Hola bertemu lagi dengan ceritaku. Setelah revisi ini selesai, aku bakalan publish cerita ke-3 aku. Tetap setia dan dukung aku terus yaa.
Happy reading
•R&R•
Keesokan harinya, yaitu hari Sabtu. Raga bangun agak siang karena hari libur dan juga sehabis sholat subuh ia tidur lagi.
Jam menunjukkan pukul 8 pagi, Raga segera membersihkan badannya lalu mengganti pakaiannya. Setelah selesai, ia turun ke bawah berniat untuk sarapan.
Tetapi belum sampai Raga di meja makan, ia melihat Papahnya, Alviro dan juga Raffa sedang sarapan bersama. Raga yang melihat itu tak jadi turun dan berbalik naik ke atas kembali karena terlalu malas untuk berdebat di pagi hari.
"Raga!" panggilan itu membuat Raga berhenti sejenak di anak tangga. Ia melihat ke arah sumber suara, dimana tadi Raffa memanggilnya.
"Sarapan" ajak Raffa.
Raga menaikkan sebelah alisnya tak mengerti. Tumben sekali kakaknya ini mengajak dirinya sarapan. Apakah ada terjadi sesuatu dengannya? Ada yang aneh.
"Iya, ayo Raga" ucap Alviro.
"Gak usah, nanti aja" tolak Raga dan melanjutkan langkahnya untuk naik ke atas menuju kamarnya kembali.
"Yaudah, Pah. Gak papa, mungkin Raga masih kesal sama Raffa" Raffa hanya tersenyum getir. Memang pantas, karena dia juga mengaku kalau dirinya salah dan mengakibatkan Raga menjadi seperti ini padanya.
"Huft, lanjutin sarapannya" Raffa mengangguk, sedangkan Alviro membuang nafasnya perlahan. Kapan kedua anaknya ini akan akur seperti dulu?
•R&R•
"Bang, gua jadi pulang hari ini kan?" tanya Raya dengan antusias karena senang akhirnya ia akan keluar dari kamar yang sudah dia tepati kurang lebih seminggu ini.
"Ngga, gak jadi. Kata dokter lu besok baru bisa pulang" jawab Kevin asal sembari memainkan handphonennya dengan serius, dia sedang bermain game.
"Kok gitu sih? Kata dokter udah boleh pulang kok hari ini, kenapa jadi besok? Gua mau nya sekarang" Raya mengerucutkan bibirnya akibat jengkel.
Tapi setelah Raya mengeluarkan protesnya, Kevin masih fokus dengan game yang ia mainkan itu.
Raya mendengus kesal, Kevin kalau sudah bermain game pasti seperti ini. Dia akan selalu fokus dengan gamenya dan tidak menghiraukan apapun yang terjadi disekitarnya, bahkan orang yang berbicara dengannya.
"Abang!" panggil Raya dengan kencang sembari menahan kesalnya. Tapi emang dasar abang kurang asem, panggilan Raya dihiraukan begitu saja.
"BANG KEVIINNN! GUA BANTING YA TUH HP!" teriak Raya dengan kesal.
"Ah, sialan. Kalah kan gua"
"Gak usah teriak anjir, suara lu melengking banget sampai ganggu konsentrasi gua!" omel Kevin kepada Raya.
"Makanya kalo ada orang ajak omong tuh dengerin! Game mulu yang diurusin, gak ada akhlak" Raya mendengus.
KAMU SEDANG MEMBACA
R&R [COMPLETED]
Teen Fiction[SEBAGIAN PART DI PRIVATE, FOLLOW TERLEBIH DAHULU BIAR BISA BACA] ____________________________________________ "lu kalo ngomong jangan sembarangan. Ya kali gua suka sama dia" bantah Raga. "kok lu lihat ke arah Raya terus dari tadi?" tanya Fandi. ...