Suasana sejuk begitu terasa setelah hujan reda. Yah... hujan di musim gugur. Yui merenggangkan otot otot nya yang terasa kaku. Sudah berjam jam yui berkutat dengan komputer dan setumpuk dokumen di atas mejanya. Rutinitas yang melelahkan, tapi tak dapat di tinggalkan
Seseorang memasuki pintu dengan dua gelas kopi panas di tangannya
"Lelah?" Ucap lelaki itu
"Kembali ke meja mu dan bekerja, penggunaan dana bulan ini sangat janggal, ku harap kau menemukan sesuatu yang bisa menjelaskan segalanya.... dan ya... kopi itu untuk ku?"
"Nee.... baiklah nona, ini kopi untuk mu" wooseok menyerahkan segelas kopi ke yui dan duduk lembali di meja kerjanya, melaksanakan perintah atasannya itu
***
"Apa apaan ini?! Bagaimana bisa kalian menemukan mayat tuan dan nyonya min?!" Lelaki dengan kemeja putih berbalut jas hitam menampakan wajah tampan yang prustasi melihat laporan yang di terimanya
"Menurut yang kami selidiki, mereka dibantai oleh komplotan misterius saat dalam perjalanan menuju kediaman min, tampak nya mereka sangat tau titik lemah tuan min sehingga bisa membunuh mereka" sahut lelaki di hadapannya
"Seperti ada keterlibatan orang dalam... selidiki kasus ini lebih lanjut! Perusahaan ini terancam bangkrut setelah menghilangnya pemegang saham terbesar kita" lelaki itu berdiri dari duduknya menuju pintu keluar, meninggalkan lawan bicaranya barusan
"Baik tuan daniel"
.
.
.
.
.
Di sisi lain
Jimin menyerup kopinya sambil menatap layar laptop di hadapannya. Suasana ruangan yang tenang terganggu dengan suara telpon yang berbunyi. Segera jimin merogoh sakunya
"Hallo?..."
"..."
"apa?!"
"..."
"Bagaimana bisa?!"
"..."
"Baiklah aku segera kesana... jangan kemana mana"
Jimin menutup telepon kemudian mematikan laptop dan segera menujh suatu tempat yang dijanjikan sebagai tempat pertemuan di telepon tadi
"Jimin! Aku datang" janhwa tampak senang melihat sang kekasih tercinta di hadapannya. Tapi tentu saja dia merasa aneh dengan ekspresi aneh lelaki di hadapannya
"Ada apa?" Sambungnya
"Hwa ya maaf aku tidak bisa menemanimu sekarang, ada hal penting yang harus kulakukan" jimin segera pergi meninggalkan janhwa yang bingung, tak paham dengan kejadian yang menimpanya sekarang. Ia hanya diam di tempat, bingung harus melakukan apa. Di ambah beberapa karyawan tampak memperhatikannya. Tak ada pilihan. Janhwa langsung saja berjalan ke ruangan jimin dan menunggu di sana, menunggu penjelasan dari jimin
***
"Ah... ya ampun bagaimana ini bisa terjadi" kata katanya seperti terkejut tapi dengan suara dan wajah yang seolah menganggap ini hal biasa
"Ada apa sayang?" Wanita itu berkata sambil membawa nampan berisi buah buahan dan duduk di samping suaminya
"Kau lihat berita itu, tuan dan nyonya min di bunuh" ia mengatakannya tanpa memfokuskan penglihatannya ke televisi namuk ke arah nampan yang di bawa istrinya. Lantas sang istri mengerutkan keningnya melihat reaksi biasa biasa saja dari suaminya
"Bukannya itu memengaruhi sebagian besar perusahaan kita?"
"Biarkan seok jin yang mengurusnya, ku rasa aku sudah pensiun" jawab pria itu santai dan membuat istrinya menggeleng gelengkan kepala"Ku harap kau tidak menjatuhkan anak ayam ke jurang"
"Itu kan supaya dia bisa terbang"
"Apa kau pikir ayam bisa terbang?" Wanita itu menatap suaminya penuh rasa heran
"Kalau dia dibantu seekor burung sepertinya bisa" ucapannya semakin tidak dapat di terima nalar manusia (:v)
"Terserah kau saja!" Sang istri yang kesal dengan kasar menyenderkan bahunya ke sofa
"Kau lucu saat marah haha" pria itu mengacak acak rambut sang istri sambil terkekeh geli
"Jauh kan tangan mu!" Sontak sang suami menarik tangannya dengan wajah yang masih ingin tertawa melihat reaksi sang istri
"Aku pulang" kata seorang lelaki yang memasuki ruang keluarga
"Sudah dapat kabar" tanya sang ayah
"Justru aku berharap tidak mendapatkannya"
"Haha istirahatlah, tak lama lagi kau harus banyak mengeluarkan tenanga" pria itu terkekeh menatap anak lelakinya itu. Tanpa mendapat respon dari sang anak, pria itu kembali menatap televisi. Seok jin, berjalan ke kamarnya luntang lantung akibat kelelahan, rasanya ia tidak pulang semalaman penuh
"Apa sebaiknya kita menikahkannya" tanya jennie pada kai, mereka masih duduk di ruang keluarga sambil menyaksikan siaran televisi
"Terserah saja, tapi sepertinya tidak sekarang. Kau tau persis keadaannya" kai masih sibuk menggonta ganti channel tv
"Hm... ya"
***
Hai gaes :v
Lama gak ketemu ya :)
Sorry author jarang update dikarena kan sibuk (sibuk tdr :v)
Untuk kedepannya author usahakan buat updateSo tetap stay with me ya :> (anjayyy:v)
Jangan lupa kasih author dukungan biar semangat ngelanjutin wp ini :)
See tou later!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
I [Never] Love You
FanfictionHana osaka seorang gadis berdarah jepang. menemukan sahabat san sesuatu yang dinamakan cinta. Tapi siapa sangka, hana akan dihadapkan oleh banyak pilihan. bahkan hatinya sendiri tak dapat menentukannya. begitu juga kim janhwa yang mengalami banyak...