1. Menolak

28 0 0
                                    

"Orang yang mengagumimu belum tentu menyukaimu dan orang yang yang menyukaimu belum tentu mau membukakan pintu hatinya untukmu."

***

Seorang pemuda berkaos polos hitam dengan celana training selutut itu tengah menyingkirkan beberapa bulir keringat yang membasahi area pelipisnya. Menggunakan handuk kecil yang diselempangkan diantara bahu dan lehernya.

Kaki jenjangnya melangkah lebar menuju kearah tas berukuran kecil miliknya yang tadi ia taruh disana. Lalu, tangan sebelah kananya mulai membukanya tas tersebut dan mencoba mencari sesuatu yang mampu menghilangkan rasa dahaganya.

"Hei Mars, pagi-pagi udah ngegym, nih?" sapa seorang pemuda yang baru memasuki ruangan penuh peralatan pembesar otot itu, seraya mendekat kearah Mars dengan tatapan takjub.

Orang yang dipanggil dengan sebutan Mars itu langsung berhenti meneguk sebotol air mineral dalam mulutnya.

Mars Reksa Anggara. Pemuda yang usianya baru menginjak 18 tahun, berparas tampan serta bermata hazel itu hanya merespon dengan senyuman sekilas.

"Sendirian aja?" tanya pemuda itu sekali lagi. Usianya satu tahun lebih tua dari Mars.

"Sama gue," sahut seorang gadis yang tengah berjalan menuju kearah mereka. Hingga mampu membuat dua orang pemuda itu menoleh kearahnya secara bersamaan.

"Oh hay ra," sapa pemuda itu dengan nada ramahnya.

"Hai," balas Yura diiringi dengan senyum kecilnya.

Mayyura Vallerie. Gadis berparas cantik dengan tubuh ideal itu kini tengah terkagum oleh Mars. Semua berawal ketika Mars menyelamatkannya dari ulah mantan pacarnya yang brengsek.

Ketika mantanya yang waktu itu masih berstatus pacar hendak ingin melecehkannya, suatu keberuntungan Mars datang menyelamatkan kesuciannya yang hampir direnggut oleh lelaki bajingan itu.

Baginya Mars itu berbeda! Disaat pemuda lain ingin mendapatkannya hanya untuk nafsu semata, justru Mars memandangnya layaknya wanita biasa yang patut untuk dijaga kehormatannya.

Rasa kagumnya takkan pernah pudar hingga saat ini. Sampai sekarang, rasa itu masih bersarang didalam hatinya hingga terus tumbuh semakin besar seiring berjalannya waktu.

"Yaudah gue mau latihan, bye." pemuda itu lantas memutus kontak percakapnnya.

"Oke," Yura menganggukkan kepalanya ringan.

Melihat tubuh pemuda itu yang semakin lama semakin menjauh. Kini sorot mata Yura beralih menatap Mars yang sedaritadi diam mengutik ponselnya.

Sejak kapan lelaki itu berkutik dengan ponselnya?

"Mars," panggil Yura, dengan perasaan gugup yang mulai berkecamuk.

"Hmm," jawab Mars. Matanya masih tidak berpaling dari ponselnya. Seolah minatnya kini telah tersita oleh benda pipih itu.

"Lihat orangnya dong kalo diajak ngomong!" Yura mendengus kesal.

Mendapat perkataan berunsur teguran dari gadis disampingnya, membuat Mars langsung berpaling dari ponselnya sedetik setelahnya.

Kini tatapanya jatuh pada kedua iris coklat milik Yura.

"Iya Yuranus, ada apa?"

"Enak aja panggil gue Yuranus, Emang gue planet baru apa?"

Yang di tegur malah terkekeh kecil. Entah kenapa memanggil Yura dengan sebutan itu membuat perut Mars terasa tergelitik.

"Harusnya seneng dong jadi planet baru, biar nggak terlalu bergantung sama bumi."

Yura merotasikan bola matanya segan. Mars selalu tak ketinggalan jika disuruh melontarkan sejurus kalimat ngarang.

Harusnya cowok itu lebih cocok memasuki kelas bahasa, karena karangan bebasnya akan dikembangkan secara baik disana. Namun sayangnya pilihannya jatuh pada kelas IPA yang sama sekali tak ia pahami di setiap materinya.

Mungkin inilah yang sering dialami sebagian besar mahasiswa dan mahasiswi lainnya, Yakni 'salah jurusan'.

"Nggak usah ngelantur, deh."

Sekali lagi Mars terkekeh. Kali ini bukan disebabkan oleh rasa menggelitik, namun ia merasa tertohok dengan ucapan yang baru saja keluar dari mulut perempuan itu.

"Jadi nggak nih, ngomong seriusnya?"
tanya Mars.

Hampir terlarut dengan obrolan tak bermutu itu, mereka sampai lupa pada tujuan obrolan utamanya.

"Jadi lah, Sebenarnya gue mau bilang sesuatu."

Rasa gugupnya ditubuh Yura, kini mulai timbul kembali. "Gue... gue...."

"Gue laper?" Mars langsung menginterupsi ucapan Yura dengan nada sok tahu.

"Dasar kebiasan motong ucapan orang." Yura menekuk bibir bawahnya dengan muka merah padam.

"Abisnya ngomong kata 'gue' sampe dua kali."

"Nggak nyambung banget, apa hubungannya manggil nama 'gue' dua kali sama laper, ha?"

"Mungkin tetanggaan." Mars langsung menghindar ketika sebuah pukulan hendak melayang ke arahnya.

"Gue serius Mars! Hargain keseriusan gue dong!"

"Okay." Kali ini Mars serius. Pemuda itu merasa jika gadis disampingnya itu benar-benar ingin mengungkapkan sesuatu yang begitu serius.

"Gue suka sama lo." Akhirnya Yura mampu mengatakannya.

Hening sejenak. Otak Mars masih memunculkan kata Loading disana.

Tak lama kemudian. Mars melontarkan satu kata jawaban.

"Makasih."

Yura mengangkat sebelah alisnya heran. Jawaban yang Mars berikan tak memuaskan hatinya sama sekali. Justru malah diluar dugannya.

"Kok bilang makasih?"

"Terus gue harus bilang apa?"

"Nggak usah sok polos deh, gue mau dapat balasan atas perasaan gue. Gimana? Lo mau balas perasaan gue?"

Mars membuang nafasnya pelan.
"Maaf, gue nggak bisa ra."

"Kenapa? Apa selama ini lo nggak suka sama gue?"

Ada tatapan kekecewaan yang sangat kentara dimata Yura. Gadis itu tak pernah menyangka, jika sebuah kata penolakkan itu bisa menimbulkan rasa sesakit ini di hatinya.

"Bukan, gue suka kok sama lo."

"Bohong! Terus kenapa lo nggak bisa balas perasaan gue? Apa alasannya?"

"Karena perasaan itu nggak bisa dipaksa ra!"

Mulut Yura terkatup seketika. Ia sangat menyesal telah mengungkapkan isi hatinya. Ia kira dengan cara mengungkapkan perasaan yang terpendam didalam hatinya, itu akan membuatnya lega serta meringankan beban hatinya, namun keadaan kali ini tak mau berpihak padanya.

Justru rasa sakit dan sesaklah yang saat ini tengah menyelimuti hatinya.

_________________________________________

Lebih sakitan mana? Cinta bertepuk sebelah tangan atau Cinta yang ditolak secara terang-terangan?

Aku sih lebih sakit dicabut sakaratul maut. (😲😲)

Tbc...

MarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang