XV

550 55 4
                                    







"uhuk.....uhuk......hoekk....."

Jinyoung mengelap sisa noda merah pekat yg masih ada disudut bibirnya dengan punggung tangannya kasar dengan nafas yg terengah. Lalu, memutar keran dihadapannya dengan kepala yg tertunduk. Ia tersenyum miris disaat melihat cairan merah pekat itu mulai hilang secara perlahan-lahan.

Kepalanya berusaha ia tegakan dan lagi-lagi tersenyum miris melihat pantulan tubuh yg semakin hari semakin menyedihkan saja. wajahnya pucat nyaris serupa dengan mayat, bibirnya pucat dan kering, dan tubuhnya mulai keringat dingin.

Matanya berair menatap pantulan dirinya itu, ia benar-benar mengasihani dirinya yg begitu semakin terlihat menyedihkan.

"Menyedihkan sekali"

Tangan bergetar menyetuh bagian wajahnya yg terpantul dicermin itu dengan senyuman miris. Perutnya tiba-tiba kembali terasa seperti diremas dan kembali memuntahkan cairan itu lagi.

Nafasnya terasa lebih sulit dari sebelumnya menbuat ia mundur dari wastafel hingga dinding, ia merosok kebawah dan mendudukan dirinya dilantai kamar mandi yg terlihat sedikit terkenal noda merah itu.

Jinyoung menekuk kakinya hingga dada dan kepalanya bersandar pada lututnya. Ia terdiam selama beberapa menit sebelum akhinya suara tawa darinya mengemba disana.

Tes.....

Tes.........

Air matanya keluar dari sudut matanya disela-sela tawanya. Jinyoung ia tertawa sambil menangis sebagai bentuk dirinya yg mengasihani dirinya sendiri.

"HAHAHA...HIKS....HIKS...aku benar-benar menyedihkan"

















"Uhuk......Uhuk.....Uhuk....."

Chanyeol yg tengah duduk dibalkon ruangan tempat kyungsoo dikurung yg sedang menyiapakan rencana terakhirnya yg begitu penting bersama dengan suho langsung sigap mendekati kyungsoo yg terbatu-batuk terbaring diatas ranjang. Meninggalkan suho yg tengah berbicara serius padanya.

Chanyeol berdiri disamping ranjang dan tangannya terulur menyentuh dahi dan lehenya bergantian.

"Apa yg terjadi pada wanita itu?"

Suho bertanya sambil berjalan kearahanya. Matanya melirik wajah kyungsoo yg tampak pucat, bibirnya kering nan pucat dan tangan ikut menyentuh dahi dan lehernya sama halnya dengan apa yg dilakuan chanyeol.

"Sepertinya dia sakit. Badannya panas sekali"

Suho melirik chanyeol yg berada disampingnya, ia sedang mencoba menerka hal apa yg akan ia lakukannya mendengar bahwa kyungsoo sedang sakit. Karna suho ia tahu jika adiknya itu sudah benar-benar jatuh hati pada gadis yg tengah terbaring lemah diatas ranjang itu.

Wajah chanyeol terlihat panik setelah mendengarnya, tangan terulur berniat menggendong tubuh mungil itu namun ditahan oleh suho yg tampaknya tidak setuju dengan apa yg dipikirkan olehnya. Chanyeol menatap suho geram.

"Lepaskan"

"Hai chan kau ingin rencana kita gagal. Dan menbiarkan kak bogum tidak tenang disana"

Chanyeol tampak berpikir sejenak dengan gigi yg ia bergemeletuk dan mata yg melirik tubuh mungil kyungsoo yg berada di ngendongannya dengan tubuh seorang yg diawetkan didalam peti kaca secara bergantian.

Suho tampak menggakat suduh bibirnya samar seraya memperhatikan perubahan ekspresi wajah chanyeol yg awalanya sangat panik menjadi bingung setelah mendengar nama kakak mereka yg telah meninggal.

Beautiful Pain (Gs) FinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang