PROLOG

5.8K 97 0
                                    

Sebuah sedan merah meluncur dengan kecepatan cukup di jalan besar Jakarta. Mobil itu meliuk-liuk kecil mendahului beberapa kendaraan di depannya. Hingga beberapa menit kemudian, sedan itu akhirnya terjebak dalam jajaran mobil yang mengantri di belakang traffic light. Pagi itu jalan tampak macet. Para pejalan kaki hilir mudik menerabas keramaian. Orang dibalik kemudi itu melirik jam di pergelangan kirinya. Ia membanting setir. Nafasnya melengos.

"Sorry, gas. Kayaknya kita bakal telat."

"No, problem." sahut cowok bernama Bagas itu kembali berpaling ke kaca samping mobil.

"Btw, mau sampai kapan lo menunggu?"

Dahi Bagas berkernyit saat menoleh,"Maksud lo?"

"Itu..." Alex sedikit gugup menyadari Bagas sedang menatapnya serius. "Nggak jadi deh." elaknya kembali melihat ke depan.

Bagas menghelas nafas sedikit sebelum lanjut memperhatikan lalu lalang orang yang lewat di kaca mobil. Kemudian dibukanya jendela itu hingga udara panas langsung menerpa mereka. Saat sedang melakukan itu, tak sengaja matanya beradu dengan seorang cewek yang mengenakan seragam putih abu di dekat halte. Alisnya bertautan. Tampak tak asing. Entah ia pernah melihat wajah itu disuatu tempat. Ia mencoba mengingat.

Sedangkan cewek yang dimaksud hanya memandang heran pada seorang cowok dengan rambut gelap belah tengah itu. Kenapa cowok itu terus menatapnya? pikirnya dalam hati.

Tiba-tiba suara klakson membuyarkan lamunan mereka berdua. Bagas kembali menutup jendelanya.

"Ada apa gas?" Alex menyadari momen itu.

"Nggak ada... nggak apa-apa. Ayo cabut." dalihnya.

Dan mobil Alex pun meluncur berusaha mengejar keterlambatan.

Sementara Cewek yang tadi itu, sedang menunggu dengan gelisah. Berkali-kali ia melongokkan kepalanya ke ujung jalan. Kemudian untuk yang kesekian kalinya juga ia melihat terus jam tangan mungilnya. Ia kembali resah. Namun satu hal yang tak ia sadari. Diantara kerumunan orang yang sedang menunggu itu, tampak seseorang sedari tadi terus memperhatikannya dengan intens.

Selang beberapa menit kemudian, Bis yang ditunggu cewek itu pun tiba. Segera Ia naik. Saat menjejakkan kakinya keatas pintu, tak sengaja ia terpeleset, dan langsung ditahan oleh seorang Pria dibelakangnya. Pria itu mengenakan kacamata tipis. Kulitnya putih bersih bak porselen.

"Kamu nggak apa-apa?" Tanyanya lembut.

"Eh, nggak apa-apa, makasih Kak." Ucap cewek itu.sembari menganggukkan kepala. Pipinya merah merona, setelah melihat siapa yang menolongnya.

"Sama-sama," balas Pria itu dengan menunjukkan senyuman termanis yang ia punya. Melihat lekungan indah di sudut bibir itu, mau tak mau terpaksa membuat jantung cewek itu bak tersengat listrik ribuan volt. Ia menelan ludah. Wajahnya langsung tertunduk malu.

Setelah berada di dalam Bis. Pria itu tak sedikitpun mengalihkan perhatiannya ke cewek yang dibantunya tadi. Ia tertegun. Jelas ia tertarik. Begitupun dengan cewek berwajah oriental itu, tanpa sadar ia bergumam sendiri "Ganteng Banget".

***

SMA 2013 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang