Part 12

12 4 22
                                    

"Lo kenapa hwa?" Hyu an khawatir dengan keadaan janhwa. Janhwa tidak menjawab. Hyu an membantu janhwa berdiri dan berjalan menuju kelas. Hana yang sedang sibuk dengan buku tulisnya lantas mengalihkan perhatian ke arah janhwa yang terlihat sangat kacau

"Hwa ya, lo kenapa" hana berjalan ke arah janhwa

"Suga... dia...." janhwa masih terisak

"Suga kenapa, bilang ke gw" hana menatap sahabatnya sendu. Ia sudah menebak apa yang akan dikatakan oleh janhwa

"Dia... mutusin... gw" janhwa kembali terisak. Hana terdiam, ia menatap hyu an sekilas

"Tunggu di sini" setelah mengatakan itu, hana pergi menuju kelas nya suga. Janhwa menatap hana bingung, apa yang harus ia lakukan sekarang

Hana terus melangkahkan kaki nya dengan amarah. Bahkan ia tak bisa mengontrol dirinya sendiri. Langkahnya terhenti tepat di kelas suga. Ia menatap sekeliling kelas, mencari sosok yg ia cari. Hana menangkao sosok yg ia cari dan segera menghampiri nya

Plakk

Sebuah pukulan keras menghantam wajah suga

"Maksud lo apa hah" hana dengan nada tinggi

"Apa" suga mengusap pipinya pelan

"Kenapa lo mutusin janhwa, dia salah apa" hana

"Lagian, gw gak bakal bisa terus sama dia, gw bakal di jodohin sama orang tua gw" suga memalingkan wajahnya

"Gw menolak" hana

"Maksud lo" suga tak paham dengan ucapan hana

"Lo balikan sama janhwa, soal perjodohan lo gw bisa atur" hana menatap suga dengan tatapan tajam

"Heh lo bisa apa" suga menatao remeh hana

"Orang yg bakal dijodohin sama lo itu gw, gw bakal nolak dan lo bisa balikan sama janhwa, KAN" hana membuat suga terdiam. Hana berlalu kembali ke kelasnya. Tampak hyu an yang masih menemani janhwa. Hana duduk di bangkunya. Tak ada yang bisa ia lakukan untuk sekarang. Ia harus segera menemui paman nya sore ini

"Hana... lo ngomong apa ke suga" janhwa yang mengetahui apa yang dilakukan hana

"Bukan apa apa" hana tersenyum paksa. Janhwa menatap sahabatnya itu sendu. Dia nerasa bergantung pada hana

***

Hana menyiapkan mentalnya untuk menemui paman nya itu. Kali ini hana hanya sendiri, bahkan mungkin jimin tidak ada. Hana memberanikan dirinya membuka pintu tempat ia terculik kemarin

"Heeiii siapa ini, aku tak menyangka kamu akan datang sendiri, ku kira kau perlu di jemput" roger dengan nada meremehkan

"aku tak selemah itu" hana menatap pamannya tajam

"Lupakan masalah itu, jadi bagaimana pilihan mu" roger tak sabar mendengar jawaban hana

"Tidak" singkat hana

"Hah..." roger menatap hana tajam

"Silahkan kau ambil semua warisan  orang tua ku, aku menolak dijodohkan oleh mu" hana berkata pasti

"Hahaha lihatlah betapa naifnya kau hana, kaubyakin dengan pilihanmu" roger berdiri dari duduknya karena marah akibat ucapan hana

"Sekali tidak tetap tidak, aku pergi, aku sangat benci tempat ini" hana keluar dari ruangan itu pasti. Tak ada yang bisa menghalangi langkahnya

I [Never] Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang