"Terkadang melepaskan bukan berarti apa yang kamu dapatkan itu sia-sia, melainkan suatu awal untuk menemukan sesuatu yang berharga."
***
Hari Minggu yang cerah, Venus memutuskan untuk pergi ke rumah Langit, ia ingin membahas sesuatu yang patut untuk diperbincangkan.
Tok...tok...tok...
"Assalamualaikum..."
Beberapa kali Venus mengetuk daun pintu yang tak kunjung dibuka.
"Waalaikumsalam..." Tidak lama kemudian suara dari arah dalam muncul diiringi terbukanya pintu tersebut.
"Langitnya ada bi?" tanya Venus pada wanita yang baru membukakan pintu tersebut.
"Maaf neng, mas Langitnya udah pergi tadi."
"Pergi kemana?"
"Nggak tau neng, soalnya tadi buru-buru banget."
Venus mendesah kecewa. "Yah, padahal Venus ada perlu sama Langit."
"Setahu bibi tadi mas Langit sempat teleponan dan bibi denger ada nama Rumah sakit Pondok Indah, mungkin lagi jenguk temannya yang sedang sakit neng."
Entah kenapa mendengar ucapan sang bibi, Venus langsung teringat sesuatu.
Sedetik kemudian ia langsung bergegas pergi.
"Yasudah. Venus pergi dulu, makasih bi."
"Iya sama-sama neng."
***
"Tadi aku nyari kamu di Rumah."
Diluar ruang IGD. Venus menemukan Langit terduduk disana. Ternyata benar dugaannya bahwa laki-laki itu tengah menjenguk Bulan dirumah sakit.
"Terus lo kok tau kalau gue ada disini?"
"Kata bibi, kamu lagi jenguk teman kamu yang sakit, disitu aku langsung ingat Bulan dan langsung kesini, karena kondisi Bulan kan akhir-akhir ini nggak baik."
Langit mengangguk singkat sebelum pada akhirnya tatapannya jatuh pada kertas yang Venus bawa.
"Itu apa?" Langit menatapnya penasaran.
"Oh ini. Aku mau jelasin soal puisi itu. Ini udah aku robek dari buku Biologi ku kemarin."
Venus merasa bersalah soal kejadian tak terduga waktu itu, Venus tak mempunyai niatan sedikitpun untuk mainin perasaan Langit ataupun Mars dan Venus juga tak mungkin memilih keduanya. Semua itu terjadi karena adanya kesalah pahaman.
"Nggak usah Ven. Gue tau yang lo pilih itu dia. Dan mungkin aja nama Langit yang ada dipuisi lo itu bukan gue."
Langit menolak. Enggan mendengar penjelasan Venus yang nantinya malah menimbulkan rasa sakit dihatinya.
"Langit yang ada dipuisi ini emang kamu kok. Aku emang sengaja nulis ini waktu aku baru menyadari ketulusan kamu."
Entah kenapa tubuh Langit langsung menegang. Ungkapan Venus barusan mampu membuat otaknya berrotasi secara spontan.
"Puisi ini aku tulis waktu aku mulai jatuh cinta sama kamu. Dan sekarang aku mau nyerahin puisi ini ke kamu. Anggap aja sebagai kenangan dari aku."
Langit menatap sekilas secarik kertas di sampingnya. menerima pemberian Venus dengan tatapan yang sulit untuk ditebak.
"Ternyata selama ini benar dugaan gue. Kenapa baru bilang sekarang. Kenapa lo nggak bilang dari dulu kalo lo suka sama gue?"
"Karena aku punya malu, aku tau diri. dulu sebelum suka sama kamu, aku pernah nolak cinta kamu dan aku rasa semuanya sudah terlambat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mars
Novela JuvenilMars "Ibarat dalam susunan tata surya, Mars ingin selalu berada didekat Venus namun Bumi selalu menghalanginya." _________________________________ Mars menyukai Venus! tetapi tak pernah disangka bahwa Venus justru menyukai Langit, yakni sahabat dari...