selesai pembukaan kompetisi, para peserta kembali ke kamarnya masing-masing. Tak terkecuali janhwa. Tapi terlalu banyak masalah dikepalanya sekarang, ia bahkan tak menikmati acara pembukaan itu sama sekali. Ia hanya berjalan lesu menuju kamarnya. Setelah kejadian waktu itu, hubungannya dengan suga semakin merenggang. Suga bahkan tak berbicara padanya sejak kemarin. Padahal pada awalnya mereka ingin pergi ke florida keys. Tapi sepertinya rencana tidak berjalan lancar
janhwa sampai di depan pintu kamarnya. Bunyi telpon dari sakunya menyadarkan dirinya dari lamunan. Terpasang sebuah nama di sana 'hana'
"hana... ada apa" janhwa menjawab telpon dari hana
"bagaimana keadaan lo disana" suara hana dari seberang
"..." janhwa ingin bercerita tapi sesuatu seolah mengunci mulutnya
"janhwa?" hana
"eh... iya gw baik ko" bohong janhwa
"lo yakin" hana ragu dengan nada suara janhwa
"yaa... gw Cuma ngantuk, tadi malam gw gak cukup tidur" kata janhwa
"janhwa, lo boong ya" kata hana intens
"mak...sud...lo" janhwa tergagap
"lo bilang tadi malam, padahal seharusnya sekarang amerika sedang dalam keadaan malam hari, lo pikir gw gk tau perbedaan waktu korea selatan dan amerika serikat?" kata hana pasti
"hahhh.... Punya teman yang teliti ternyata merepotkan ya" janhwa
"lo mau cerita?" tawar hana
"keknya sekarang gak bisa, tunggu gw balik ke korsel aja" ucap janhwa
"hmm.... Okw, gw tutup dulu ya, mau kencan sama chanyeol hehe" hana
"lah kalian jadian" janhwa tak percaya
"iya, kemarin dia nembak gw haa~~~" nada suara hana terdengar bahagia
"wehh... moga langgeng, btw gw balik mesti dapat pj" janhwa sekejap melupakan masalahnya
"iya iya, lo jaga kesehata, lo balik mesti temenin gw jalan-jalan ye" kata hana
"iya iya, udah sana jalan dulu sama cahnyeol kesian dia nungguin lo" kata janhwa mengingatkan hana yang sering lupa
"eh iya, dah dulu ya bye~" hana menutup panggilan nya
Janhwa mengambalikan hp nya kedalam saku celana. Sebelum iya akan masuk ke kamarnya, seseorang menyapanya dan membuat janhwa kehilangan mood nya lagi
"gw dateng ko cemberut, senyum dong biar cantik" ucap jimin membuat janhwa hampir darah tinggi
"mending lo pergi deh, ngerusak suasana lo bngst" janhwa benar-benar kesal dengan ulah jimin
"hah? Apa tadi" jimin mendekatkan wajahnya ke wajah janhwa. Tangan jimin akan menyentuh pipi janhwa kalau saja min young tak menahan tangan jimin
"cukup, hubungan mereka sudah rusak, apalagi yang lo mau" ucap min young seraya menatap jimin tajam
"gw mau dia" ucap jimin kembali menatap janhwa
"bajingan" kata yang keluar dari mulut min young membuat jimin melotot ke arah nya. Melihat tatapan tajam jimin, min young memundurkan badannya
"lo tau kan, ini bukan keinginan gw, tapi gw terpaksa" jimin menghampiri min young selangkah demi selangkah, begitupun min young yang terus mundur hingga min young tertahan oleh tubuh seseorang
"hyung?" suara yang sangat dingin
"jungkook?" jimin
"apa ini" suara jungkook membuat siapa saja yang membuatnya akan merinding, di tambah tatapan tajam dari mata nya
"bukan apa-apa" jimin menatap arah lain, tak ingin menatap mata jungkook
"ini bukan hyung yang gw kenal, lo siapa" kali ini jungkook terlihat suram
Jimin berjalan melewati jungkook dengan cepat, menyisakan mereka bertiga dalam keheningan. Min young menarik jungkook dan kemudian janhwa ke dalam kamar, kemudian menutupnya rapat-rapat
"kenapa" tanya janhwa bingung
"gw mesti bilang ini ke kalian" min young menceritakan kenapa jimin berubah derastis. Yang sebenarnya adalah, seseorang memaksa jimin untuk merusak hubungan janhwa dan suga demi suatu kepentingan yang tidak diketahui oleh jimin sendiri. Jimin diancam, kalau dia menolak pekerjaan itu, nyawa adiknya dalam ambang kematian. Seseorang secara diam-diam memperhatikan park hyu an, adik dari jimin. Dan mereka tidak bisa memberi tahu hyu an melalui telepon karena pengawasan hyu an benar-benar ketat. Bahkan sekarang mereka tidak ada di korea untuk mengungkap siapa yang mengawasi hyu an. Mereka juga tidak ingin melibatkan hana dalam masalah ini
"jadi apa yang mesti kita lakuin" tanya janhwa
"terpaksa kita ngikutin permainan orang itu" kata min young
"kenapa kita nggak beritahu suga biar suga gak salah paham" ucap janhwa
"kalau kita beri tahu yonngi oppa, akan terlalu mencurigakan, lalu nyawanya juga terancam, berhenti egois dan pikirkan apa tujuan mereka memisahkan kalian, kalau sampai mereka tau rencana kita, bisa saja nyawa kita semua dalam bahaya" kata min young panjang lebar
"perkataan min young ada benarnya, kita gak boleh gegabah" jungkook menyetujui perkataan min young
Janhwa hanya diam, apa yang dikatakan min young benar. Dia tak bisa bersikap egois dengan ingin mempertahankan hubungannya dengan suga. Menggunakan kekuasaan keluarganya juga sangat berresiko, bisa saja bisnis keluarganya terancam karena masalah ini. Yang pasti ini bukan masalah sepele yang bisa ditangani begitu saja. Banyak langkah yang harus mereka ambil
***
Di sisi lain
"mah, aku gak mau di jodohkan, aku sudah punya kekasih mah" wooseok menolak keinginan ibunya
"hahhh.... Ya sudah" Irene menyerah
"tapi kita tak mungkin menunangkan nam joon, itu terlalu berresiko" tambah suho
"pah, kita gak bisa memaksakan kehendak kita ke mereka demi bisnis" ucap Irene
"aku tau, tapi apa yang harus kita perbuat untuk memprtahankan saham ini" suho mulai memutar otaknya
"aku pulang, ada apa nih pada ngumpul?" hana yang baru pulang menyaksikan kelenggangan di ruang keluarga
"hana" panggil suho
"ya pah?" sahut hana sopan
"apa, kamu mau ayah tunangkan dengan seseorang" kata suho
"pah, apa-apaan ini, kita tak boleh menyuruh hana pah" Irene tak setuju dengan ide suho yang konyol menurutnya
Perkataan suho tadi berhasil membuat hana berpikir keras. Di sisi satu ia baru saja menemukan cinta pertamanya tapi di sisi lain, orang yang paling dihormatinya meminta kepadanya untuk pertama kali. Hana di timpa dilema. Apa yang harus ia pilih. Satu kali salah langkah memungkinkan dirinya kehilangan segalanya. Hana diam memikirkan jawaban terbaik yang harus ia katakan
"aku..... akan memikirkannya" kata hana membuat semua yang sejak tadi menatapnya senang
"baiklah... kau pasti lelah... istirahatlah dengan tenang di kamarmu" ucap Irene
Hana melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju kamarnya. Sebisa mungkin hana menahan air matanya. Hana sampai di kamarnya dan segera menutup pintu rapat. Hana terduduk tepat setelah ia menutup pintu. Air mata hana yang sejak tadi ia tahan kini mengalir bebas. Hana mengusap matanya dan berjalan ke arah kamar mandi yang ada di kamarnya. Hana selalu menghilangkan setresnya dengan cara berendam. Tapi entahlah, apakah itu cara yang ampuh untuk kali ini
***
Bersambung UwU
Tinggalkan jejak yaaa~~~~
Bye~
KAMU SEDANG MEMBACA
I [Never] Love You
FanfictionHana osaka seorang gadis berdarah jepang. menemukan sahabat san sesuatu yang dinamakan cinta. Tapi siapa sangka, hana akan dihadapkan oleh banyak pilihan. bahkan hatinya sendiri tak dapat menentukannya. begitu juga kim janhwa yang mengalami banyak...