XVI

749 62 5
                                    



Kyungsoo dipindahkan dari ruangan kecil yg gelap nan pengap dipinggir kota pada malam kunjungan terakhir chanyeol dan suho setelah ia sembuh dari demam yg dialaminya yg sepertinya tempatnya lebih jauh dari sebelumnya.

Ruangan yg baru ini lebih besar dengan permadani melapisi lantainnya , tidak terlalu dingin dan ranjangan bukan lagi ranjang kecil namun besar nan empuk.

Kyungsoo duduk dikursi kayu dekat dengan jendela besar yg tertembus sinar rembulan diruangan itu sambil memandangi langit malam yg bertabur bintang-bintang dari balik jendela berjeruji besi itu.

Melihat bintang-bintang itu lama-kelaman kyungsoo jadi mengingatkannya akan hari-hari hangat dimasa lalu. Hari-hari itu adalah hari ketika ia dan sehun masih berhubungan, semuanya terasa bagaikan sebuah mimpi.

Kyungsoo sampai sekarang masih ingat senyuman hangat yg selalu sosok sehun hanya untuk dirinnya dan tubuh hangat yg selalu memeluknya ketika ia sedih. Rasanya ia sangat merindukan sosok lelaki putih bermarga Oh itu sekarang.

"Hun. Oh Sehun~~Hunie'ku~~Cintaku yg berakhir teragis"

Air matanya sudah tidak bisa ia tahan lagi. Rasanya begitu sakit, bukan pada tubuhnya namun hatinya yg telah hancur berkeping-keping.

Sementara itu didepan pintu, sosok chanyeol hanya bisa diam dengan mata yg menatap langsung sosok gadis yg ia culik setelah 2 minggu ini ia nikahi yg tengah mengandung anak mereka. Mata hitam kelamnya berkilat kesedihan, rasa bersalah langsung menyelimuti hatinya. Ia resah dan takut dengan apa yg akan dilakukan selanjutnya.

Apa aku terlalu jahat? Aku tidak berniat menbuatnya seperti itu. dan kenapa hatiku juga ikut sakit melihatnya seperti itu. Pikirnya dengan langkah perlahan berjalan kearahnya. Kemudian diraihnya tubuh mungil kyungsoo yg terasa gemetar dan dipeluknya begitu erat.

kyungsoo yg sudah terlalu larut dalam kesedihannya hanya diam menbiarkannya dan malah semakin menjadi. Chanyeol yg mendengar tangis memilukan sang istri hanya bisa membalas dengan semakin memeluknya erat dengan mata yg memerah menahan tangis penyesalan.

Dengan setetes air mata yg berhasil lolos dari matanya, chanyeol berbisik lembut ditelingan kyungsoo.

"Maafkan aku~~karna telah melukaimu. Ini semua tidak akan terjadi bila kakakmu tidak memulai terlebih dahulu"







Langkah kaki yg terburu-buru terdengar mengama di lorong pabrik yg terbengkalai. Chanyeol, sosok tinggi itu melangkah dengan begitu terburu-buru dengan raut wajah yg begitu marah.

Ia telah menguatkan hatinya yg sempat goyah setelah melihat kyungsoo yg ternyata sudah berhasil mencuri hatinya tanpa ia sadari setelah melihatnya wajahnya yg dipenuhi dengan duka, sambil mengantupkan rahangnya kuat-kuat dan tangan yg mengepal menaha amarah disamping tubuhnya. Tanpa disadari, ia telah menghapus ekspresi sedih dan sakit yg menghinggapi wajahnya sesaat yg lalu.

Chanyeol melihat sosok yg telah menjadi patnernya didalam rencana itu selama ini suho, sang kakak yg tengah berdiri dilantai 2 pabrik yg nampaknya tengah bertelepon dengan anak buahnya. Ia menengadah memandangi sosok suho itu, lalu melanjutkan langkahnya menaiki tangga penghubung lantai dasar dengan lantai 2 tempat suho tengah berdiri.

Langkahnya semakin cepat hampir berlari ketempat dimana suho berada. Rasa amarah chanyeol sudah tidak bisa ia tahan lagi dengan sedikit berlari mendekatinya, lalu secara tiba-tiba dijarak yg lumayan dekat ia melayangkan tendangannya kewajah suho dengan begitu keras.

Tubuh suho langsung tersungkur dengan hidung mengeluarkan berdarah. Matanya terlihat begitu kesal, dengan sedikit memaki suho memandangi siapa sosok yg dengan beraninya melakukan hal itu.

Beautiful Pain (Gs) FinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang