HappyReading!!!
Sudah satu minggu Alisa bersekolah di sini, dan siapa sangak ia akan bertemu dengan teman lamanya. Sejak kepulangannya dari negera kelahiran ayahnya itu, pria yang berdarah Eropa itu langsung menyekolahkan Alisa tanpa persetujuan gadis itu.
Alisa sudah protes saat itu dengan kelakuan ayahnya yang seenaknya melalukan sesuatu semaunya tanpa memberitahukannya dulu, tapi siapa yang mau mendengarkan gadis itu.
Felix berdeham saat pria itu sudah berada di depan Alisa, membuat gadis itu mendongak menatapnya.
"Kenapa lo selalu ngaret kalau jemput gue?" Alisa bertanya sembari menerima helm dari pria itu.
"Ya maap." balas Felix menatap Alisa sembari menggaruk pelipisnya.
"Gimana dengan sekolah baru lo?" Felix bertanya sembari fokus pada jalanan yang ada di depannya.
Alisa sedikit mendekatkan kepalanya agar Felix dapat mendengar suaranya itu. "Ngak ada yang istimewa, semuanya b aja." jawab Alisa seadanya.
"Hidup lo emang ngak ada istimewa-istimewanya sama sekali." Felix membalas yang membuat Alisa memukul helm yang di kenakan pria itu.
"Soktau, lo, ada kali yang istimewa di hidup gue." ujar Alisa membuat Felix menapatnya dari arah spion motor.
"Siapa?" tanya Felix menantang.
"Lo, lah." jawab Alisa santai, yang membuat Felix menyunggingkan senyumnya di balik helm fullface-nya.
"Pelik, ayo makan, gue lapar." ujar Alisa.
Felix memberhentikan motornya di salah satu tempat makan siap saji.
"Pelik, bukain." ucap Alisa manja, membuat Felix memutar bola matanya malas.
"Manja bangat sih lo." balas Felix tapi tetap membukakan helm yang di kenakan gadis itu.
Alisa langsung bergelanyut manja di lengan kanan Felix. Pria itu menatapnya Alisa sebentar, lalu melepaskan tangan Alisa di lengannya membuat gadis itu mengerucutkan bibirnya, tapi di gantikan dengan rangkulan lembut di bahu gadis itu.
"Sayang, Pelik deh." ujar Alisa menyandarkan kepalanya di bahu pria itu.
•_•
Pagi ini, Alisa sudah siap dengan seragam batik khas sekolahnya, ia menuruni tangga dengan cara berseluncur di pegangan tangga tersebut dan mendarat dengan sempurna.
"Morgen Felixku." sapa Alisa yang hanya di balas dehaman oleh pria itu.
"Seperti biasa?" tanya Felix, lalu memasukkan sesuap sendok nasi goreng yang di buatkan asisten rumah tangga mereka.
"Sorry, ya, Felix sayang, tapi hari ini lo harus berangkat sendiri deh." ujar Alisa dengan nada sedih yang dibuat-buat.
"Berangkat sama siapa?" tanya pria itu, kembali memasukkan satu suap sendok ke dalam mulutnya.
"Hari ini gue bareng Kenzi." jawab Alisa tersenyum penuh arti.
"Kalian satu sekolah?"
"Iya dong, duh, gue seneng bangat tau."
******
Halo, selamat datang di cerita kedua aku.
Gimana? Suka ngak? Part ini memang sengaja aku kasih pendek. Tunggu kelanjutannya, yaSemoga kalian suka, jangan lupa votmennya. Dan kalau suka jangan lupa simpan di perpustakaan kalian, oke. Thanks for reading;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alisa
Teen FictionTerkadang kita harus memilih untuk egois agar kita dapat bahagia -Alisa Charlotte- ***** Hidup tanpa seorang Ibu membuat Alisa menjadi gadis yang keras, di didik seorang Ayah dan satu saudara lelaki membuat Alisa menjadi gadis yang jauh dari kata f...