil memegang tangan luhan.

"Kamu tidak benar-benar menyayangiku bukan?"

Luhan menatapnya, berusaha menemukan jawaban dan berharap jika lelaki dihadapannya itu akan memeluknya dan aku menyayangimu.

Namun hingga 1 menit kemudian berlalu sehun masih diam. Luhan tahu sekarang, jika dihati sehun tidak ada dirinya dan juga tahu jika dihatinya masih terdapat cinta untuk kyungsoo yg tersimpan jauh yg hanya saja ia lupakan.

Luhan melepaskan tangan sehun. Air matanya sudah mulai menetes. Sehun tidak mampu melihatnya.

"Kita putus"

"Kita selesai. Kau bisa pergi sekarang karna aku bukan lagi kekasihmu. Dan maaf karna telah menbohongimu"

Luhan pergi membiarkan sehun tetap membatu dengan pikirkan yg mencerna perkata luhan tadi.

Setelah sadar dengan maksud dari perkataan luhan, sehun berjalan kemobilnya. Lalu, duduk sambil mengusap wajahnya dengan kedua tangan. Rasa sakit tiba-tiba muncul begitu juga dengan bayangan yg awalnya buram kini terlihat sedikit jelas hanya gambar wajahnya yg terlihat buram.

Jisung yg duduk dibelakang dan melihat sang paman kesakitan pun maju sedikit kedepan mengulurkan tangan kanannya ke bahu sehun. Seperti memeluknya, menenangkannya.

Sehun yg sadar dengan apa yg dilakukan jisung menoleh kerahnya seraya berkata.

"Tolong peluk aku, jisung"

Beautiful Pain (Gs) FinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang