03

454 62 1
                                    

Sabtu pagi, di Seoul. Hari pertama Jisung dititipkan kepada sehun.

Didalam unit apartemen milik sehun, diruang tengah didepan televise terlihat jisung yg tampak sudah rapih duduk dilantai beralasakan karpet berbulu putih dengan semangkuk sereal dan tatapan mata yg tak lepas dari sosok lelaki tinggi putih bak pangeran yg terus saja disibukan didapur apartemen yg memang tidak dibatasi apa.

Anak itu hanya bisa diam menatap sehun seraya memakan sedikit demi sedikit semangkuk sereal yg dibuat sehun untuk dirinya tadi.

Hari ini sehun dengan sangat terpaksa mengajak jisung ke kantor tempatnya bekerja karna ada beberapa urusan yg harus ia selesaikan.Sebuah kantor dari perusahaan besar yg akan menjadi miliknya seutuhnya nanti.

Jisung bangkit dari duduk diatas karpet berbulu putih, menaruh mangkuk yg isinya tinggal sedikit keatas meja kecil disamping sofa.

Melangkah dengan kaki kecilnya kearah sehun menunggunya untuk menuntunnya seperti yg dilakukan kai atau baekhyun padanya. Namun, lelaki putih dengan tubuh tinggi proporsional yg memakai setelah jas itu tidak peka.

Mereka pergi meninggalkan apartemen mewah sehun menggunakan mobilnya yg sudah siap dipakai kekantor.



1 jam kemudian mereka tiba dikantor sehun.

Sehun keluar dari mobilnya dikuti dengan jisung setelah memarkirkan mobilnya. Sehun, dia melirik jisung yg berjalan sedikit kesusahan menyimbangi langkahnya dibelakangnya.

"Astaga, rasanya aku seperti orang yg sedang dibuntuti"

Dasar paman tidak tahu diri, jisung masih anak-anak dan langkah kakinya berbeda dengan langkah kaki orang dewasa. Dasar paman bodoh.

Mendengar hal itu menbuta kehing jisung mengkerut dengan bibirnya yg dimanyunkan. Dan semakin menpercepat langkahnya dan sekarang sudah berdiri disamping sehun.

Melihat jisung yg mungkin kesal dengannya, sehun tanpa sadar tesenyum dan mencubit kedua pipi jisung dengan gemas. Lalu, mengacak-acak rambutnya.

Sementara yg diperlakukan begitu juga ikut tersenyum. Didalam hati ia merasa senang akhirnya sehun bisa merasa nyaman dengannya.

Tersadar dengan apa yg baru saja ia lakukan, sehun dengan cepat merubah ekspresi wajahnya menjadi datar. Lalu, pada akhirnya ia menggandeng tangan mungil jisung menbuta senyuman diwajahnya semakin lebar saja.

"Apa nama lengkapmu paman?"

"Oh Sehun. Lalu kamu sendiri?"

"Do Jisung"

DEG......

Tiba-tiba jantung sehun berdetak begitu keras seketika setelah jisung menyebut nama lengkapnya. Didalam hati sehun, ia merasa tidak asing dengan marga itu. seolah ia sudah kenal begitu lama. Namun, tidak tahu siapa itu.

"Selamat pagi, pak!"

Kang Daniel, sekertaris sehun menyapa sehun dengan ramah. Dan karyawan-karyawan disekitar memandang ramah dan gemas kepada jisung yg mengandeng tanga besar sehun, menyembunyikan dirinya dibelakang lelaki.

Salah satu dari mereka bahkan melambai-lambaikan tangannya atau boneka beruang kea rah jisung.

Merasa suasana tak nyaman karna banyak yg melihat kerah jisung dan ngengaman tangan jisung yg semakin erat pada tangan sehun.

Lelaki tinggi nan putih itu pun menbawa jisung ke sebuah ruangan yg sangat privat dan cukup besar, yg mana merupakan kamarnya yg berada tak jauh dari ruang kerjannya.

Jisung diam saja karna merasa agak aneh. Suara jam dinding sampai bisa terdengar. Dan sehun jadi salah tingkah.

"Paman"

Beautiful Pain (Gs) FinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang