Sweet Danger eps 9

788 40 1
                                    

Clarine terdiam sebentar. Berpikir.

Bara tertawa saat Clarine semakin memperdalam kerutan di keningnya.

"Udah, nanti kamu juga tahu. Kita itu sama namun berbeda, " Bara tersenyum penuh makna.

Tak nyaman, Clarine pamit pergi ke kamar mandi sekalian kembali ke kelasnya. Bara mempersilakan dan juga ikut pergi saat Clarine sudah hilang dari pandangannya.

***

"Lo ngapain sih ganggu gue mulu?! " teriak Clarine kesal.

Elvano mengangkat sebelah alisnya. Nih cewek emang orang gila, kemarin hampir dibuat mati olehnya sekarang masih berani membentaknya. Pakai lo-gue malahan.

Kesannya kan nggak sopan -menurutnya.

"Kakak kelas lo itu... " Elvano menjentikkan jarinya. "Gila, " katanya sambil menunjuk kepalanya.

"Lo yang gila! " cibir Clarine. "Eh, kita maksudnya." koreksi Clarine.

Elvano meminum es sirup yang disuguhkan Clarine dengan rakus. Clarine mendelik, berpikir orang ini tidak pernah minum kali, ya?

"Gue lebih suka warna putih," gumam Elvano.

"Gak nanya, " respon Clarine.

Elvano menarik lengan Clarine. Jarak mereka menjadi dekat, Elvano mengamati wajah Clarine lekat-lekat.

"Cewek wajahnya kan nggak boleh kegores, ya? "

"Salah siapa coba!"

"Lo juga seneng! "

Clarine mendorong kepala Elvano agar dia menjauh. Dasar tidak pernah mau kalah!

"Lo mau pulang kapan? "

"Ini rumah gue, "

"Kata siapa coba?! "

"Semua milik lo milik gue juga, "

"Atas dasar apaan?! "

"Lo milik gue. "

"Gue bukan barang, "

"Oh, babu gue berarti. "

"Enak aja kalau ngomong! "

Elvano terkikik. Clarine tercenung. Ini pertama kalinya dia bisa melihat seorang psikopat bisa tertawa lepas. Wow.

Tok tok

Refleks keduanya menoleh. Clarine berdiri, membukakan pintu.

"Eh kak Bara, ada apa? "

"Mau main aja, boleh? "

Elvano menyipitkan matanya, mengamati Bara dari atas sampai bawah. Perlahan, senyuman kosongnya terbit.

"I-iya boleh, silakan masuk kak. "

Bara duduk saat sudah dipersilakan. Dia duduk berseberangan dengan Elvano dan menyapa ramah Elvano. Elvano membalas sapaan dengan nada ramah namun wajahnya datar. Seperti biasa.

"Kakak mau minum apa? "

"Apa aja, "

Clarine pergi membuatkan minum. Kini tersisa mereka berdua.

"Ekspresi seperti itu bukankah memperlihatkan jati diri? " Bara mengawali pembicaraan.

Elvano berdecih.

"Dari pada bersembunyi dibalik topeng. " jawab Elvano santai. Nyaris tanpa riak.

Dua menit kemudian Clarine kembali dengan segelas es sirup yang sama dengan miliknya dan milik Elvano.

"Kamu di rumah kelihatan natural ya, lebih cantik." puji Bara.

Clarine hanya tersenyum seadanya. Elvano hanya menatap Bara dengan datar sejak Bara datang nyaris tak berkedip.

"Dia... kakak kamu, ya? " Bara melihat Elvano sekilas.

"Uhm, teman."

Bara membulatkan mulutnya lalu menatap Clarine kembali. "Besok pulang sekolah bisa temenin aku ke warnet?"

"Kenapa kakak nggak sendiri aja? "

"Aku mau minta saran kamu buat milih cover artikel yang aku buat, "

Clarine hendak menjawab namun terhenti saat melihat wajah dingin Elvano seolah mengatakan 'tidak boleh! '

Clarine merapatkan bibirnya kembali, hendak berkata boleh namun sedikit takut pada Elvano.

"Gimana, Clar? " tanya Bara lagi.

"Boleh kok, kak. " jawab Clarine pada akhirnya tanpa menoleh lagi pada Elvano.

Elvano diam saja. Namun tangannya mengepal kuat. Siapa suruh Clarine menuruti perintah orang lain selain dirinya?!

"Ya sudah, aku pulang dulu ya. Besok aku tunggu diparkiran. "

Bara pamit dan pergi dari rumah Clarine. Terkejut, Clarine terbatuk-batuk mencari oksigen disekitarnya. Elvano tiba-tiba mencekik lehernya kuat dan menatapnya marah.

"Kenapa lo nurutin permintaan dia?! "

"Gu-gue punya hak! "

"Siapa bilang! " Elvano semakin memperkuat cekikannya. "Lo itu milik gue. Jadi, cuma gue yang berhak buat nyuruh-nyuruh lo! "

Elvano mendesis saat Clarine terbatuk-batuk dan berusaha melepaskan cengkeraman tangannya.

"Gue mi-lik diri gue se-ndi-ri... " Clarine masih bisa mengelak pernyataan Elvano.

Elvano tidak terima. Dia membanting keras Clarine ke lantai. Tangannya merogoh saku, mengambil cutter dan menusuk pinggang Clarine yang juga digoresnya kemarin.

"Akh! " rintih Clarine.

Elvano terkikik.

"Mulai sekarang, panggil gue El, dan lo..." Elvano menjambak rambut Clarine agar mau menatapnya. "Mulai detik ini juga, lo adalah milik gue. Siapapun yang berusaha ngerebut lo dari gue, bakalan gue bunuh. Termasuk Ayah lo juga! "

"Iblis! " umpat Clarine.

Bukannya semakin marah, Elvano malah cekikikan. Dia menatap Clarine lagi dengan teduh. "Lo nggak pernah tau rasanya jadi gue. Tapi gue tau rasanya jadi lo. Makanya, kalau sama gue lo bakalan baik-baik aja. Selama lo nurut, "

Elvano melemparkan cutternya ke sembarang arah. Dia mengangkat tubuh Clarine dan membawanya ke rumah sakit.


Sweet Danger ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang