S : Apa yang biasa kamu lakukan saat aku pergi?
P : Menunggumu kembali.___________
HappyReading!!Alisa turun dari mobil Vano, pria itu tersenyum ke arah Alisa yang di balas gadis itu dengan senyum simpul.
Pagi tadi saat Alisa ingin menaiki motor Felix untuk berangkat sekolah bersama, tiba-tiba Vano datang menjemputnya. Pria dengan kemeja biru dongker yang di padukan dengan celana jeans hitam itu meminta izin langsung ke ayah Alisa, sebenarnya gadis itu sudah melarang karena ayahnya pasti akan marah jika ia tau kalau Alisa memiliki teman pria selain Kenzi. Tapi, pagi ini Alisa di buat kaget dengan respon ayahnya yang mengizinkan dirinya berangkat bersama dengan Vano. Sangat aneh, bahkan Felix pun di buat terkejut dengan sikap ayahnya.
"Ntar gue jemput, ya." ujar Vano saat ia berdiri tepat di hadapan Alisa. Alisa sedikit terkejut, ucapan pria itu membuat ia kembali ke dunia nyata.
"Eh, iya." jawab Alisa yang masih tidak menyadari maksud ucapan pria itu.
Vano tersenyum, mengacak poni Alisa sekilas. "Oke, gue tunggu jam dua." balas pria itu segera memasuki kembali mobilnya.
"Ha?" gumam Alisa tidak mengerti.
"Belajar yang rajin, ya, gadis lumba-lumba." setelah mengatakan itu, Vano melajukan mobilnya meninggalkan Alisa yang masih menatap kepergian Vano dengam wajah heran. Hingga suara klakson motor mengagetkan gadis itu.
"Woi, ngapain lo bengong di situ." Kenzi membuka kaca helm full face-nya.
"Sialan, lo bikin gue kaget." umpat Alisa menatap pria itu dengan kesal. Kenzi tidak menjawab, ia melajukan motornya ke arah parkiran. Saat Alisa berniat menyusul Kenzi, gadis itu lagi-lagi di buat terkejut saat ada seorang pria tiba-tiba menepuk bahunya sekilas.
"Kenapa sih, orang suka banget ngagetin gue hari ini." gerutu Alisa geram sendiri.
Alisa berbalik, hendak melihat siapa pelaku yang membuatnya terkejut. Seketika, Alisa kembali terdiam mengamati penampilan pria yang ada di hadapannya.
Gila, Ganteng bangat.
"Alisa, kan?" tanya pria itu dengan nada lembut, Alisa tak menjawab gadis itu sedang menetralkan detak jantungnya yang tiba-tiba berdetak lebih cepat dari biasanya.
Itu suara atau kain sutra, lembut amat.
"Lo Alisa, kan?" tanyanya kembali mengulang yang membuat Alisa kembali tersadar kan dunia nyata.
"Eh, iya. Lo siapa?" tanya Alisa balik.
Pria itu tekekeh sebelum menjawab pertanyaan gadis yang ada di hadapannya, membuat Alisa sedikit mengerutkan keningnya.
Gue salah nanyakah?
"Lo lupa sama gue?" pria itu menatap Alisa dengan tatapan sedih yang di buat-buat membuat Alisa jadi gemas sendiri, menurutnya itu sangat lucu.
"Oh gue ingat, lo..."
"Alisa!" belum sempat Alisa menyelesaikan ucapannya, teriakan Kenzi membuat gadis itu menoleh kebelakang agar bisa menatap pria itu.
"Mau bareng, ngak?" tanya Kenzi sedikit berteriak agar Alisa dapat mendengar suaranya.
Alisa menganggukkan kepalanya cepat. "Iya, bentar." jawab Alisa kembali menatap pria yang ada di hadapannya.
"Gue duluan, ya, udah di panggil, hehe." Alisa cengengesan sendiri yang hanya di balas pria itu dengan senyum terbaik miliknya.
"Kapan-kapan, kita ngobrol lagi, ya." ujar pria itu kembali tersenyum, yang membuat jantung Alisa kembali berdetak tidak karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alisa
Teen FictionTerkadang kita harus memilih untuk egois agar kita dapat bahagia -Alisa Charlotte- ***** Hidup tanpa seorang Ibu membuat Alisa menjadi gadis yang keras, di didik seorang Ayah dan satu saudara lelaki membuat Alisa menjadi gadis yang jauh dari kata f...