Karena bakat stalkernya yang bisa diandalkan, akhirnya Clarine bisa mengetahui di manakah tempat tinggal Elvano dan di mana dia bersekolah.
Ya, memang hanya itu. Entah kenapa orang yang satu itu sangat sulit untuk di cari tahu tentangnya. Seakan-akan ada sesuatu yang menutupinya.
Dengan langkah riang, Clarine berjalan selangkah demi selangkah menuju kelasnya. Suasana sekolah masih sepi, maklum masih jam enam kurang sepuluh menit. Entah kenapa juga Clarine datang sepagi ini. Entahlah. Mungkin dia hanya ingin.
"Aaaaa! " Clarine refleks menjerit. Tiba-tiba saja ada orang yang membekap mulutnya dan membawanya ke dalam kelas. Namun dia diam seketika setelah mengetahui sang pelaku.
"Kamu... ngapain di sini? " tanya Clarine bingung.
"Jangan pernah cari tahu tentang kehidupanku, kalau kamu nggak nurut kamu lihat saja akibatnya nanti!" kata Elvano datar tanpa emosi. Jangan lupakan tatapan elangnya.
"Kenapa? " Clarine memiringkan kepalanya sok polos.
Elvano memajukan badannya dan mencengkeram tangan Clarine. Clarine meringis menahan sakit.
"Aku-nggak-suka! " ucapnya penuh penekanan.
"Tapi aku hanya ingin berteman, apa itu salah? "
"Aku nggak butuh teman! "
"Tapi aku butuh, mengertilah... " ucap Clarine melemah.
Elvano mengendorkan cengkeramannya lalu membisikkan sesuatu di telinga Clarine, "Jangan pernah berteman sama aku, nanti kamu menyesal. "
Setelah membisikkan itu, Elvano melangkah keluar kelas. Tak lupa dia menoleh ke sekeliling sebentar untuk memastikan tidak ada yang melihatnya. Setelah dirasa aman, dia memakai topinya dan segera pergi dari sekolah ini.
"Aku yakin nggak akan pernah menyesal." gumam Clarine yakin.
***
Merasa ada yang aneh dari dirinya, Clarine menunduk. Entah kenapa banyak orang yang berbisik-bisik sambil menatapnya ketika dia lewat. Sesekali ada yang tertawa.
Bruk
Clarine mengelus keningnya. Lalu dia mendongak, mendapati kakak kelasnya sedang berdiri di depannya. Tersenyum.
"Maaf, sakit ya? "
Clarine menggeleng.
"Uhmm, coba kamu berbalik badan, bisa? "
Clarine mengerutkan keningnya bingung. Namun ia menurut saja. Setelah itu dia disuruh untuk berbalik badan lagi. Clarine melototkan matanya. Jadi ini yang membuat mereka menatapnya seperti itu?
Kertas berisi tulisan, 'Hai, mau ya jadi pacar aku? '
Kakak kelas yang bernama Bara itu melipat kertas itu lalu membuangnya ke tempat sampah.
"Lain kali kamu hati-hati ya, sekarang banyak orang yang jahil. "
"Iya kak, makasih. "
Tanpa menunggu jawabannya, Clarine langsung melengos pergi begitu saja. Ia tidak mau berurusan dengan para fansnya Bara. Bara kan kakak kelas yang lumayan tenar dan banyak digemari karena kemampuan fotografinya.
"Clarine! " panggil guru BK, bu Fatmi.
Clarine menoleh dan menghampirinya, "Iya bu, ada apa?"
"Kamu dicari sama orang tua kamu. Mereka ada di ruang BK sekarang, ayo! "
Clarine mengikuti langkah bu Fatmi dengan malas. Mau apa lagi mereka menemuinya? Membunuhnya, begitu?
Clarine duduk di hadapan mereka berdua. Bu Fatmi sudah pergi keluar. Dengan ogah-ogahan Clarine menatap wajah mereka yang sangat menyebalkan.
"Gimana kondisi kamu? " nada suara Herman, ayahnya Clarine bukannya nada khawatir tapi nada sinis.
"Masih hidup! " balas Clarine.
"Punya sopan santun nggak sih sama orang tua?! " sahut Ilma, ibu tirinya.
Clarine memutar kedua bola matanya malas. Sungguh ratu drama yang hebat!
"Ayah mau apa? " tanya Clarine seolah tak menganggap Ilma ada.
"Ayah ingin kamu menghormati ibu kamu, itu saja sejak dulu permintaan ayah. Apakah sesulit itu? "
Clarine tertawa nanar, "Aku selalu menghormati ibu, ayah. Aku selalu mendo'akannya setiap malam dan mengunjunginya jika aku punya waktu luang. "
"Ibumu sekarang aku, Clarine! " seru Ilma.
"Sudah ayah, itu saja? " Clarine bangkit dari duduknya, "aku kembali ke kelas dulu. "
"Hey bocah sialan, aku belum selesai berbicara! " bentak Ilma.
"Clarine, dengarkan ibumu! " Herman mendukung.
Namun Clarine menulikan telinganya. Ia tetap terus berjalan keluar ruangan tanpa mempedulikan teriakan mereka yang seperti orang kesetanan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Danger ✓
FanfictionENDING✓ Bagaimana jika sesuatu atau seseorang yang berbahaya berada didekatmu? Ketakutan? Oh tidak!! Tidak bagi Clarine. Dia malah begitu menyukainya bahkan mencari-carinya. Keinginannya itu terwujud ketika bertemu dengan Elvano di toko buku. Elva...