Tak terasa waktu sudah menunjukkan angka 5 sore.
Raya sudah selesai latihan band, sekarang adalah waktunya Ia pulang. Sebelum pulang, dia chat Raga, untuk menanyakan apakah Raga jadi mengantarnya pulang atau tidak.RagaAl
Ragaa
Jadi anter gua
balik kaga?Sudah hampir 30 menit Raya menunggu tapi tak ada jawaban juga. Langit sudah mulai gelap tanda malam akan tiba, tetapi Raya belum ingin pulang sebelum ada kabar dari Raga. Takut kalau nantinya Raga akan menjemput ketika dia sudah pulang.
Raya mencoba menghubungi Raga lewat telpon, tetapi hasilnya tetap sama tak ada jawaban dari Raga hanya suara sambungan saja.
"Ray? Kok belum pulang? Raga mana?" tanya Wildan yang kebetulan melihat Raya setelah dia membereskan ruang band.
"Eh, iya nih. Gua juga gak tau Raga kemana, udah dicoba telpon tapi gak diangkat juga"
'Kesempatan gua nih buat mulai dekat sama Raya. Thanks Ga, karena lu lupa buat jemput Raya jadinya gua bisa antar kekasih lu yang cantik ini' -ujar Wildan dalam hati dengan senyum kecilnya.
"Yaudah bareng gua aja, udah sore banget. Kasian nanti orang rumah nyariin lu"
"Tapi takut nanti Raga jemput gua, kak"
"Biarin aja, siapa suruh bikin lu nunggu lama. Ayo" Wildan menarik pelan tangan Raya.
Raya hanya bisa mengikuti Wildan saja untuk menuju motornya. Setelah memakai helm, mereka pun pergi.
Saat diperjalanan, tak ada percakapan antara Raya dan Wildan. Hanya suara motor dan mobil berlalu-lalang saja. Tapi saat mereka melewati sebuah cafe, Raya melihat seseorang yang tak asing baginya.
"Kak, berhenti sebentar deh" ucap Raya sembari menepuk pelan pundak Wildan yang otomatis berhenti saat itu juga.
"Kenapa?" Raya tidak menjawab pertanyaan Wildan, dia fokus melihat orang tersebut dan Wildan mengikuti arah pandangan Raya.
"Mau gua samperin? Kurang ajar tuh anak"
"Eh, gak usah kak. Biarin aja mungkin teman"
"Teman sih teman, tapi jangan sampe lupain lu kali Ray"
"Gak apa-apa. Ayo jalan, kak" Wildan membuang nafas, dia hanya bisa menuruti perkataan Raya dan melajukan kembali motornya.
Yang dilihat Raya sepertinya benar, benar kalau yang sedang bersama perempuan disebuah cafe itu adalah Raga. Tapi kenapa mereka berdua berada disana? Siapa perempuan itu? Dan kenapa mereka sangat asyik mengobrol sampai lupa kalau Raga harus menjemput Raya? Apa Raga mempermainkannya?
Tak terasa Raya dan Wildan sudah sampai didepan rumah Raya. Raya turun dan memberikan helmnya kepada Wildan.
"Makasih ya, kak. Maaf jadi ngerepotin" ujar Raya sembari Wildan menaruh helmnya dibelakang jok motor.
"Iya, sama-sama. Gak ngerepotin kok Ray" Raya hanya tersenyum kecil.
"Oh iya, soal yang tadi jangan terlalu di pikirin ya. Kalau misalkan benar dia main dibelakang, biar gua yang tanganin tuh anak"
KAMU SEDANG MEMBACA
R&R [COMPLETED]
Teen Fiction[SEBAGIAN PART DI PRIVATE, FOLLOW TERLEBIH DAHULU BIAR BISA BACA] ____________________________________________ "lu kalo ngomong jangan sembarangan. Ya kali gua suka sama dia" bantah Raga. "kok lu lihat ke arah Raya terus dari tadi?" tanya Fandi. ...