"Semua orang pasti pernah merasa bosan, namun manusia jenius takkan membuang sesuatu lama yang berharga demi sesuatu baru yang menggiurkan."
***
Sepulang dari sekolah, Venus berniat mengajak Mars untuk mengunjungi Ibunya dirumah sakit. Pemuda itupun tak menolak sama sekali, justru suatu kebanggaan bisa dikenalkan oleh orang special yang ia sebut sebagai calon mertua.
"Assalamualaikum..."
Venus membuka daun pintu ruangan dengan pelan. Senyuman riang mulai terbit diwajah manisnya. Setelah melihat keadaan sang ibu yang semakin hari semakin membaik.
"Waalaikumsalam..." jawab wanita paruh baya itu tak kalah riangnya.
"Ibu udah makan?"
"Udah kok tadi. Itu siapa?"
Melihat jika anaknya tidak sendiri disana, membuat wanita itu memaksa otaknya berpikir keras. Pasalnya ia tak pernah melihat pemuda itu sebelumnya.
"Oh kenalin nama saya Mars." Mars langsung memperkenalkan diri ketika Muslifah yakni Ibunya Venus tengah menatapnya dengan tatapan menilai.
"Sejak kapan kenal sama anak saya?"
"Beberapa bulan terakhir ini bu."
Baru kali ini Mars merasa dirinya serasa berada di roller coaster dan Hatinya seperti dibolak balikkan diatas tempat penggorengan.
Nyalinya semakin lama semakin menyusut dikala Muslifah selalu menatapnya dengan penuh intimidasi.
Apakah orang diluaran sana juga pernah mengalami hal yang sama? Atau hanya dirinya saja yang punya firasat seperti itu?
"Sedekat apa kamu sama Venus?"
"Dia yang pernah Venus ceritain ke Ibu," Venus langsung menyahut.
Muslifah langsung beralih menatap putrinya. Seolah langsung mengerti dengan perkataan itu.
"Jadi pemuda ini."
Kini Muslifah kembali menatap iris Mars. "Kamu bangga karena udah berhasil membuat anak saya menyukai kamu, apa kamu sengaja mau mainin perasaannya?"
Mars menggeleng menolak ucapan itu. Baru saja ia hendak mengeluarkan serangkai kalimat namun dering ponsel disakunya mengurungkan niatnya.
"Maaf, boleh saya angkat telepon dulu?"
Setelah mendapat anggukkan dari wanita paruh baya itu, Mars langsung melangkah pergi menjauh dari jangkauan mereka.
Melihat tubuh Mars yang sudah tak kelihatan disana, Venus langsung meluapkan untaian kata yang sempat ia taham didalam mulutnya. "Ibu kok bicara kayak gitu barusan?"
"Kenapa kamu memilih lelaki itu?" Muslifah malah balik bertanya.
"Emang ada yang salah dari Mars, dia baik dan...-"
"Semua orang pasti berlaku baik diawalnya saja. Coba lihat akhirnya nanti pasti kamu bisa menilai dia baik atau malah sebaliknya." Sahut Muslifah dengan penuh penekanan disetiap katanya.
"Kelihatannya Ibu nggak suka sama Mars, kenapa?"
Venus kira, setelah memperkenalkan Mars dengan sang Ibu, itu akan menjadikan hidupnya menjadi sempurna, namun kenyataannya malah menjadikan suasana menjadi buruk.
Ia tidak menyangka jika sang Ibu bersikap seperti ini, ia kira setelah saling memperkenalkan mereka berdua, sang ibu akan mendukungnya atau memberi semangat padanya, justru yang terjadi malah sebaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mars
Teen FictionMars "Ibarat dalam susunan tata surya, Mars ingin selalu berada didekat Venus namun Bumi selalu menghalanginya." _________________________________ Mars menyukai Venus! tetapi tak pernah disangka bahwa Venus justru menyukai Langit, yakni sahabat dari...