"Seikhlas apapun kita memberi, jika didasari oleh rasa pamrih, itu sama saja seperti membohongi diri kita sendiri."
***
"Bulan? Jadi kamu sakit? Kenapa nggak ngabarin aku?"
Venus menatap perempuan yang tengah berbaring lemas di ranjang ruang rumah sakit itu dengan panik.
Sedangkan perempuan yang dipandangnya hanya tersenyum, seolah-olah semuanya tidak perlu ada yang perlu dicemaskan.
"Kalo gue nggak ngabarin lo, nggak mungkin sekarang lo ada disini." Bulan terkekeh kecil.
"Maksud aku, kenapa baru kabarin sekarang?"
Venus tidak tahu sama sekali jika Bulan dirawat dirumah sakit. Ia pikir teman sebangkunya itu bolos sekolah selama beberapa hari kebelakang, tapi ternyata dugaannya salah.
Orang yang telah memberitahu Venus bahwa Bulan dirawat dirumah sakit yaitu Langit.
Awalnya Bulan tidak mau siapapun tahu tentang dirinya yang rawat inap dirumah sakit. Cukup Langit saja yang tahu. Namun karena sikap Langit yang memaksa dirinya untuk memberi tahu kepada Venus, membuat Bulan pasrah.
"Emangnya kamu sakit apa?" tanya Venus penasaran.
Bulan diam memaku, mulutnya enggan untuk menjawab pertanyaan Venus.
"Kok diam?" Merasa jika pertanyaannya tidak dijawab. Venus kembali bertanya.
"Gu... gue..."
Melihat Bulan yang kesulitan menjawab pertanyaan Venus. Langit yang sedaritadi diam disitu langsung melontarkan ucapan.
"Ven!" seru Langit. Memotong ucapan Bulan. Ia mulai memberi sebuah isyarat untuk mengajak Venus keluar. "Biarin Bulan istirahat."
"Oh gitu? Yasudah."
Bulan mulai bernafas lega.
***
"Kamu tau Bulan sakit apa?"
Langit langsung menghentikan aktivitas makannya. Ketika Venus melontarkan pertanyaan.
Sekarang mereka berdua tengah makan dikantin belakang rumah sakit.
Mata Langit mulai menatap Venus yang dipenuhi rasa penasaran.
"Kenapa?"
Venus mendengus malas.
"Aku cuma kahawatir aja, kenapa Bulan nggak sembuh-sembuh. hampir seminggu dia nggak masuk sekolah."
"Dia punya penyakit Leukimia stadium empat."
Mata Venus refleks open wide.
Bahkan mulutnya sangat kelu hanya sekedar menjerit untuk kaget."Jantung lo masih detak kan ven?" Langit mulai merasa takut, pasalnya wanita didepannya ini diam tanpa ada pergerakan sedikitpun.
"Sejak kapan Bulan meng-idap penyakit itu?"
"Gue nggak tau, harusnya itu gue yang nanya ke elo, lo kan temen sebangkunya?"
Iya. Benar apa yang dikatakan Langit. Padahal dirinya lebih kenal dulu dengan Bulan daripada Langit. Tapi kenapa Langit jauh lebih tau tentang kehidupan Bulan daripada dirinya?
Mungkin sebegitu besarnya pengaruh Langit di kehidupan Bulan.
"Langit, kamu mau nggak jadi sahabat terbaikku?"
Langit mulai mengangkat sebelah alisnya. Otaknya mulai teringat tentang sesuatu.
"Nggak ah."
"Kenapa?"
"Karena lo pasti mau minta sesuatu dari gue. Dan sesuatu itu gue jamin luar biasa sulitnya."
"Kok kamu tau?" Venus langsung menutup mulutnya. Bisa-bisanya ia melontarkan pertanyaan seperti itu kepada Langit.
Langit tersenyum miring. "Lo pikir lo nggak pernah bilang itu sebelumnya?"
Venus mulai berpikir keras. Apa benar dirinya pernah bilang seperti itu sebelumnya?
"Emang sebelumnya aku pernah bilang apa ke kamu?"
"Lo pernah bilang dulu waktu smp. Lo nawarin gue jadi sahabat tercinta lo. tapi gue malah dikasih syarat dan...-"
"Oh iya aku tahu." Venus ingat. Kata ini telah ia ucapkan sebelumnya. Ketika mereka masih menduduki bangku smp.
Waktu itu ada teman sekelas Venus yang sangat naksir Langit kelewat batas. Dan sebagai sasarannya Venus dipaksa oleh temannya itu untuk buat Langit dekat dengannya. Otomatis Venus menolak, karena jujur Venus tidak mau memaksa perasaan Langit.
Namun karena di iming-imingi oleh uang. Akhirnya Venus setuju. Lumayan bisa buat bayar spp bulanan sekolahnya.
Saat itulah Venus mulai mencari cara agar Langit mau menuruti perintahnya. Dan cara ampuh yang Venus pakai adalah menawarkan Langit untuk mau menjadi sahabat yang dicintainya.
Langitpun mau. Karena dulu Langit juga menyukai Venus. Jadi apapun yang Venus perintah Langit akan menurutinya. Bucin parah. Saat itulah Venus mulai memberikan satu syarat pada Langit, jika cowok itu mau menjadi sahabat tercintanya.
Dan kalian tau apa syaratnya?
Yaitu Langit harus pura-pura menjadi pacar teman Venus selama sebulan.
Langit ingat. Bahkan sangat ingat sampai sekarang. Ia tidak habis pikir, kenapa mau saja di bodohi oleh Venus?
"Lo pikir gue nggak ingat sampai sekarang?"
Venus langsung membisu. Sahabatnya yang sekarang tak sebodoh dulu lagi.
Ini semakin membuatnya sulit untuk mencari cara menyatukan Bulan dengan sahabatnya ini.
Sebisa mungkin ia harus mencari cara untuk membuat Bulan bahagia, dan kebahagiaan Bulan saat ini adalah Langit.
"Jadi kamu beneran nggak mau menjadi sahabat terbaikku?"
"Nggak, kalau ada pamrihnya. Karena itu artinya lo nggak ikhlas nawarin gue sebagai sahabat terbaik."
Venus mulai kebingungan. Tapi dia tidak mau menyerah.
"Kalau gitu gimana kalau kita saling kasih permintaan, gimana?" tawar Venus. Ia membatin semoga aja Langit mau.
Langit berpikir sejenak.
"Oke."
Venus tersenyum lega. "Oke. Kamu duluan. Kamu mau minta apa ke aku?" Tanya Venus dengan penuh semangat. Ia sangat yakin pasti permintaan Langit sangat mudah.
"Beneran nih?" tanya Langit hanya sekedar untuk meyakinkan Venus.
Venus mengangguk mantap.
"Tapi kalau lo nggak bisa turuti satu permintaan gue, berarti gue nggak akan mau turuti permintaan lo. Gimana?"
"Oke." Sekali lagi Venus mengangguk setuju.
"Gue mau lo jangan paksa gue deket sama siapapun lagi. Itu permintaan gue."
Venus terdiam. Kenapa permintaan Langit harus berlawanan dengan permintaannya?
Padahal Venus ingin meminta Langit untuk mendekati Bulan. Namun mendengar Langit yang berkata seperti itu membuat Venus runtuh.
"Gimana? Bisa kan ven?"
Venus langsung tersadar dari lamunan sesaatnya. Ia harus menjawab apa? Apa yang harus ia lakukan sekarang?
"Eh aku tiba-tiba kebelet pipis. Aku mau ketoilet dulu."
Venus langsung pergi menuju toilet. Sedangkan Langit? Ia malah tersenyum-senyum sendiri.
Sebenarnya ia tahu. Apa yang akan diminta Venus terhadapnya.
___________________________________
Satu kata buat Bulan?
Jika ada typo maaf. Karena author orangnya kurang teliti.
Iya, kurang teliti menata masa depan bersama doi XD (Bochen...)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mars
Teen FictionMars "Ibarat dalam susunan tata surya, Mars ingin selalu berada didekat Venus namun Bumi selalu menghalanginya." _________________________________ Mars menyukai Venus! tetapi tak pernah disangka bahwa Venus justru menyukai Langit, yakni sahabat dari...