7. Perbedaan

4K 224 2
                                    

Live While We're Young - One Direction

Bel pulang sekolah telah berbunyi setengah jam yang lalu. Namun, Naomi masih berkutat dengan beberapa lembar kertas yang harus ia tulis 'I Promise, I Will Not Cheat Again' sebanyak 100 kali. Ketika ulangan bahasa inggris tadi, Naomi ketahuan membuka buku catatan Vina teman sebangkunya.

"Pegel, Ya Lord," celetuk Naomi seraya mengibaskan tangannya beberapa kali.

"Makanya, kalau mau nyontek tuh pinter dikit. Pake strategi,"

Deon dengan bijak menasehati Naomi.

"Baru sekali, dih. Lagian emang hari ini gue nggak hoki."

"Hoka hoki hoka hoki, emang lonya aja yang bego. Gengsi banget ngakuin bego," sambar Zeno yang telah berdiri diambang pintu kelas.

"Jen, bantuin dong," pinta Naomi dengan puppy eyes nya.

"Ogah, lo yang dosa, ya harus lo yang kena hukum,"

Naomi melebarkan matanya, "Awas aja lo! Gue gampar abis ini. Ingetin gue, kalo lupa gampar lo!"

Zeno hanya terkekeh ringan, "gampar aja, tapi minum dulu nih," ucapnya seraya menyulurkan sebotol air mineral.

Naomi terkikik sebentar sebelum menerima uluran air mineral dari Zeno. Tak perlu waktu lama untuk Naomi menandaskan isi botol air mineral itu, karena Naomi sendiri merasa haus selalu. Tak berhenti, gadis itu melemparkan botol kosong itu kearah Deon yang asik dengan gamenya.

"Diem bangke!" bentak Deon, namun tidak mengalihkan pandangannya dari ponselnya.

"Malah usil, sana lanjutkan hukuman dari Miss Asti. Inget, deadline nya tigapuluh menit lagi," lerai Zeno.

Ucapan Deon hanya disambut dengusan nafas kasar Naomi.

Setelah 15 menit berkutat dengan hukumannya, akhirnya Naomi selesai juga. Bukannya membereskan alat tulisnya setelah selesai, Naomi justru berteriak 'Gue selesai oi, gue selesai' seraya menguyel pipi Deon dan Zeno. Alhasil, Naomi harus menerima makian dari Zeno karena telah membuat cowok itu kalah dalam game nya.

Mereka bertiga kini sedang berada di parkiran setelah mengantar Naomi mengumpulkan tugas hukumannya.

"Cacing teros. Nih, pake helmnya," sindir Zeno seraya menyerahkan helm ke Naomi.

"Bentar lagi, nanggung kalo mati sama cacing yang masih kecil," seru Naomi yang masih berkutat dengan ponsel Zeno.

"Lo mau pulang jam berapa?"

"Inget, lo dikangenin anak-anak. Jangan buat mereka kecewa," timpal Deon.

"Iya iya. Jen, pake in helmnya dong" pinta Naomi yang masih terfokus pada cacingnya.

Mau tidak mau, Zeno harus mengalah dengan mengenakan helm di kepala Naomi. Ia tidak ingin sepanjang jalan nanti direcoki gadis bermata hitam legam itu. Jika ia bersama Naomi, ia akan berperan sebagai sahabat sekaligus kakak untuk cewek itu.

🌵🌵🌵

"Kakak...."

Kedatangan ketiga sahabat itu disambut dengan pelukan beberapa bocah. Mereka kini sedang berada di panti anak-anak penderita kanker. Sudah hampir dua tahun mereka menyaksikan tawa bahagia, tangis bahagia, maupun tangis kehilangan para bocah bocah malang itu.

"Nih, kakak bawa lolipop buat kalian," seru Naomi seraya membuka box, "satu satu dulu ya, besok biar Kak Zeno sama Kak Deon beliin lagi yang lebih banyak,"

Zeno melirik sinis pada Naomi.

"Ntar lo pulang lewat mana?" bisik Deon.

Gadis itu hanya meringis.

It's YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang