HappyReading!!
Bel pulang sudah berbunyi, surga dunia bagi anak sekolah dan bel yang selalu di nantikan.
Semua siswa berhamburan keluar dari kelas saat mereka sudah selesai membereskan alat tulisnya. Tapi tidak dengan Alisa, gadis itu masih duduk di bangkunya dengan santai. Kenzi menatap gadis itu sebentar lalu menyampirkan tasnya di salah satu bahunya.
"Ngak pulang, Sa?" tanya Kenzi menatap gadis itu.
Alisa menggeleng singkat. "Nunggu parkiran sepi, males gue desak-desakan." jawab Alisa seadanya.
Kenzi hanya ber oh ria, lalu duduk di atas meja depan Alisa duduk. Pria itu membalikkan badannya agar bisa menghadap ke arah Alisa dan kedua kakinya ia letakkan di atas kursi.
"Lo sendiri ngapain masih di sini, ngak pulang?" Alisa bertanys balik saat melihat sahabatnya itu mengeluarkan ponselnya berniat bermain game.
"Nungguin lo, takut di culik setan." jawab Kenzi melirik Alisa sekilas.
"Sembarangan kalau ngomong." protes Alis tak terima.
"Oh, iya, salah. Setan liat lo aja, setannya yang takut." balas Kenzi lagi tanpa menatap ke arah Alisa, pria itu asik memainkan game online-nya.
"Gue sumpahin lo, biar knock duluan." ujar Alisa menatap Kenzi sengit. Pria itu hanya terkekeh sebentar yang membuat Alisa mendesis.
Berselang beberapa menit, ponsel Alisa berbunyi menandakan ada panggilan masuk. Gadis itu segera mengambil ponselnya, takut-takut kalau ayahnya yang menelpon.
+62852136... is caling
Nomor siapa ini?
Dengan penasaran, Alisa menggeser tombol hijau di layar ponselnya lalu mendekatkan ponsel itu ke telinganya.
"Lo dimana?" tanya seseorang di seberang sana yang membuat Alisa mengerutkan keningnya bingung.
"Lo siapa?" Alisa tak menjawab pertanyaan pria yang menelponnya itu, ia hanya ingin tau siapa yang menelponnya.
"Gadis lumba-lumba, gue udah 20 menit nungguin lo di parkiran." jawabnya, Alisa menepuk jidaknya. Bagaimana bisa ia melupakan ini.
"Kenapa lo lama banget, kalah sama lumba-lumba."
"Ya kan, gue bukan lumba-lumba." balas Alisa malas, gadis itu memutar bola matanya. Kenzi menatap Alisa, pria itu memasukkan ponselnya ke dalam saku hoodie yang ia kenakan.
"Lo mau ke sini atau gue jemput, takutnya lumba-lumba kenapa-napa." Vano tersenyun hangat dari seberang sana.
"Ngak usah lebay, gue kesana sekarang." setelah mengucapkan itu, Alisa memustukan sambungan secara sepihak. Gadis itu beralih menatap Kenzi yang sedari tadi menatapnya.
"Kenapa, cowok lumba-lumba lo ngejemput?" tanya Kenzi tersenyum jahil, sengaja menggoda gadis itu.
Alisa berdecak malas. "Masa gue di sama-samain lumba-lumba, kan aneh." gerutu Alisa berjalan keluar dari kelasnya yang di ikuti Kenzi dari belakang gadis itu.
Kenzi terkekeh geli. "Iya, lo emang aneh, sih." ujar Kenzi merangkul bahu Alisa.
"Kok lo ngatain gue, sih?" Alisa berujar dengan sewot yang kembali mengundang kekehan geli pria yang ada di sampingnya.
"Emang lo aneh, kan?" tanya Kenzi kembali menggoda gadis itu.
Tanpa berpikir panjang, Alisa menyikut tulang rusuk pria itu lalu meninggalkan Kenzi berlali menjauhi pria itu. Tak mau kalah, Kenzi mengejar Alisa menarik tas gadis itu lalu memiting kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alisa
Teen FictionTerkadang kita harus memilih untuk egois agar kita dapat bahagia -Alisa Charlotte- ***** Hidup tanpa seorang Ibu membuat Alisa menjadi gadis yang keras, di didik seorang Ayah dan satu saudara lelaki membuat Alisa menjadi gadis yang jauh dari kata f...