Part 15

19 4 0
                                    

"kakak tidak boleh dijodohkan secara paksa" min young membuka suara

"apa maksudmu" nyonya min mengerutkan alisnya

"aku akan menggantikan yoongi oppa" ucap min young menatap ibunya itu

Min young berjalan ke arah ayahnya dan membisikan sesuatau. Tuan min mengangguk setuju

"putriku akan menggantikan putraku dalam perjodohan ini, memilih hana yang bukan anak kandungmu terlalu beresiko, bagaimana kalau menikahkan putramu dengan putriku" tuan min berpendapat

"hmm... boleh juga, jadi hana kau dan teman-teman sampah mu boleh pergi, aku tidak akan melenyapkan kalian karena aku sedang berbahagia sekarang" roger menyeringa kearah hana yang masih stia di samping chanyeol

"pergilah sekarang" min young tersenyum pada mereka

"kau... tak apa... yura?" suga menatap adik kesayangannya itu

"sudah berapa lama kakak tidak menyebut nama itu, aku taka pa-apa" minn young kembali tersenyum

"terima kasih... yura" hana menatap min young lembut

"tak masalah, pergilah sekarang" min young

"min yoongi, antar mereka ke mobilnya, setelah itu ikut dengan kami" titah tuan min

"baik ayah" suga mengangkat chanyeol dengan hati-hati, diikuti hana dan janhwa. Setelah masuk ke dalam mobil, chanyeol dirabahkan di kursi tengah dengan kepala dipangkuan hana, janhwa segera menyetir mobil itu dengan cepat menuju rumah sakit

"hana kurangi kecepatan mu" hyu an yang tak terbiasa dengan kecepatan ini, hana hanya bisa diam tak bersuara

"mana bisa, chanyeol harus segera diantar kerumah sakit" janhwa

"kalau terus begini kita juga akan masuk rumah sakit hwa" hyu an

"tenang saja" bukannya memperlambat, janhwa menambah kecepatan mobilnya. Beruntung mereka sampai dirumah sakit dengan selamat. Chanyeol segera dibawa ke UGD. Tiba-tiba hana menerima telfon dari ibunya, padahal ia sedang sibuk mengurus administrasi, alhasil janhwa lah yang mengangkat telfonnya

"hallo" janhwa

"kamu di mana, ini sudah malam" Irene

"eh... tante ini janhwa, kami sedang di rumah sakit" janhwa

"hah?! Apa yang terjadi, tante akan segera kesana" telfon itu diputus begitu saja tanpa sempat janhwa menjelaskan. Hana menghampiri janhwa dengan wajah kusut. Ia sedih namun juga mengantuk

"hana" panggil janhwa

"apa" hana

"tadi ibu lo menelfon" janhwa

"apa kata beliau" hana menatap janhwa dengan matanya yang sudah mengantuk

"beliau akan segera ke sini" janhwa membuat hana membuka matanya lebar

"lah ko bisa" hana bingung

"beliau salah paham kek nya, dikira lu yang masuk rumah sakit" janhwa terkekeh

"lah, gak lu jelasin" hana

"langsung di tutup telfonnya hehe" janhwa

"oh, yaudah lah" hana kembali menyenderkan kepalanya ke kursi

"btw hyu an mana" janhwa yang tak menemukan hyu an

"lagi muntah di toilet gara-gara mual" hana

"eh... hehe" janhwa yang menyadari penyebab hyu an muntah-muntah, apa lagi kalau bukan gara-gara janhwa yang menyetir mobil dengan kecepatan tinggi

I [Never] Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang