HappyReading!!
"Selamat pagi pasutri." sapa Donald saat Alisa dan Kenzi baru saja memasuki kelas. Julukan pasutri pertama kali Donald katakan dengan niat mengejek Kenzi, pasalnya saat bersekolah di sini Donald tidak pernah melihat Kenzi dekat dengan gadis mana pun, selain Sara mantannya. Tapi melihat kedekatan Kenzi dan Alisa sangat berbeda jauh dari kedekatan Kenzi dan Sara. Jika di bandingkan hanya 20 banding 95.
Jika kalian tidak tau siapa itu Donald. Donald adalah teman kelas Kenzi selama 3 tahun bersekolah di SMA Galaksi. Entahlah, mungkin takdir yang membuat mereka terus bersama.
"Heh, bebek, mau gue pukul lo?" ancam Alisa menatap Donald kesal. Melihat tubuhnya yang mininalis, bukannya terlihat menyeramkan malah terlihat lucu di mata Donald. Pria itu terkekeh geli.
"Amit-amit gue sama Kenzi." ujar Alisa meletakkan tasnya di atas meja.
Kenzi mengangkat kepalanya, menatap Alisa yang duduk di atas meja.
"Emang gue mau sama lo?" balas Kenzi terkesan datar.
Alisa berdecak, mengambil tasnya lalu berpindah ke depan.
"Gue masih kesal, ya, sama lo." tunjuk Alisa ke arah Kenzi setelah memindahkan tas Donald ke atas mejanya.
"Jadi hari ini gue duduk bareng Kenzi lagi, Sa." celetuk Donald tersenyum mengejek. Pria itu sudah menebak jika ia akan duduk dengan Kenzi. Jika Alisa sedang marah dengan pria itu, pasti ia akan memilih duduk bersama Bagas.
"Terserah, kalau boleh sampai lulus lo duduk sama dia." tutur Alisa kesal
"Loh, Sa. Itu kan tempatnya Donald." ujar Bagas yang baru saja datang.
"Biasa, Gas. Masalah rumah tangga." ujar Donald dengan nada mengejek. Bagas mengangguk mengerti, pria itu terkekeh geli sebelum duduk di sebelah Alisa.
Sedangkan Kenzi, pria itu hanya menyimak, tangannya sibuk di atas buku tulisnya. Tidak ada niatan untuk ikut nimbrung di percakapan antara mereka bertiga.
"Nyatet, Ji?" tanya Donald menatap Kenzi.
"Lagi dangduatan." balas Kenzi tanpa melihat wajah Donald. Pria itu kembali terkekeh geli.
"Masalah dalam rumah tangga, mah, udah biasa, Ji." ujar Donald mencoba menasehati yang menurut Kenzi itu sangat tidak jelas.
"Apa lagi cewek kalau ngak di turutin maunya." lanjut Donald lagi. Kenzi meletakkan bolpoin, beralih menatap Donald.
"Sekali lo ngomong, Do. Gue ngak bisa jamin kalau lo bisa pulang dalam keadaan baik-baik, aja." ujar Kenzi membuat Donald menutup mulutnya rapat-rapat. Donald tidak ingin membantah, satu kelas dengan Kenzi selama 3 tahun membuat ia mengenal pribadi pria itu. Kenzi tidak pernah main-main dalam ucapannya, kecuali jika ia bersama Alisa. Pria itu pasti dalam mode tidak baik saat ini.
>_<
Kenzi dengan cepat membereskan buku-bukunya, ia ingin segera pulang untuk menyusul gadis menyebalkan itu. Alisa sedari tadi tak menjawab panggilannya, bahkan pesannya pun tidak bibalas gadis itu.
Sialan emang, tuh, anak.
Gerutu Kenzi dalam hati, ia melihat ponselnya sekilas. Dengan cepat Kenzi keluar dari ruang lesnya. Tadi Alisa ingin ketemu dengan Gavin, tapi gadis itu belum memberikan kabar sama sekali sejak pulang sekolah.
"Kenzi."
Kenzi menghentikan langkahnya saat Sara tiba-tiba memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alisa
Teen FictionTerkadang kita harus memilih untuk egois agar kita dapat bahagia -Alisa Charlotte- ***** Hidup tanpa seorang Ibu membuat Alisa menjadi gadis yang keras, di didik seorang Ayah dan satu saudara lelaki membuat Alisa menjadi gadis yang jauh dari kata f...