HappyReading!!
Jam sudah menunjukkan pukul 19.55 tapi Vano belum beranjak dari tempatnya. Pria itu masih berkutat dengan komputer yang menunjukkan proyek terbarunya. Kantor sudah sangat sepi, hanya sebagian lampu yang menyala.
Vano melirik jam tangannya sekilas. Vano memijat pelipisnya, kepalanya sedikit pening mungkin karena ia belum makan sedari tadi siang.
Vano membereskan berkas-berkasnya, memasukkannya ke dalam tas kantornya. Cukup untuk hari ini, ai akan melanjutkan sisanya di rumah.
Vano meletakkan tas kantornya di jok belakang mobilnya, lalu melajukan mobilnya keluar dari basemen. Dengan kecepatan rata-rata, Vano menghentikan mobilnya di supermarket terdekat. Pria itu hendak membeli beberapa makanan untuk mengjanggal perutnya.
Setelah memilih beberapa makanan yang cukup untuknya, Vano keluar dari sana setelah membayar semua belanjaannya. Pria itu kembali memijat pelipisnya yang terasa semakin pusing.
Beberapa langkah lagi Vano sudah sampai di depan mobilnya, tiba-tiba tubuhnya ambruk.
Bruuuk.
"Alisa cantik." kaget Alisa latah, gadis itu mengelus dadanya lalu menoleh. "Eh, ada yang tiduran di sini?"
Gadis itu berjalan ke arah Vano yang sudah mulai di kerumi oleh orang-orang yang berlalu lalang.
"Permisi, orang cantik mau lewat." ujar Alisa mulai menerobos kerumunan orang-orang.
"Heh, Arka?" kaget Alisa heboh, gadis itu menutup mulutnya saking kagetnya. Gadis itu segera menghampiri Vano, meletakkan kepala pria itu di atas pahanya
"Mbak kenal dengan orang ini?" tanya salah satu ibu-ibu yang ikut melihat keadaan di sana.
"Ka."
"Arka."
Panggil Alisa menepuk pelan pipi pria itu, namun ia tidak mendapatkan reaksi dari Vano.
"Kenapa kalian hanya menonton, bantu saya angkat dia masuk ke dalam mobil." ujar Alisa sedikit membentantak, membuat kerumunan pria mengangkat tubuh Vano lalu meletakkannya di sisi kiri pengemudi.
Setelah mengucapkan terima kasih, Alisa segera memasuki mobil Vano. Gadis itu terdiam sebentar, ia tidak terlalu tau mengendari mobil manual.
Alisa menghembuskan napasnya sebentar, lalu mulai menyalakan mobil Vano. Gadis itu menginjak pedal gas dengan pelan, mobil Vano mulai berjalan dengan pelan dan dengan hati-hati Alisa mengemudikan mobil itu.
"Gue bisa bawa mobil manual." ujar Alisa bangga, senyum gadis itu seketika melebar.
"Yeees, gue bisa bawa mobil." lanjutnya antusias.
"Astaga lupa, gue harus bawa lo kemana, Ka? Gue ngak tau alamat rumah lo." Alisa mulai bermonolok sendiri, ia melirik Vano sebentar.
"Gue lupa bawa ponsel, kalau gue bawa lo ke rumah sakit masa gue harus nunggu, sih."
Setelah berpikir sesaat, akhirnya Alisa membawa pria itu ke rumahnya. Untung saja supermarket tadi tidak terlalu jauh dari rumahnya, jadi gadis itu bisa dengan cepat sampai di depan rumah.
Alisa berlari ke depan teras rumahnya. Ia rasa ayahnya belum pulang, dilihat dari bagasi mobilnya yang masih kosong.
"Felix!" teriak Alisa tapi gadis itu tak mendapat jawaban.
Dengan malas, Alisa kembali berteriak tapi kali ini nada suaranya dua kali lebih besar.
"FELIX!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alisa
Teen FictionTerkadang kita harus memilih untuk egois agar kita dapat bahagia -Alisa Charlotte- ***** Hidup tanpa seorang Ibu membuat Alisa menjadi gadis yang keras, di didik seorang Ayah dan satu saudara lelaki membuat Alisa menjadi gadis yang jauh dari kata f...