20. Sahabat lama

9 0 0
                                    

"Alasan jatuh cinta yang sesungguhnya tidak bisa diungkapkan lewat ucapan, melainkan hanya bisa dirasakan lewat perasaan."

***

"Hei Marshmellow?" suara sapaan dari arah berlawanan, membuat Mars menoleh. Mars tahu persis suara itu. Karena hanya ada satu orang yang dapat memangglinya dengan Julukan itu.

Mars langsung memaparkan senyuman ramahnya. Tak di duga ia berpapasan dengan sahabat lamanya di balkon lantai dua.

"Tatang?"

Dua pemuda ini dulunya adalah sahabat yang tak pernah dipisahkan sejak smp. Bahkan dulunya sebelum melanjutkan ke jenjang sma, mereka bersepakat memilih sma yang sama, dan pilihan mereka jatuh pada sma yang kini mereka tempati.

Kelas sepuluh mereka menduduki satu kelas yang sama, namun ketika menaiki kelas sebelas dan memilih ekstrakulikuler yang berbeda. Membuat persahabatan mereka semakin renggang.

Dan sekarang, dikelas duabelas mereka sudah seperti orang asing. Namun entah mendapat mu'jizat darimana kini mereka dipertemukan kembali.

"Apa kabar man?" Dewa Bintang Pratama, atau kerap dipanggil dengan sebutan Tatang itu Langsung memeluk Mars ala tanda persahabatan.

"Always fine," jawab Mars sambil membalas pelukan itu.

Setelah saling melepas pelukan tanda persahabatannya. Bintang menatap sahabatnya dengan ekspresi yang sulit diartikan.

"Gue kira lo udah lupa sama gue."

Mars tersenyum pahit. Ia mulai menatap pada kamera DSLR hitam yang di kalungkan dileher lelaki depannya itu.

"Masih ikut ekskul divisi Fotografi?"

"Masih dong, lo sendiri masih ikut Astronomi?"

Inilah sisi perbedaan mereka, mempunyai passion masing-masing. Dan itu sempat menimbulkan perang dingin diantara mereka waktu kelas sebelas.

"Nggak." Mars menggeleng. Seolah ia tak punya passion lagi dibidang itu.

Bintang langsung mengangkat sebelah alisnya. "Kenapa? Bukannya dulu lo suka banget sama hal-hal yang berkaitan dengan ruang angkasa? Bahkan dulu lo sampai maksa gue ikut ekskul itu."

Alasan Mars dulu mengikuti ekskul Astronomi yakni karena sang ibu yang suka dengan dunia ruang angkasa. Saking senengnya, ia memberi nama anaknya dengan nama salah satu planet diluar angkasa. Yang sering disebut dengan planet Merah.

Namun melihat sang ibu yang tidak satu dunia lagi dengannya, membuat Mars keluar dari hal-hal yang berbau ruang angkasa. Bukannya tidak suka. Hanya saja ia tidak kuat mengingat masa-masa dimana sang ibu selalu menceritakan dunia luar angkasa semasa hidupnya.

"Sekarang gue ganti ekskul."

Setelah vakum dari hal-hal yang berbau ruang angkasa, kini Mars mulai mencari ekstrakulikuler yang tepat. Dan pilihannya jatuh pada salah satu bidang seni bela diri yaitu Taekwondo.

"Ganti apa kalo boleh tau?"

"Kepo lo?"

Sontak Bintang langsung menatap Mars dengan malas.

Selang beberapa detik. Mata Mars menangkap seorang gadis yang tengah duduk di kursi koridor lantai satu.

Sepertinya sedang menunggu seseorang. Karena kepalanya tak henti menoleh kearah kiri, berharap seseorang segera muncul dari arah tersebut.

MarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang