HappyReading!!
Gavin kembali duduk saat selesai memesan makanan, ia menatap Alisa yang masih fokus dengan ponselnya tak menyadari kehadiran pria itu.
Gavin tersenyum, fokusnya kini hanya tertuju pada gadis berambut cokelat itu. Terlihat lucu dengan rambut yang kepang satu, tak lupa poni kebanggaannya yang ia tata serapi mungkin.
"Serius bangat." Gavin berujar membuat Alisa mendongak, menatap pria itu.
"Eh, udah datang ternyata." Alisa tersenyum kikuk meletakkan ponselnya di meja.
"Liatin apa?" tanya Gavin membuat Alisa gelagapan sendiri.
"Em... Kalau gue bilang, gue lagi stalk IG lo. Lo percaya, ngak?" tanya Alisa blak-blakan.
Gavin terkekeh geli, entah sudag berapa kali ia mengeluarkan tawa hanya karena tingkah laku gadis ini.
"Gue percaya." jawab Gavin membuat lengkungan tipis di sudut bibirnya.
"Kenapa lo percaya? Setahu gue, lo ngak gampang percaya sama orang baru. Secarakan kira baru kenal beberapa hari lalu." tanya Alisa penasaran, ia sangat ingin tau semuanya tentang pria yang bernama Gavin ini.
"Karena lo yang ngomong." balas Gavin seadanya, pria itu masih mempertahankan lengkungan tipis di kedua sudut bibirnya.
"Maksud lo. Lo percaya sama gue?" Gadis itu tak henti-hentinya melontarkan pertanyaan yang bersarang di kepalanya.
Saat Gavin hendak menjawab, tiba-tiba pelayan makanan datang membawa pesanan mereka.
"Iya." jawab Gavin jujur, setelah mengucapkan terimah kasih kepada pelayan tersebut.
Alisa tak bisa menahan senyumnya, terdengar biasa memang tapi bisa membuat hati gadis itu menghangat.
Saat Alisa hendak menyantap makanannya, ia menemukan secarik kertas di piringnya.
"Eh, ada kertas?" Alisa mengambil kertas itu lalu membukanya, membaca isi kertas yang tertulis rapi dengan tinta bewarna hitam.
"Sesuatu apa yang bisa buat kamu panik saat ia hilang?" seru Alisa membaca isi surat itu.
Gavin mendongak, menatap Alisa saat ia mendengar gadis itu bersuara.
"Sesuatu, ya." Alisa menggumam.
"Kenapa, Sa?" tanya Gavin memfokuskan pandangannya ke arah gadis itu.
"Ini." Alisa memberikan secarik kertas ke arah Gavin yang di terima pria itu dengan wajah penasaran.
"Sesuatu apa yang bisa buat kamu panik saat ia hilang?" Gavin membaca isi kertas itu lalu kembali menatap ke arah Alisa.
"Apa, Sa?" tanya Gavin, pria itu sedikit penasaran dengan jawaban gadis ini.
"Em... Lo." jawab Alisa cepat.
"Hah?" tanya Gavin tidak mengerti.
"Lo." jawab Alisa lagi.
"Gue?" Gavin menunjuk dirinya sendiri dengan ekspresi bingunnya.
"Iya." Alisa mengangguk membenarkan.
"Yang bisa buat lo panik saat hilang itu, gue?" tanya Gavin memperjelas, yang kembali mendapatkan anggukan singkat dari gadis itu.
Gavin terkekeh geli, gadis itu terlalu jujur dan blak-blakan.
"Kalau, lo gimana, Vin?" tanya Alisa balik, ia penasaran dengan jawaban pria ini.
"Yang bisa bikin panik saat hilang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alisa
Teen FictionTerkadang kita harus memilih untuk egois agar kita dapat bahagia -Alisa Charlotte- ***** Hidup tanpa seorang Ibu membuat Alisa menjadi gadis yang keras, di didik seorang Ayah dan satu saudara lelaki membuat Alisa menjadi gadis yang jauh dari kata f...