23. Resmi?

2.2K 144 5
                                    

Save My Love - Joseph Vincent

Dua hari pasca battle fight antara Ken melawan Zeno dan Feri, yang berakhir babak belur. Kini mereka bertiga tengah menjalani hukuman dengan di lapangan, karena aksi mereka diketahui oleh guru. Walaupun Feri tidak lagi menyerang Ken setelah Zeno menggantikannya, ia tetap saja terkena hukuman.

Deon dan Naomi menunggu Zeno diatas rooftop gedung kelas 11. Keduanya melihat dan sesekali memberi semangat Zeno yang dihukum berlari keliling lapangan. Ponsel Naomi berdering ditengah keseruan kegiatan mengobrolnya dengan Deon.

Om Voldemort is calling

Mata Naomi membulat sempurna ketika mengetahui siapa yang menginterupsi acara mengobrolnya dengan Deon. Pasalnya, sudah tiga hari Naomi sama sekali tidak berhubungan dengan Arjuna. Pun, Naomi tak melihat sosok Arjuna sama sekali.

"Heh! Itu angkat, pacarnya telpon. Malah bengong," tegur Deon sedikit menyindir.

"Ehiya!" Naomi menggelengkan kepalanya tersadar.

"Halo, Om?"

"Kamu belum pulang 'kan? Saya sudah sampai di sekolah, jemput kamu," ucap Arjuna to the point.

"Belom, Om. Masih nungguin Zeno,"

"Izin, pulang duluan. Sekalian, makan siang sama saya. Saya tahu, kamu pasti belum makan siang,"

"T-tapi Om—

"Nurut atau saya seret paksa?"

"Ck! Iyadeh, bye!"

Naomi memutus telpon sepihak dengan sebal. Kemudian memakai sepatunya tergesa-gesa. Mengapa Arjuna selalu menyebalkan? Andai Arjuna tahu, Naomi menunggu Zeno dihukum karena Zeno terlibat pertengkaran dengan Ken karena ulahnya.

"Pacaran kok manggilnya masih Om. Pacar rasa sugar daddy yah?" ejek Deon disambut pelototan Naomi.

"Kalau aja Om Juna belum sampai, udah gue pepes lo!" decak Naomi, "Dahlah, gue mau pulang dulu. Udah dijemput soalnya, bilangin Zeno ya,"

"Parah lo gak setia sama tem—

"Kalau masih kangen, ntar malem ke rumah aja! Kita bakar-bakar jagung!" teriak Naomi saraya berlari.

🌵🌵🌵

Kini, Arjuna dan Naomi tengah duduk saling berhadapan di restaurant cepat saji. Hanya suara dentingan sendok yang menemani acara makan mereka berdua. Hingga tiba pada saat mereka selesai menghabiskan makanan yang dipesannya.

"Pipi kamu, jatuh apa bertengkar?" tanya Arjuna yang penasaran dengan pipi Naomi yang membiru sebelah.

"Bertengkar sama Ken. Abisnya, aku udah gak bisa nahan kalau ketemu dia, bawaanya pengen nganterin ke neraka," jelas Naomi menggebu-gebu.

Halah sok berani batin Naomi memaki dirinya sendiri.

"Hmm... Naomi, Naomi... usia kamu sudah delapan belas tahun. Kurangi lah, bertingkah layaknya bocah yang—

"Ceramahnya dipending dulu deh, Om! Lagi males dengerin," sela Naomi.

Arjuna menghela napas berat, "Anyway, gimana ulangan ekonomi kamu?"

Pertanyaan Arjuna berhasil membuat Naomi mematung. Sedetik kemudian, tubuh gadis itu melemas seiring dengan hela napas lelahnya. Ia menyesap jus mangganya sebentar sebelum menjawab pertanyaan Arjuna.

"My score was only 70,"

"Emang biasanya, kamu hanya mendapat nilai berapa di setiap ulangan?"

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang