SMA V

993 21 1
                                    

   Hari sabtu adalah hari yang cukup spesial bagi anak-anak remaja jaman sekarang. Kenapa tidak? Hari yang paling tepat untuk melepas penat dan letih selama mengikuti jam sekolah. Mereka akhirnya bisa beristirahat sejenak. Tapi, hari yang spesial itu, biasanya sudah digunakan untuk mencari cinta. Mereka yang membutuhkan cinta, putus cinta, dan menikmati cinta dengan pasangannya. Mereka menumpahkan segalanya pada hari itu. Ada yang berjalan-jalan ke puncak, ke Mall, bahkan ke kafe-kafe pinggir jalan.

Malam itu, langit tampak gelap. Sepertinya hujan yang melanda sore tadi sudah cukup sukses membuat jalan-jalan tambah basah dan becek. Diantara genangan air yang berserakan di sepanjang jalan, sebuah ninja CBR meluncur menuju Kebayoran Baru Jakarta. Motor itu melesat cukup cepat, meliuk-liuk menikung di sepanjang jalan. Mesin motor itu berderit, segera ia berhenti di tepi trotoar. Seorang cowok turun dari motornya, ia membuka helm, lalu segera memesan sebuah Nasi Goreng favoritnya. Tenda Nasi Goreng itu tepat berada berseberangan dengan sebuah Mall yang besar. Cowok jangkung itu sedang sibuk menyantap makanannya, sembari mengetik beberapa SMS.

"Lex, gue sudah di dekat mall nih. Gue di tempat mangkal biasa, nasi goreng mang otong." - Send

Selang berapa menit kemudian, telepon genggam cowok itu bergetar-tanda pesan masuk. Ia membacanya.

"Tunggu, gas. Gue ada urusan sebentar. Lo jangan masuk ke Mall dulu, biar nanti kita bareng-bareng jalannya." - Inbox

Cowok yang ternyata adalah Bagas, ia melengos. Dilihatnya beberapa pasangan sedang asyik bercanda dengan makanan mereka. Bagas jengkel. Ia langsung bete.

"Ok, jangan lama lo."- Send

"Ok."

Bagas kembali menyantap makanannya. Hari ini ia berencana ingin membeli beberapa buah buku novel buat bacaannya di rumah. Ia sedang bosan dirumah. Ayahnya selalu pulang malam dan jarang sekali di rumah. Ibunya sedang bekerja di luar kota. Dirumah hanya ada kakak laki-lakinya yang selalu membawa teman bermain saat kedua orang tua mereka tidak dirumah. Bagas kurang suka dengan perangai kakaknya. Ia paling tahu sifat kakaknya yang boros dan selalu berfoya-foya. Sedangkan mereka hidup cukup sederhana dari penghasilan Ayahnya yang hanya pegawai biasa, dan Ibunya yang seorang pedagang butik yang memiliki cabang toko di kota Bandung.

Bagas adalah anak yang paling bungsu dari dua bersaudara. Ia adalah anak kesayangan kedua orang tuanya. Tapi ia tak suka dimanja. Karena itu ia selalu mengurung diri di kamar. Ia lebih suka menyendiri. Dan menikmati waktunya dengan bebas.

Bagas kembali melirik jam tangannya. Dilihatnya beberapa kendaraan yang berlalu lalang di luar. Ia memperhatikan sejumlah pasangan yang bergelayut mesra. Mengingat ia masih jomblo. Ada sedikit rasa cemburu yang membuat ia semakin iri hati.

Dalam masalah cinta, hidupnya tak pernah bernasib baik. Selama SMP ia hanya menaksir seorang cewek yang disukainya sejak kelas 1. Cewek itu merupakan teman sekelasnya sendiri, sekaligus sekretaris kelasnya. Cewek itu tak lain adalah Gina.

Saat itu, Bagas yang masih lugu dalam hal percintaan, selalu berfikir bahwa jodoh itu hanya satu. Dan cinta itu hanya satu. Semua itu sudah digariskan oleh Tuhan dalam takdirnya. Ia selalu percaya dengan filosofi itu. Sehingga kala ada beberapa orang cewek menembaknya, ia selalu menampiknya dan dengan tegas menolak. Alasannya, ia sudah menyukai cewek lain. Selalu begitu, hingga akhirnya ia terus menjomblo sampai kelas 3.

Saat festival perpisahan kelas 3, Gina sempat memberinya sebuah kesempatan untuk menyampaikan perasaanya kala itu. Mereka kebetulan sedang duduk bersebelahan di pinggir lapangan.Tidak aneh lagi, kalau semua teman-teman sekelas Bagas tahu, bahwa Bagas menyukai Gina. Karena itulah mereka ramai-ramai membuat kesempatan bagi mereka berdua untuk menyampaikan perasaannya. Tapi, dasar Bagas yang sangat pemalu. Ia tak sanggup menahan debar jantungnya. hanya selang beberapa menit, ia akhirnya melarikan diri kebelakang sekolah dengan alasan kebelet. Setelah itu, ia tak pernah kembali lagi. Ia terlalu takut. Akhirnya pada malam pementasan itu, ia memutuskan pulang kerumah dengan beralasan tidak enak badan ke teman-temannya. Alex yang saat itu merupakan salah satu orang yang merencanakan pernyataan cinta Bagas, cuma menggeleng-geleng kepala. Ia kasihan melihat sobatnya itu. Akhirnya ia berterus terang menyampaikan permintaan maaf ke Gina atas sikap Bagas. Dan Gina hanya menerimanya dengan kecewa.

SMA 2013 [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang