Part 8

18 5 6
                                    

Hana bangun dari tidurnya. Matanya mulai membiasakan cahaya yang masuk melalui sela tirai. Hari ini libur, hana memutuskan memakai pakaian yang santai tapi tetap modis dan mulai menuruni tangga menuju ruang makan

Pagi ini tampak berbeda. Makanan lebih banyak dari biasanya, lebih banyak dari saat mereka semua berkumpul. Selain itu, kali ini bukan irene saja yang memasak, tapi juga para pelayan. Hana bertanya-tanya untuk apa makanan senanyak itu

"Makanan sebanyak ini buat siapa" tanya hana sambil duduk di samping wooseok

"Ada tamu yang akan datang" irene tersenyum tulus

"Oh..." hana ber 'oh' ria

Sekitar setengah jam menunggu, seorang pelayan mengatakan kalau tamu kami sudah tiba. Suho dan irene segera menyanbut mereka, sedangkan tiga saudara itu tetap pada posisinya masing-masing

Tamu itu tiba di ruang makan. Hana dan 2 saudara nya berdiri dan memberi sambutan hangat kemudia duduk ke posisi mereka seperti semula

"Anak-anak, kenalin ini om kai sama tante jennie, kami lah yang merancanakan pertunangan kalian" ucap suho santai

Hana tersedak air yang barusan ia minum

"Lo gak papa dek" tanya nam joon

"Nggak papa ko oppa, cuma tersedak" hana tersenyum paksa agar semua yang ada percaya

"Silahkan duduk, kami masak banyak buat pagi ini" kata irene mengalihkan pembicaraan

"Ah... sebenarnya kalian gak perlu repot-repot, tapi makasih" kata jennie seraya duduk di tempat yang kosong. Diikuti suho, irene dan kai

Mereka menyantap sarapan pagi dengan hikmat, tapi tidak dengan hana, makanan yang masuk ke mulutnya terasa hambar, ia sedang berpikir keras menentukan pilihan yang tercipta tanpa izin

***

Janhwa dan min young berjalan ke arah ruangan yang akan menjadi tempat berlangsungnya kompetisi sain, sedangkan perlombaan olahraga di langsungkan di lapangan

Min young dan janhwa menyelesaikan soal-soal dengan cepat. Mereka segera keluar dan menyaksikan pertandingan basket dari korsel melawan tuan rumah yang sedang berlangsung. Skor tim mereka menang jauh. Tapi di balik semua itu, suga lah yang mencetak poin paling banyak, permainannya seperti orang yang sedang marah besar. Yah tentu saja

Berjalan waktu. Pertandingan selesai pada sore hari itu dan di lanjutkan esok hari untuk final. Para penonton sudah bubar menyisakan min young dan janhwa. Suga masih asik dengan bola basket di tangan nya. Ia menembakan bola ke ring berulag kali dan setiap lemparan, suga sangat tepat sasaran. Janhwa hanya menyaksikan pemandangan di depannya dalam diam

Seseorang mulai menghampiri janhwa tanpa ia sadari dan duduk di sampingnya. Spontan janhwa menoleh dan mendapatkan sosok paling menyebalkan baginya, jimin. Suga menoleh ke arah mereka dan pergi berlalu sambil membuang bola ke sembarang arah. Janhwa berdiri dan ingin mengejar suga, tapi tangannya tertahan tangan jimin

"Apa" janhwa dingin

"Duduklah lebih lama" kata jimin menyeringai

"Untuk apa? Dokumentasi? Biar lo bisa nunjukin ke seseorang kalau lo berhasil ngerusak hubungan gw sama suga" janhwa menatap jimin tajam

Jimin diam. Ia berdiri dan menarik tangan janhwa ke suatu tempat. Min young yang melihat itu bergegas mengikuti diam-diam. Mereka tiba di kamar jimin. Saat akan menutup pintu, min young menahannya dan memberi isyarat agar dia diperbolehkan masul. Jimin menghela nafas pelan dan memberi jalan agar min young bisa masuk kemudian pintu di tutup rapat

I [Never] Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang