HappyReading!!
Kenzi baru saja merapikan alat tulisnya, bel pulang sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Kelas sudah tampak sepi, hanya menyisahkan dirinya dengan Alisa.
Ada yang aneh dari gadis itu, ia tak banyak bicara hari ini.
"Sa." panggil Kenzi, menyampirkan salah satu tali tasnya di bahu kirinya.
Gadis itu tak menjawab, ia masih sibuk membereskan peralatan alat tulisnya dan semakin membuat Kenzi bertambah bingung.
"Lo kenapa, sih, Sa?" tanya Kenzi menahan lengan gadis itu saat ia ingin beranjak pergi.
Alisa menghembuskan napasnya pelan.
"Lo yang kenapa?" sentak Alisa tak ada santai-santainya. Kenzi mengerutkan kening bingung tak mengerti maksud gadis ini.
Kenzi tak menjawab, ia menarik lengan Alisa pelan. "Ayo pulang."
"Gue masih kesal sama lo ya, Ji." Alisa mengikuti langkah kaki Kenzi, pria itu tak menggubris ucapan Alisa yang menurutnya tak penting. Kenzi rasa, ia tak berbuat kesalahan hari ini.
"Kenapa lo berangkat bareng sama mantan lo? Kalian balikan?"
"Ngak." Kenzi menjawab dengan cepat.
"Kalau ngak balikan, kenapa berangakt bareng?" tanya Alisa kesal, menatap Kenzi tak suka. "Gue udah bilang, Ji. Gue bisa bantu cari cewek lain. Ngak usah balikan sama dia, gue masih ngak terima dia mutusin lo tiba-tiba. Terus sekarang, dengan seenak jidat dia deketin lo lagi." gerutu Alisa.
"Lo masih punya harga diri, kan?"
Kenzi menghentikan langkahnya saat ia sudah sampai di depan motonya, pria itu menghembuskan napas panjang lalu memasangkan helm di kepala Alisa.
"Gue ngak balikan,Sa. Ngak ada niatan juga." ujar Kenzi gemas setelah selesai mengaitkan pengait helm gadis itu.
"Kalau ngak ada niatan, kenapa lo berangkat bareng, Kenzi?" Alisa ikutan gemas dengan pria itu. Dia benar-benar tidak menyukai mantan Kenzi, menurutnya cewek itu adalah oknum jahat berwajah kalem.
"Udah gue bilangin, kalau lo emang udah bosan ngejomblo, gue bisa kenalin, kok."
"Sa..."
"Kan banyak adik kelas yang cantik-cantik, seangkatan kita juga ada." potong Alisa cepat. "Dari pada lo balikan sama ma..."
"Astagah, Alisa. Gue ngak balikan sama dia, ngak balikan!" bantah Kenzi mencubit kedua pipi Alisa gemas.
"Awas ya, kalau lo balikan sama mantan lo itu. Gue ngak mau temenan sama lo lagi." ujar Alisa mengusap kedua pipinya.
"Kenapa lo ngak suka bangat sama, Sara?" tanya Kenzi heran pria itu mengambil kunci motornya di saku celana abu-abunya.
"Ya, ngak suka aja. Seenaknya mutusin lo tiba-tiba, pas lo lagi sayang-sayangnya." celetuk Alisa memundurkan beberapa langkahnya saat Kenzi mulai mengeluarkan motornya.
"Mungkin waktu itu gue ada salah, jadi dia mutusin gue."
"Dan seharusnya harga diri lo ngak serendah itu, buat bilang iya, pas dia ngajak lo balikan." sergah Alisa cepat.
Kenzi kembali menghembuskan napasnya kasar. "Gini ya, Sa..."
"Kenzi."
Baik Kenzi maupun Alisa sama-sama menoleh ke arah gadis yang sedang tersenyum manis ke arah mereka. Tidak, lebih tepatnya ke arah Kenzi.
Oh, mantan sialan.
Alisa mengurungkan niatnya untuk menaiki motor besar milik pria itu saat melihat Kenzi menuruni motornya.
"Mau ngapain lagi, sih, lo?"
Bukan. Itu bukan suara Kenzi melainkan suara Alisa yang terdengar tak santai, berkesan mencari keributan.
Kenzi menusap tengkuknya, "Beliin gue minum, gih, Sa. Tiba-tiba haus."
"Kenapa emang kalau gue di sini?" tanya Alisa masih menatap ke arah Sara.
"Ngak apa-apa, sih, gue cuman minta tolong, Sa." jawab Kenzi menatap Alisa lembut.
Alisa menoleh kesal ke arah Kenzi, ia tau bahwa cowok itu hanya berpura-pura. Ia kembali menoleh ke arah Sara yang masih tersenyum tenang di tempatnya.
"Mantan emang kelihatan lebih bagus dari pada pas jadi pacar, ya, Ra?" tanya Alisa dengan nada santai, di selingi dengan senyum manisnya.
Kenzi berdecak dengan kesal dengan sangat pelan. Sahabatnya yang satu ini memang suka mencari keributan, walau Kenzi tau apa alasan gadis itu bersikap seperti ini tapi tetap saja Kenzi tak suka itu.
"Buruan, Sa."
"Gue cuman pinjam, Kenzi sebentar kok, Sa." ujar Sara membuka suara.
Alisa semakin melebarkan senyumnya, tapi mata gadis itu mengatakan yang sebaliknya.
"Jangan bertingkah sesuka lo. Mungkin Kenzi ngak tegaan orangnya, tapi gue ngak kayak gitu."
"Sa." tegur Kenzi pelan, ia sudah cukup bersabar dengan sifat gadis ini.
Dengan malas Alisa meninggalkan mereka berdua.
Namanya Sara, Sara Agnesia. Gadis yang di kenal Kenzi beberapa hari setelah mereka bersekolah di sini. Walau dulu mereka tinggal di negara yang berbeda. Tapi, Kenzi pasti akan memberitahu Alisa kabar bahwa ia mempunyai pacar bernama Sara.
Yang pertama kali Alisa lakukan adalah mengejek pria itu, karena berani menerima gadis yang mendekatinya. Waktu itu, Alisa tak ingin terlalu menghubungi Kenzi mengingat sahabatnya itu sudah mempunyai pacar. Tapi, dengan seenaknya Sara memutuskan Kenzi dengan alasan yang tidak Alisa tau di mana kejelasannya.
Alisa ingat betul bagaimana kesalnya dia saat mendengar cerita Kenzi dari telepom waktu itu.
Alisa menatap dua manusia itu dari jarak 10 meter, ia berdecak sinis saat melihat Sara tersenyum manis ke arah Kenzi.
Sok cantik!
Alisa berjalan mendekat saat melihat Sara sudah pergi dari sana.
"Ngapain, sih, dia gangguin lo terus? Nyesel dia mutusin lo?" tanya Alisa kesal membuat Kenzi langsung menoleh ke arah gadis itu.
"Mana minum gue?" tanya Kenzi tak menghiraukan pertanyaan Alisa membuat gadis itu berdecak kesal.
"Lo ngak ngasih duit." jawab Alisa ketus, wajah gadis itu masih terlihat kesal.
"Kan bisa pake duit lo, Sa." ujar Kenzi menghembuskan napasnya pelan.
"Lo belum jawab pertanyaan gue." kesal Alisa mencubit lengan Kenzi pelan.
"Gue satu les sama dia, Sa. Emang kalau udah putus ngak bisa temenan gitu? Otak lo bocah bangat, sih." cibir Kenzi menaiki motornya setelah memasang helm full face-nya.
Alisa berdecak tak suka. Setelah itu mengatakan hal yang menurut Kenzi sangat tidak masuk akal. "Pokoknya lo harus tembak Amira secepatnya, Ji. Harus pokoknya."
*******
Haeeee, aku update. Alhamdulillah, ya. Gimana dengan partnya, suka? Iya dong, wkwk. Dapat feelnya, ngak?
Jangan lupa vote dan kommen, oke? Sukses terus buat kaliaan, yaaa. Love you. Sorry for typo and thanks for reading:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Alisa
Teen FictionTerkadang kita harus memilih untuk egois agar kita dapat bahagia -Alisa Charlotte- ***** Hidup tanpa seorang Ibu membuat Alisa menjadi gadis yang keras, di didik seorang Ayah dan satu saudara lelaki membuat Alisa menjadi gadis yang jauh dari kata f...