Sweet Danger eps 8

806 41 1
                                    

"Mau pulang, ya? "

Clarine menoleh sambil mengangguk. "Iya, kak. "

"Mau bareng?"

"Nggak usah kak, makasih." tolak Clarine dengan sopan sambil menoleh kesana-kemari membalas tatapan orang-orang yang menatapnya dengan ganas.

"Bareng aja, yuk, kamu juga kelihatan pucat. Kamu sakit, ya? " Bara menunjukkan raut khawatir.

"Enggak, "

"Pliis, bareng aja yuk! "

Clarine sedikit tersentak. Bara kali ini... seringainya terlihat.

***

"Makasih, kak. " ucap Clarine setelah turun dari atas motor Bara.

"Hm. " jawab Bara sambil tersenyum lebar. Namun senyumnya luntur saat melihat ke arah pintu masuk rumah Clarine. Wajahnya menjadi terlihat dingin.

"Ya udah, aku pulang dulu, ya. Kamu yang hati-hati,"

"Iya kak. "

Setelah Bara pergi dengan motornya, Clarine segera berbalik dan berjalan menuju rumahnya.

Pyarr

Pot pecah. Clarine tersentak.

"Hai, " sapa Elvano ramah, tak seperti biasanya.

"Ka-kamu sejak kapan? "

"Kamu suka cari masalah, ya? "

Clarine mundur saat Elvano maju. Sorot matanya was-was melihat tatapan tajam dari Elvano.

"Aku nggak mau hubungan aku sama Ayah putus, jadi aku pulang. Udah, gitu aja. "

"Bodo amat! "

Elvano menendang pintu rumah Clarine yang sepertinya memang tidak terkunci. Padahal, sudah jelas-jelas kunci rumah ada ditangan Clarine. Lalu, bagaimana bisa pintunya tidak terkunci?

"Oke, kamu bisa tetap tinggal disini. Tapi kamu harus jadi mainanku dulu... " Elvano mengeluarkan pisau kecil dengan ujung yang lancip. Juga tajam pastinya.

"Nggak masalah, " jawab Clarine kelewat santai.

Brukk

Crassh

Darah segar mengalir dari pinggang sebelah kanan Clarine. Elvano berhasil mendorong Clarine masuk ke dalam rumahnya  lalu menggoreskan ujung pisaunya.

Kurang puas, setelah menutup pintu Elvano menendang perut Clarine keras dan menjambak rambutnya.

Clarine meringis. Elvano tidak main-main dengan ucapannya. Tidak memandang gender, Elvano tetap sadis seperti biasanya.

"Gue milih lo sebagai partner karena gue tahu lo cocok, " Elvano menguatkan jambakannya. "Tapi kalau lo nolak, ya lo mati aja!"

Kepala Clarine dibenturkan ke lantai. Darah mengalir di pelipisnya.

Elvano kali ini benar-benar marah. Bahkan dia memanggil dengan lo-gue.

Clarine terkikik. Rasa sakit adalah kesukaannya. Dia tidak perlu repot-repot menyakiti dirinya sendiri jika sudah ada orang lain yang bersedia membantunya dengan sukarela.

Buggh

Elvano menendang Clarine kuat saat Clarine mencoba bangkit. Clarine terbentur tembok dan tangannya menyikut meja didekatnya. Tubuh Clarine memar, dipenuhi luka-luka. Apalagi dia sudah pusing sejak siang tadi karena bullyan Stevy.

"Thanks for si--"

Belum selesai bicara, Elvano segera mencengkeram rahang Clarine. Terlalu mendengarkan banyak ocehan dari mulut Clarine membuatnya muak saja. Clarine diam, tidak bergerak maupun berontak sama sekali. Tubuhnya terasa hancur, hatinya pedih.

"Cuma gue yang mahamin lo. Jadi... " Elvano tersenyum kosong. "Lo harus nurut sama gue. "

***

Canggung.

Entah apa yang ada dipikirkan Bara saat ini sampai dia mengajak Clarine pergi ke kantin saat jam KBM sedang berlangsung. Berdua.

"Kamu disakiti siapa? "

"Ini... "

"Coba jujur, " senyum malaikat Bara seolah menghipnotis Clarine. Namun, tidak mungkin ia jujur.

"Kamu tahu daya tarik terbesar kamu itu apa? "

Maksudnya?

Daya tarik apaan coba?

"Rasa sakit dan dendam. Itu elemen yang menarik, " Bara meminum es tehnya.

Clarine terdiam. Kenapa Bara mendadak jadi seperti Elvano?

"Kakak nggak malu berbincang sama orang kayak aku? "

"Kenapa? " Bara memiringkan kepalanya. "Kamu cantik... dan unik, "

Hening.

Clarine tidak tau harus merespon apa. Dia hanya memainkan jemari tangannya dan menggigit bibir dalamnya.

"Setiap orang punya topeng. Kalau kamu topeng apa? " Bara masih mempertahankan senyumannya.

Clarine tergelak. Topeng?

"Maksud kakak? "

"Kamu tau, hanya orang-orang sejenis yang bisa mengerti."

Clarine semakin kebingungan. Pola pikir Bara sangat membingungkan. Dan kata-katanya....

"Saya nggak suka basa-basi, kak. "

Bara memperlebar lengkungan bibirnya. Wajahnya nampak sumringah. " Nah, kan... "

Clarine semakin bingung.

Apa Bara mengetahui sesuatu tentang dirinya?

***

Sweet Danger ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang