"Dikala hatimu jatuh pada hati yang salah, bangkitlah! Jangan biarkan hati lain menunggumu dengan keadaan terbuka lebar disana."
***
Cuaca sedang mendung. Hawa sejuk kini sangat terasa di taman belakang sekolah yang seluruhnya hampir dipenuhi pepohonan rindang. Mars dan Venuspun bisa merasakan desiran angin yang menembus setiap inci kulit mereka.
"Gimana? Enak?" tanya Venus dengan wajah yang dipenuhi raut penasaran.
Yang ditanya hanya mengangguk pelan, setelah dessert yang ada ditangannya itu ia suapkan kedalam mulutnya. Ia kembali mengambil dessert yang kedua dan selalu bergilir hingga memakannya sampai habis.
Ada lima butir mini dessert yang Venus berikan pada Mars. Sebagai pengganti dessert nya yang kemarin diambil paksa oleh orang tak dikenal.
"Sebenarnya aku mau kasihnya kemarin. Tapi kamu sulit dicariin bahkan aku sempat datengin tempat ekskul kamu loh."
Setelah melahap semua dessert tersebut dan menjilat sisa-sisa cream yang menempel dijemarinya, barulah Mars menatap mata gadisnya itu dengan lekat.
"Kenapa kamu sampai datang ke sana?"
"Iya aku kira kamu ada disana tapi katanya kamu nggak hadir."
"Eh... kamu tau? Kemarin ditempat ekskul kamu, ada cowok yang ngeselin banget. Sumpah ngeselinnya ngalahin kamu malah. Dan namanya itu sama kayak kamu."
Venus terdiam. disaat ia bicara panjang lebar, Mars seperti tak mendengarkannya. Bahkan tatapan pemuda itu saja ia tidak tau tertuju kemana.
"Kamu kenapa?" tanya Venus seraya menepuk bahu Mars pelan.
Seketika lamunan yang sedaritadi menggelayuti pikirannya seolah pergi terusir oleh keadaan.
"Ehh... kenapa?"
Agaknya Mars masih terbayang tentang rekaman CCTV kemarin.
Dahi Venus sontak mengernyit. "Kamu ada masalah?"
Mars menggeleng. Ia mencoba menerbitkan senyuman kecil kearah Venus. Supaya Venus percaya bahwa dirinya baik-baik saja.
Meskipun Mars mencoba terlihat baik-baik saja. Venus sangat mengerti bahwa pemuda disampingnya itu tengah tidak baik-baik saja.
Hal itu terlihat dengan tingkah laku yang tidak biasa. Lengkungan bibir yang kerap ditunjukkan kepada Venus kini tak terlihat dan mata binar yang setiap kali Venus lihat kini tampak meredup.
"Kamu tau? Punya masalah dipendam sendiri itu nggak enak loh?"
Mars mengangkat sebelah alisnya. Pendengarnnya tak asing dengan ucapan itu. Iya! ucapan itu pernah ia lontarkan dikala Venus mempunyai masalah yang tak ingin diceritakan pada siapapun waktu itu.
"Kamu nyolong perkataanku ya?"
Venus langsung tertawa. Melihat ekspresi Mars yang terkesan polos itu mampu menggelitik perutnya.
"Kok malah ketawa sih."
"Ya karena lucu lah. Emang kenapa aku ketawa kalau nggak lucu."
Mars mulai tersenyum jahil. "Kamu mau yang lebih lucu?"
"Apa emang?"
Mars mulai memasang muka konyolnya kearah Venus. Dan itu mampu membuat gadis itu semakin ngakak.
"Kamu jelek banget kalau kayak gitu," ujar Venus disela tawanya yang tidak bisa dihentikan.
Bahkan Mars sendiri juga merasa malu menunjukkan ekspresi super konyolnya itu pada Venus. Namun melihat Venus yang tertawa lepas akibat ulahnya itu. Ia jadi ingin memasang muka konyolnya setiap hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mars
Teen FictionMars "Ibarat dalam susunan tata surya, Mars ingin selalu berada didekat Venus namun Bumi selalu menghalanginya." _________________________________ Mars menyukai Venus! tetapi tak pernah disangka bahwa Venus justru menyukai Langit, yakni sahabat dari...