08

463 49 1
                                    

Uhuk....uhuk.....





Suara seseorang yg terbatuk terdengar dari kamar yg ditempati jisung menbuat sehun yg sedang mengerjakan pemeriksaan ulang dokumen-dokumen penting untuk dibawa ke kantor besok siang langsung sigap mendekati kamar yg menjadi sumber suara.

Sehun masuk kedalam kamar dan mendekati jisung yg terlihat tengah terbatuk-batuk diatas tempat tidur dengan posisi berbaring dengan selimut yg membungkuas tubuhnya hingga sebatas lehernya.

"Jisung, apa yg terjadi?"

Tangan sehun terulur menyentuh dahi dan leher jisung secara bergantian. Lalu, menperhatikan wajah jisung yg pucat, dengan bibir yg terlihat kering dan binar matanya yg biasanya cerita menjadi meredup.

Sehun yg baru sadar jika jisung tengah sakit pun panik bukan main walaupun wajahnya tidak terlihat seperti orang yg panik. Dengan tergesa sehun keluar dari kamar mengambil dompet dan kunci mobilnya, kemudian kembali kekamar jisung.

"Kita kedokter sekarang"

Sehun langsung menggendong tubuh kecil jisung setelah memakaikan jaket miliknya padanya, kemudian berjalan dengan tergesa-gesa keluar dari apartemen menuju parkiran mobil gedung apartemen.

Mobil bergengsi dengan harga selangit kesayangan seorang Oh Sehun terlihat melaju dengan kecepatan tinggi dijalan menujuk rumah sakit, namun tetap berhati-hati demi keselamatan mereka.

Didalam mobil selama perjalanan menuju rumah sakit jisung terus saja bergumam memanggil-manggil nama ibunya dengan kedua mata yg terpejam menbuat sehun yg merasa tidak asing dengan nama yg digumamkan olehnya. Seolah nama itu sudah sangat sering ia dengar.

"Kenapa terasa sangat familiar"





20 menit kemudian mobil sehun sampai dirumah sakit. Setibanya disana jisung langsung segera ditangani oleh seorang dokter dan beberapa perawat setelah sehun berteriak keras meminta pertolongan dengan jisung yg berada digendongannya.

Saat itu sehun sangat cemas dan panik, ia seolah sangat takut kehilangan jisung.

Sehun berdiri disamping ranjang pasien dimana tubuh jisung dibaringkan dan diperiksa oleh seorang dokter dengan raut wajah yg begitu cemas. Sedangkan sosok yg tengah sehun cemaskan masih tampak tenang dengan sinar matanya yg masih meredup.

"Bagaimana keadaannya, dokter? Apa jisung baik-baik saja?"

Dokter wanita berusia 30th yg menangani jisung itu hanya tersenyum.

"Tidak apa-apa, ia hanya deman dan batuk saja. hanya perlu istirahat, meminum obatnya dengan teratur hingga habis, jaga pola makannya dan jangan izikan ia untuk jajan sembarangan. Maka dalam beberapa minggu akan sembuh"

Sang dokter wanita menjelasakan.

Sehun pun hanya mengangguk paham.

Setelah mengucapkan terimakasih pada dokter wanita itu, ia pun menbantu jisung untuk turun dari ranjang pasien dengan begitu hati-hati.

"Jisung sangat menuruni gen anda ya tuan sehun? Dia anak yg sangat tenang seperti anda. Kalian terlihat sangat serasi"

Dokter wanita itu berkata dengan sebuah senyum, seolah mengira jika sehun dan jisung adalah sepasang ayah dan anak. Menbuat sebuah senyuman melenkung diwajah pucat jisung, sedangkan sehun tampak tidak nyaman walaupun sudah ada beberapa kali mendengar perkataan yg sama sejak sehun mengajak jisung kemana pun ia pergi.



Malam telah tiba.

Jisng terlihat tertidur setelah meminum obatnya. Terdengar suara nafas berat darinya dan tidurnya pun terlihat sangat tidak nyaman.

Beautiful Pain (Gs) FinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang