2. Rencana

6.9K 379 9
                                    

IDGAF-Dua Lipa

Naomi dan Deon tengah memakan mie ayamnya di kantin. Mereka berdua berada di kelas yang sama, 12 IPS 4. Sedangkan Zeno berada di kelas 12 IPA 3.

Deon memakan mie ayamnya dengan cepat, sampai-sampai ia tersedak.

“Mampus... mampus...” cetus Naomi seraya menepuk kasar punggung Deon.

“Sialan lo!”

Deon menangkis tangan Naomi dengan kasar seraya menatap sengit kearah ‘ratu’-nya itu. Sedangkan Naomi tersenyum memamerkan gigi putihnya pada Deon. Manis.

“Ngapain pamer jigong?” sembur Deon.
Naomi menatap Deon dengan kepala bertumpu pada sebelah tangannya.

“Yon, nanti mampir ke rumah yuk! Ntar gue masakin ramen spesial buat lo."

“Beneran?”

“Tapi, lo bayarin makanan gue ya? Uang gue ketinggalan di kelas,” jelas Naomi lengkap dengan puppy eyes andalannya.

“Kan. Pantesan waktu lo bilang mau masakin gue, jantung gue berpacu lebih cepat.”

Deon menyentil pelan pelipis Naomi.

“Sawaddeekrab!” Celetuk Zeno yang sudah mendaratkan bokongnya di bangku.

“Yah, si banci Thailand dateng,” sambut Naomi yang kemudian dihadiahi pelototan Zeno.

“Cinderella kok mulutnya lemes banget,” sindir Zeno seraya tersenyum menyebalkan kearah Naomi.

“Anzay, Cinderella,” pekik Deon.

Naomi mengumpat kesal karena di tertawakan. Ia menatap kedua sahabatnya dengan tatapan tajam dan menusuk. Ingin rasanya ia mencabik mulut kedua cowok didepannya itu.

“Murid baru?” ucap Deon seraya menunjuk salah satu meja kantin dengan dagunya.

Ucapan Deon membuat Naomi dan Zeno melihat kearah tatapan Deon. Mata mereka menemukan gadis berambut pirang tengah makan sendirian. Gadis itu juga mengenakan seragam identitas berbeda, itu yang membuat Deon langsung menebak jika gadis itu murid baru.

“Anin. Murid baru, sekelas sama gue.” celetuk Zeno.

“Cantik,ya? Hoki banget sih lo,” timpal Deon.

Naomi memutar bola matanya, “Halah, cantikan juga gue.”

“Wo ya jelas banget,” sahut Deon dan Zeno membuat Naomi terkikik geli.

Naomi tahu, kedua temannya itu terpaksa mengucapkannya.

“Itu adiknya om-om yang kemarin gue tabrak,” ujar Zeno santai seraya menyesap es jeruk milik Naomi.

“Serius lo?”

“Tadi, gue lihat dia diantar om-om itu. Terus waktu perkenalan tadi, dia bilang kalau punya kakak laki-laki yang jarak usianya 6 tahun,” jelas Zeno.

Deon menjentikan jarinya ke udara dengan senyum mengembang, “Lo inget nggak, gara-gara om itu, kita jadi di hukum ngepel lantai tiga yang kotornya subhanallah.”

“Terus lo mau ngapain?” tanya Naomi.

“Kita dekatin dia buat balas dendam sama kakaknya. Kita buat dia jadi anak nakal kayak kita, biar dia ngerasain capeknya dihukum.”

“Setuju gue.”

“Iya, biar tau rasa,” tambah Zeno.

Ketiga sahabat itu berjalan mendekati meja yang diduduki gadis pindahan itu.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang