25. Fight

218 13 2
                                    


Sesampainya di kantin, Raya dan Raga duduk yang berada tak jauh dari pintu masuk. Suasana kantin lumayan sepi karena penampilan diatas panggung masih berlanjut, hanya beberapa murid saja yang berada disana.

"Mau pesan apa?" tanya Raga kepada Raya.

"Mau minum es teh manis sama mie ayam, boleh ya? Kan minggu ini belum" bujuk Raya dengan mata binarnya membuat Raga tidak tega.

"Hm, iya boleh"

"Yes!" Raya tersenyum senang lalu memberikan uangnya kepada Raga tetapi di tolak.

"Gak usah, gua aja"

"Yaudah, makasih Ga" Raga mengangguk dan segera pergi ke penjual mie ayam untuk memesan pesanan Raya.

"Hai, Ray" sapa Wildan ketika masuk ke area kantin dan melihat Raya duduk sendirian.

"Eh, hai Wil"

"Sendirian?"

"Nggak, lagi nunggu Raga pesan makanan"

"Oh, boleh gabung?"

"Boleh, duduk aja" Wildan pun duduk di hadapan Raya.

Sehabis memesan makanan, Raga kembali ke tempat Raya duduk. Ia terkejut ketika melihat ada Wildan disana, lagi-lagi Ia menahan emosinya.

"Ngapain lu disini?" tanya Raga dingin saat sudah sampai di meja.

"Cuma mau duduk, emang gak boleh?" jawab Wildan.

"Banyak bangku kosong, kenapa disini? Gak bisa ditempat lain aja?"

"Raya aja izinin, kenapa lu gak suka?"

"Gak papa, Ga. Biarin aja Wildan duduk disini, biar ramai juga"

Raga yang mendengar ucapan Raya hanya bisa pasrah dan duduk di sampingnya, Ia tidak mau terjadi keributan hanya karena Wildan yang sepertinya sengaja membuatnya emosi.

"Ini akang, pesanannya" ujar Bang Dodi, si penjual mie ayam sembari membawa dua mangkuk mie ayam ke meja dengan nampannya tak lupa minumannya.

"Makasih, Bang" Mas Dodi mengangguk dan kembali.

"Lu gak makan Wil?" tanya Raya.

"Nggak, tadi gua udah makan"

"Oh, gua makan ya" Wildan mengangguk.

Raya pun memakan mie ayam nya, begitu pula dengan Raga. Raga tidak peduli dengan adanya Wildan, bahkan dia merasa risih dan kesal. Kenapa Wildan terus mengganggu dirinya dan juga Raya? Apakah firasatnya bahwa Wildan akan mengacaukan hubungannya akan terjadi?

"Kalian berdua pacaran?" tanya Wildan membuka obrolan kembali.

"Iya, kita pacaran. Kenapa nanya?" tanya Raga sinis.

"Ya, gak papa sih, cuma nanya aja. Tapi Ray, lu yakin kalo Raga gak bermaksud lain sama lu?" Raya mengerutkan dahinya.

"Maksud lain?"

R&R [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang