49. Pelaku sebenarnya

3 0 0
                                    

"Jangan mudah terpancing dengan apa yang namanya 'katanya'."

***

"Beneran ini rumahnya?"

Langit tak begitu yakin memandang rumah dihadapannya.

Venus yang masih berada dibelakang Langit. Langsung menyerahkan secarik kertas kearah pemuda itu.

Langit meraih kertas tersebut. Kepalanya mengangguk. Ia mengembalikan kertas tersebut kepada Venus.

Tanpa ragu. Ia mulai menyalakan motornya kembali. Menuju kearah halaman rumah yang tampak sepi itu.

Setelah menginjakkan kaki didepan pintu. Venus mulai mengetuk daun pintu dihadapannya.

"Permisi ... "

***

"Rumah lo dimana?" tanya Mars pada gadis yang masih ketakutan diboncengannya.

"Kamu turunin aku di halte depan aja. Aku bisa pulang sendiri," perintah gadis itu.

"Lo masih nggak kapok sama kejadian tadi?"

"Kamu tenang aja. Aku akan lebih hati-hati kok."

Mars tidak memaksa. Ia menuruti apa yang diinginkan gadis berusia enambelas tahun itu.

Setelah sampai didepan halte. Gadis itu langsung menuruni motor Mars.

"Makasih," ujarnya. Dengan senyuman yang begitu tulus.

Mars mengangguk sekilas. "Hati-hati." Ujarnya dibalik helm fullface-nya.

Gadis itu memandang Mars yang semakin lama semakin melajukan motornya.

Tak lama kemudian raut tenangnya langsung terganti dengan kernyitan.

Aku harus segera ke rumah paman!

***

"Jadi kamu ini anaknya Surya?" ujar lelaki itu. takjub.

Venus mengangguk pelan.

Mereka bertiga tengah duduk diruang tamu depan.

"Turut berduka atas meninggalnya Ayah kamu."

Venus kembali mengangguk.

"Bapak beneran sahabat Ayah saya kan?"

Lelaki itu langsung terkekeh. "Saya itu sahabat dekat Ayah kamu."

"Apa Ibu Syarifa itu juga sahabat kalian?" tanya Venus. Kalian yang dimaksud itu adalah Ayahnya dan lelaki dihadapannya itu.

"Mars udah cerita ya?"

Langit langsung mengernyit. Jadi ada hubungannya sama Mars?

Venus mengangguk. "Dan bapak bilang ke Mars, kalau yang udah ngebunuh bu Syarifa itu adalah Ayah saya. Maksud bapak apa nuduh Ayah saya seperti itu?"

Lelaki itu langsung terdiam.

"Saya tidak bermaksud seperti itu. Tapi ada orang lain yang ngehasut Mars."

"Siapa?" Venus mulai penasaran.

"Orang itu berusaha melindungi pelaku sebenarnya yang menabrak Syarifa."

"Kenapa bapak tau semuanya?" Kini Langit mulai bersuara."

Lelaki itu langsung menatap kearah Langit." Karena saya dan Surya lihat dengan mata kepala kami sendiri kejadian tabrak lari itu."

Lelaki itu kembali menatap kearah Venus. "Waktu saya sama Ayahmu ingin mengejar pelakunya. Dia berhasil kabur. Dan kami tak mau mengejarnya lagi. Karena yang terpenting waktu itu harus segera menyelamatkan nyawa Syarifa. Kami langsung membawa Syarifa kerumah sakit. Sedangkan diary nya yang tergeletak di jalan., itu langsung diambil oleh Ayah kamu."

MarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang