Alisa || Chapter 4

586 20 0
                                    

HappyReading!!

"Alisa, pr fisika dong." Kenzi menarik lengan Alisa manja yang membuat gadis itu menatapnya jijik.

"Kenzi, lo apa-apaan sih." Alisa menepis tangan Kenzi yang berada di lengannya.

"Pr fisika lo, gue lupa ngerjain." pinta Kenzi menatap Alisa dengan tatapan memohon.

"Sabar deh."

Alisa memberikan buka prnya ke pria itu, membuat Kenzi tersenyum senang. Lalu menyalin jawaban Alisa dengan sangat cepat, tak peduli jika tulisan tangannya harus acak-acakan.

Tak berselang lama, bu Endang selaku guru fisika kelas XII memasuki kelas mereka, yang mendadak keadaan hening tak bersuara.

"Baik anak-anak sebelum saya memulai pelajaran, murid yang bernama Alisa Charlotte di panggil bu Rika di ruang BK." ujar bu Endang dengan nada tegasnya.

Seketika semua murid menoleh ke arah bangku Alisa dan Kenzi berada. Alisa menghembuskan napasnya pelan, lalu berdiri beranjak dari kelas tanpa mengatakan satu kapan pun yang membuat bu Endang menatapnya tajam.

"Alisa Charlotte!" panggil bu Endang tajam, membuat Alisa menghentikan langkahnya.

"Apa lagi, bu? Katanya saya di suruh keruang BK" tanya gadis itu dengan nada malas, yang membuat seisi kelas menatapnya kaget. Berani-beraninya ia menantang bu Endang.

"Kamu ini, anak baru tapi ngak ada sopan-sopannya sama guru." tegur bu Endang tajam dengan nada tegasnya tak lupa tatapan mematikan ia tujukan kepada Alisa.

"Terus ibu maunya apa?" tanya Alisa lagi, hari ini moodnya dalam mode kurang baik.

"Saya harus sujud dulu sebelum pergi, gitu?" Alisa bertanya masih dengan nada malasnya.

"Alisa..."ucapan bu Endang terpotong saat Alisa tiba-tiba berjalan mendekat ke arahnya lalu menyalim tangannya dengan cepat.

"Permisi bu, saya keruang BK dulu." pamit Alisa lalu segera beranjak dari sana tanpa menoleh, bu Endang menjadi geram sendiri. Barusan ada murid yang memperlakukannya tidak sopan seperti ini, bahkan Rizal murid yang paling nakal di SMA Galaksi pun tak pernah memperlakukan bu Endang seperti ini. Tapi, Alisa hanya murid baru dan seorang perempuan berani memperlakukannya seperti ini. Sungguh kurang ajar.

Dengan santai, Alisa berjalan di koridor menuju ruang BK. Hari ini mood gadis itu sangat buruk karena ucapan ayahnya tadi pagi yang membuat Alisa rasanya ingin menelan ayahnya hidup-hidup saking kesalnya.

"Alisa, kali ini kamu harus nurut sama ayah!" ujar William dengan nada yang tak ingin di bantah.

"Tapi yah, Sa udah nurut semua kemauan ayah. Kenapa ayah ngak pernah dengerin, Sa?" tanya Alisa emosi, napas gadis itu memburu dengan dada naik turun akibat emosinya yang tiba-tiba meledak.

"Sampai kapan pun, Sa ngak pernah mau di jodohin sama pilihan, ayah!" ujar Alisa lalu segera pergi, meninggalkan ayahnya yang menatapnya marah.

"Sa!" panggil William, namun tak di gubris gadis itu.

"Alisa!" Alisa terus berjalan keluar dari rumah, tanpa menghiraukan panggilan ayahnya.

"Sial.. Ahk." pekik Alisa merasa sakit di area kepala bagian belakangnya.

Alisa menoleh, mendapati bola berwarna hitam dan putih yang menggelinding di belakangnya.

Alisa mengambil bola itu, lalu menatap tajam seorang pria yang berjalan ke arahnya.

"Sorry, gue ngak sengaja." pria itu berujar dengan nada menyesal.

"Lo kalau ngak tau main, ngak usah main deh. Sakit nih kepala gue." omel Alisa geram, sedari tadi ia memang ingin memaki-maki seseorang dan secara kebetulan ada pria ini jadi Alisa dapat melampiaskan kepadanya.

AlisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang